Penghentian Gas Rusia Perburuk Krisis Energi Eropa di Musim Dingin
GalaPos ID, Inggris.
Eropa tengah menghadapi tantangan berat di musim dingin kali ini, seiring dengan meningkatnya harga gas dan cuaca ekstrem. Dampak langsung dari penghentian transit gas Rusia oleh Ukraina semakin memperburuk kondisi.
![]() |
X: @ImperialBiz |
"Artikel ini mengulas tantangan yang dihadapi Eropa terkait energi dan cuaca ekstrem, serta upaya Uni Eropa untuk mengurangi ketergantungan pada Rusia."
Musim dingin yang keras datang bersamaan dengan meningkatnya harga gas alam di Eropa, setelah Ukraina menghentikan transit gas Rusia ke benua tersebut pada 1 Januari. Penghentian ini mengikuti berakhirnya perjanjian transportasi gas lima tahunan antara kedua negara.
Sementara suhu ekstrem yang melanda Eropa menambah kesulitan bagi warga yang harus menghadapi cuaca dingin. Di awal tahun, suhu di sejumlah kota besar Eropa seperti London, Paris, dan Berlin sempat turun di bawah nol derajat Celsius, sebuah kondisi yang jauh di bawah suhu rata-rata selama 30 tahun terakhir.
Baca juga:
Hujan salju lebat yang menyelimuti Belgia dari Rabu sore hingga Kamis waktu setempat turut memperburuk situasi, dengan temperatur terendah mencapai minus 1 derajat Celsius.
Cuaca yang dingin ini menyebabkan lonjakan permintaan pemanas di berbagai negara Eropa, sementara harga gas alam melambung tinggi karena penutupan jalur pipa gas dari Rusia.
Banyak warga Belgia mengeluhkan kenaikan harga gas yang semakin tidak terjangkau. Sejak krisis Ukraina semakin memanas, Uni Eropa berusaha mengurangi ketergantungan energi pada Rusia.
Baca juga:
Ars University Latih UMKM Padalarang Kuasai Digital Marketing di Media Sosial
Salah satu langkah yang diambil adalah membeli gas alam cair dari Amerika Serikat, meski harganya jauh lebih mahal.
Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, memperingatkan Uni Eropa bulan lalu bahwa mereka harus membeli lebih banyak minyak dan gas dari negaranya atau menghadapi ancaman tarif tinggi.
Namun, pengamat Eropa, Philipp Lausberg, menilai bahwa meskipun ada upaya untuk mengurangi ketergantungan pada energi Rusia, pasar Eropa masih membutuhkan gas alam Rusia yang lebih murah.
Baca juga:
Kematian Ikan Misterius, PKS Gunung Bayu Tunggu Hasil Lab DLH
Ini menjadikan upaya Uni Eropa untuk sepenuhnya memisahkan diri dari energi Rusia sangat sulit. Bahkan, Uni Eropa masih mendapatkan keuntungan dari gas murah Rusia yang masuk melalui jaringan pipa dari Ukraina, yang juga mendatangkan pendapatan bagi Ukraina dari biaya transit tersebut.
Dalam situasi yang semakin sulit ini, Eropa harus menghadapi musim dingin dengan solusi yang tidak mudah, sementara ketergantungan pada Rusia masih menjadi tantangan besar dalam kebijakan energi jangka panjang.