GalaPos ID, Bengkulu.
UMKM di Bengkulu kini berada pada titik kritis ketika lanskap perdagangan beralih ke platform digital. Meskipun sektor ini terbukti menjadi penopang perekonomian daerah, banyak pelaku usaha mikro yang belum mampu beradaptasi dengan ekosistem digital.
Kondisi ini diperparah oleh rendahnya literasi digital, kurangnya pelatihan teknologi informasi, serta akses internet yang belum merata.
![]() |
| Dari Bengkulu ke Dunia: Kerajinan Kulit Lantung Fajar Wonk Craft Buktikan Warisan Lokal Bisa Jadi Produk Global!. Baca di: UMKM Bengkulu |
"Digitalisasi membuka peluang besar, tetapi juga menciptakan jurang kesenjangan. Mampukah UMKM Bengkulu mengejar ketertinggalan sebelum pasar digital sepenuhnya dikuasai pemain luar?"
Baca juga:
- UMKM Kuliner Palembang Kini Punya Katalog AR
- UMKM Harus Melek Digital, Ini Pesan Ars University
- Rebranding Digital UMKM Lakessi, Sentuhan Mahasiswa UNHAS
Gala Poin:
1. UMKM Bengkulu menghadapi kesenjangan digital yang dapat melemahkan daya saing produk lokal.
2. Pasar digital membuka peluang besar, namun memerlukan literasi dan infrastruktur pendukung.
3. Inovasi, pelatihan digital, serta penguatan identitas lokal menjadi kunci kesiapan UMKM menghadapi pasar global.
Menurut data dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bengkulu, jumlah UMKM yang telah terhubung dengan platform digital masih sangat rendah jika dibandingkan dengan total pelaku usaha di wilayah tersebut.
Kesenjangan ini menciptakan ancaman bagi daya saing produk lokal, terutama ketika pasar digital kini dipenuhi pemain dari luar daerah dan bahkan luar negeri.
Di tengah kondisi tersebut, pelaku UMKM konvensional harus menghadapi kompetitor yang menawarkan harga lebih murah, kualitas lebih konsisten, serta kemasan yang lebih menarik.
Tanpa peningkatan kualitas produk dan strategi pemasaran yang adaptif, UMKM Bengkulu berisiko tersisih dari pasar digital yang semakin kompetitif.
Baca juga:
Mengulik Potensi Buah Langsat dalam Skin Care
Meski tampak menekan, pasar digital sebenarnya menawarkan peluang sangat luas. UMKM dapat menjangkau konsumen lintas daerah bahkan internasional, menekan biaya operasional, serta meningkatkan efisiensi bisnis.
Namun peluang ini hanya dapat dimanfaatkan jika ada kolaborasi kuat antara pelaku usaha, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta.
Pelatihan keterampilan digital, fasilitas akses teknologi, serta penyediaan platform pemasaran berbasis lokal menjadi langkah strategis yang mendesak.
Di sisi lain, pelaku UMKM juga dituntut memiliki kesadaran untuk terus belajar, adaptif, dan berani berinovasi. Salah satu strategi yang dinilai efektif adalah menggabungkan nilai kearifan lokal ke dalam produk UMKM.
Produk seperti kain besurek, makanan khas Bengkulu, serta kerajinan tangan dapat dikemas ulang dengan inovasi modern tanpa menghilangkan identitas budaya.
Pada akhirnya, masa depan UMKM Bengkulu sangat bergantung pada kemampuan transformasi mereka menghadapi arus digitalisasi. Digitalisasi bukan pilihan, melainkan kebutuhan mutlak untuk bertahan di pasar global.
Baca juga:
Kekurangan Darah? Atasi dengan 13 Makanan Kaya Zat Besi Ini
"UMKM Bengkulu menghadapi tekanan berat di tengah pesatnya transformasi digital. Minimnya literasi teknologi, akses internet, dan kemampuan pemasaran online membuat UMKM lokal berpotensi tersingkir dari persaingan. Artikel ini mengulas tantangan, peluang, dan solusi yang perlu segera diambil."
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #UMKMDigital #UMKMBengkulu #EkonomiLokal
.jpeg)
.jpeg)