Kembung hingga Sakit Kepala, Efek Garam yang Sering Diabaikan

GalaPos ID, Bekasi.
Di tengah maraknya makanan kemasan dan pangan cepat saji, konsumsi garam berlebih menjadi ancaman kesehatan yang kian tak disadari publik.
Meski mudah ditemukan di hampir semua produk makanan, pakar kesehatan berulang kali mengingatkan bahwa garam adalah pedang bermata dua: dibutuhkan tubuh, namun berbahaya jika dikonsumsi terlampau banyak.

Kembung hingga Sakit Kepala: Efek Garam yang Sering Diabaikan

"Benarkah tubuh bisa memberikan sinyal ketika sudah kelebihan garam? Fakta-fakta berikut mengungkap bagaimana garam berlebih diam-diam merusak kesehatan tanpa kita sadari."

Baca juga:
Gala Poin:
1. Kelebihan garam berdampak langsung pada indera pengecap, retensi cairan, dan tekanan darah.
2. Pakar menegaskan garam bisa memicu sensasi kembung, sakit kepala, hingga pembesaran frekuensi berkemih.
2. Pembatasan garam penting untuk mencegah hipertensi dan komplikasi penyakit kronis.


Berbagai penelitian mencatat, asupan garam berlebih berkaitan langsung dengan hipertensi. Kondisi ini dapat memicu penyakit jantung hingga stroke, menjadikannya isu kesehatan publik yang mendesak untuk diantisipasi.

Sayangnya, sebagian besar masyarakat baru menyadari bahaya garam setelah gejalanya muncul. Salah satu tanda pertama kelebihan garam ialah perubahan pada indera pengecap.

Makanan rendah garam tiba-tiba terasa hambar karena tubuh sudah terbiasa dengan rasa asin yang kuat.

“Menambahkan garam pada berbagai makanan sehat yang rasanya kurang kuat seperti sayuran memang bisa membuatnya lebih enak, namun hal ini justru membuat lidah kita tak lagi mampu menerima rasa masakan yang lebih hambar,” jelas Moloo Gazzaniga dari American Dietetic Association.

Baca juga:
Ilham Permana Soroti LCI soal Bahan Baku, UMKM, dan Daya Saing Global


Tanda lain yang sering muncul adalah sensasi kembung. Kelebihan natrium dalam tubuh menyebabkan retensi cairan sehingga berat badan tampak meningkat.

“Garam di dalam tubuh mampu menahan atau mengikat cairan. Jika hal ini terjadi pada bagian pencernaan, akan menyebabkan sensasi kembung yang tidak nyaman dan berlangsung cukup lama,” ujar Bonne Taub-Dix dari Better Than Dieting.

Kondisi ini lebih sering dialami orang dewasa dan lansia. Sakit kepala juga dapat menjadi indikator konsumsi garam yang tinggi.

Natrium memengaruhi ukuran pembuluh darah, termasuk yang berada di kepala. Ketika pembuluh darah menyempit, suplai darah terganggu dan memicu nyeri kepala.

Awas! Ini Gejala Asupan Garam Terlalu Tinggi
 

Tak hanya itu, konsumsi garam berlebih juga meningkatkan frekuensi buang air kecil. Penelitian dr. Matsuo Tomohiro dari Nagasaki University (2017) menyebutkan bahwa asupan garam tinggi dapat membuat seseorang lebih sering ke toilet, bahkan pada malam hari.

“Mengurangi konsumsi garam hingga 25 persen sudah cukup untuk menurunkan frekuensi buang air kecil di malam hari,” sarannya.

Jika dibiarkan, retensi cairan bisa terlihat melalui pembengkakan pada jari, mata, atau kaki. Gejala ini sering kali diabaikan, padahal merupakan peringatan serius dari tubuh.

Di tengah meningkatnya risiko penyakit tidak menular, membatasi asupan garam bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan publik.

 

Baca juga:
Bukan Asam Urat Biasa, Kenali Tanda Rematik

"Mengulas tanda-tanda tubuh kelebihan garam yang sering tak disadari masyarakat, mulai dari perubahan indera pengecap hingga gangguan kesehatan akibat retensi cairan dan hipertensi."

#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #Garam #Hipertensi #Kesehatan

Lebih baru Lebih lama

Nasional

نموذج الاتصال