GalaPos ID, Sumbar.
Sejak malam itu, Kamis 27 November 2025, suasana di Kampung Lubuk Ubay berubah dramatis ketika banjir dengan arus deras mengepung permukiman warga. Penerangan minim dan derasnya air memutus akses, membuat sebelas warga terjebak tanpa rute aman untuk melarikan diri.
Informasi cepat dari masyarakat membuat tim gabungan segera bergerak meski kondisi lapangan sangat berisiko.
"Evakuasi menegangkan dalam gelap malam, arus deras, dan jalur terputus. Warga selamat, tapi pemerintah mengambil kebijakan keras untuk menjaga lalu lintas Sumbar tetap bergerak."
Baca juga:
- Evakuasi Berubah Tragedi, Prajurit TNI Tertimbun Longsor dan Dua Hilang
- GBK Bergemuruh, Persija Kokoh di Papan Atas Super League 2025/26
- Jalan Vital Tarutung–Sibolga Ditargetkan Pulih dalam Dua Hari
Gala Poin:
1. Sebelas warga Lubuk Ubay dievakuasi dalam operasi malam yang penuh risiko.
2. Kondisi arus deras dan gelap menjadi tantangan utama tim gabungan.
3. Pemprov Sumbar mengeluarkan pembatasan ketat jam operasional angkutan berat.
Tiga personel BPBD Pesisir Selatan yang dipimpin EL Nasri, bersama seorang warga penunjuk arah, menjadi pihak pertama yang berusaha menembus banjir menggunakan perahu.
Namun setelah beberapa meter perjalanan, arus deras menyeret perahu ke samping dan menyangkut di antara vegetasi, memaksa tim menghentikan upaya dan menunggu bantuan tambahan. Langkah itu disusul oleh pengerahan perahu karet dari Satpolairud Polres Pesisir Selatan.
Tim gabungan mulai bergerak sekitar pukul 21.30 WIB. Penyisiran dilakukan perlahan, menyusuri aliran air sambil berusaha memecah kegelapan menggunakan lampu sorot seadanya. Setiap meter perjalanan menjadi tantangan karena arus deras bisa membalikkan perahu kapan saja.
Baca juga:
Korban Tewas Bencana Sumut Naik Jadi 116, Puluhan Masih Hilang
Setelah hampir dua jam manuver melewati pusaran air, tim berhasil mencapai kelompok warga yang terjebak. Mereka dievakuasi secara bertahap untuk memastikan keseimbangan perahu terjaga. Sekitar pukul 23.35 WIB, seluruh warga akhirnya tiba di lokasi aman.
Mereka kemudian dibawa ke Puskesmas Pasar Baru Bayang untuk pemeriksaan medis; hasilnya, tidak ada korban yang mengalami luka serius.
Kapolres Pesisir Selatan AKBP Derry Indra menegaskan faktor utama keberhasilan evakuasi adalah koordinasi antarlembaga dan dukungan masyarakat yang tidak meninggalkan lokasi meski kondisi ekstrem.
“Arus sangat deras dan akses menuju lokasi cukup sulit. Namun berkat kerja sama tim gabungan dan dukungan warga sekitar, semua korban berhasil dievakuasi dengan selamat. Keselamatan masyarakat selalu menjadi prioritas utama kami,” ungkapnya, Jumat, 28 November 2025.
Sementara itu, situasi bencana yang meluas akibat cuaca ekstrem berdampak pada infrastruktur utama di Sumbar.
![]() |
| Pemprov Sumbar menyesuaikan jam operasional angkutan berat setelah jalur utama terputus. Langkah ini untuk menjaga keselamatan, keamanan, dan kelancaran arus lalu lintas. |
Sejumlah jalur menuju Bukittinggi terputus, menyebabkan lonjakan volume kendaraan di jalur Padang–Solok via Sitinjau Lauik. Untuk meredam risiko kecelakaan dan menjaga kelancaran lalu lintas, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengeluarkan kebijakan pembatasan jam operasional angkutan berat.
Dalam rapat koordinasi pada 28 November 2025, diputuskan bahwa truk pengangkut batu bara, CPO, semen, sirtukil, dan material bangunan hanya boleh beroperasi pukul 20.00–06.00 WIB.
Keputusan ini dituangkan melalui surat resmi Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah dan berlaku mulai 29 November 2025 pukul 06.00 WIB.
Kendaraan pengangkut BBM Pertamina, sembako, LPG, dan material penanganan bencana tetap diperbolehkan melintas tanpa batas waktu mengingat sifatnya yang krusial.
Baca juga:
Mengapa Kebiasaan Kecil Lebih Penting untuk Kebahagiaan Anda
Pemerintah juga menegaskan larangan parkir di badan jalan untuk seluruh kendaraan yang terdampak pengalihan jam operasi. Hal ini untuk mencegah kemacetan yang dapat menghambat distribusi logistik dan akses evakuasi ke titik-titik bencana.
Selain itu, seluruh truk diwajibkan mematuhi ketentuan Over Dimension Over Load (ODOL). Pihak kepolisian diberikan kewenangan diskresi untuk manajemen lalu lintas sesuai dinamika yang terjadi di lapangan, terutama ketika situasi darurat membutuhkan penyesuaian cepat.
Kombinasi antara tantangan bencana hidrometeorologi dan beban lalu lintas menunjukkan bahwa Sumbar berada dalam situasi krisis yang menuntut koordinasi lintas lembaga serta kebijakan cepat namun terukur.
Baca juga:
Kembung hingga Sakit Kepala, Efek Garam yang Sering Diabaikan
"Sebelas warga Lubuk Ubay berhasil dievakuasi dari banjir arus deras. Bersamaan itu, Pemprov Sumbar menetapkan pembatasan jam operasional angkutan berat akibat jalur utama Padang–Bukittinggi terputus."
#Banjir #Longsor #Sumbar #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia
.jpeg)
.jpeg)