GalaPos ID, Kab. Agam-Sumbar.
Tragedi banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Agam kembali memperlihatkan skala kerusakan dan jumlah korban yang semakin meningkat.
Hingga Jumat malam, 28 November 2025, Posko Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Agam merilis data terbaru: 74 orang meninggal dunia dan 78 orang masih dalam pencarian.
"Saat tim pencari terus menyisir lumpur dan puing dalam dinginnya malam Agam, angka korban bencana kian bertambah. Di balik data yang terus bergerak, ada keluarga yang menunggu, ada harapan yang belum padam."
Baca juga:Gala Poin:
- Warga Lubuk Ubay Selamat dari Banjir, Sumbar Batasi Operasional Truk Berat
- Presiden Prabowo Tekankan Kewaspadaan Bencana dan Perlindungan Lingkungan
- 174 Tewas! Respons Darurat Jalan, Mitigasi Bencana Sumatera Tidak Jalan
1. Jumlah korban meninggal mencapai 74 orang, sementara 78 warga masih hilang dan terus dicari tim gabungan.
2. Wilayah Palembayan menjadi lokasi dengan korban terbanyak, terutama di Subarang Aia dan Koto Alam.
3. Kerusakan fasilitas pendidikan dan ratusan rumah menimbulkan kerugian material lebih dari Rp13 miliar.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Kabid KL) BPBD Agam, Abdul Ghafur, menyebutkan bahwa puluhan korban meninggal berasal dari sejumlah kecamatan terdampak. Rinciannya meliputi Malalak 10 korban, Matur 1 korban, Tanjung Raya 2 korban, dan Palupuh 1 korban.
Korban terbanyak ditemukan di Kecamatan Palembayan, dengan sebaran sebagai berikut:
Koto Alam: 27 korban
Kampung Tangah: 7 korban
Kampung Tangah Timur: 9 korban
Subarang Aia: 17 korban
“Dari 74 korban meninggal dunia, 6 korban belum diketahui identitasnya,” ujar Abdul Ghafur dalam keterangan tertulis, Jumat, 28 November 2025.
Sementara itu, 78 korban yang masih hilang berasal dari wilayah Malalak (7 orang), Tanjung Raya (2 orang), serta kawasan Palembayan—meliputi Koto Alam (3 orang), Kampung Tangah (12 orang), Kampung Tangah Timur (4 orang), dan Subarang Aia (50 orang).
“Saat ini tim gabungan masih melakukan upaya pencarian terhadap seluruh korban yang masih dinyatakan hilang,” lanjutnya.
Di luar korban jiwa, Pemerintah Kabupaten Agam juga mencatat kerusakan fasilitas publik dan bangunan warga dalam skala besar. Sebanyak 55 fasilitas pendidikan mengalami kerusakan, dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp705 juta.
Sementara untuk permukiman warga, kerusakan meliputi:
468 unit rumah rusak ringan
26 unit rusak sedang
49 unit rusak berat
![]() |
| Pemprov Sumbar menyesuaikan jam operasional angkutan berat setelah jalur utama terputus. Langkah ini untuk menjaga keselamatan, keamanan, dan kelancaran arus lalu lintas. |
Total kerugian material diperkirakan mencapai lebih dari Rp13 miliar.
Situasi ini menandai salah satu bencana paling mematikan di Agam dalam beberapa tahun terakhir. Dengan puluhan warga masih belum ditemukan, upaya pencarian dan identifikasi masih menjadi prioritas utama di lapangan.
Namun kondisi geografis yang labil serta ancaman longsor susulan membuat operasi SAR berlangsung penuh risiko.
Baca juga:
Kabinet Merah Putih Siap Rapat Akhir Pekan Hingga 2027
"Jumlah korban banjir dan longsor di Agam kembali bertambah menjadi 74 orang meninggal dunia dan 78 hilang. Kerusakan sekolah serta ratusan rumah menambah panjang daftar kerugian, sementara tim gabungan masih berjuang melakukan pencarian di tengah cuaca tidak menentu."
#Agam #Longsor #Sumbar #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

.jpeg)