GalaPos ID, Jakarta.
Rematik, atau dalam istilah medis disebut rheumatoid arthritis (RA), bukanlah penyakit sepele.
Ia merupakan peradangan sendi kronis yang timbul karena gangguan sistem imunitas tubuh, yang ironisnya justru menyerang jaringan sendiri, bukan melindunginya.
“Jika sendi terasa nyeri, kaku di pagi hari, dan muncul benjolan aneh di bawah kulit, jangan buru-buru menyalahkan usia atau aktivitas berat. Bisa jadi, tubuh Anda sedang berperang dengan dirinya sendiri.”
Baca juga:
- Semangat Abadi SMANSA 2002, Dari Malioboro ke Prambanan
- Komitmen Diuji, Perang Prabowo pada Korupsi dan Mafia Tambang
- 17+8 Tuntutan Dijawab, Tapi Apakah DPR Benar Berubah?
Gala Poin:
1. Rematik adalah penyakit autoimun kronis yang menyerang sendi dan bisa menyebabkan kecacatan jika tidak ditangani.
2. Diagnosis rematik memerlukan pemeriksaan menyeluruh karena gejalanya mirip dengan penyakit lain.
3. Belum ada obat yang menyembuhkan rematik secara total, tetapi pengobatan dan operasi bisa membantu mengontrol gejala.
“Rasa nyeri yang ditimbulkan oleh rematik mirip dengan nyeri asam urat atau nyeri yang ditimbulkan akibat keseleo,” demikian penjelasan dalam keterangan medis yang dihimpun.
Peradangan ini biasanya menyerang jaringan sinovium—lapisan tipis yang membungkus sendi—yang kemudian menyebabkan sendi menjadi bengkak, nyeri, rusak, hingga kehilangan fungsi.
Dalam kondisi parah, rematik bisa menyebabkan cacat. Faktor risiko rematik pun tak bisa diabaikan. Wanita memiliki risiko 2–3 kali lebih tinggi dibanding pria.
Usia 40 hingga 60 tahun menjadi rentang paling rawan. Faktor genetik juga memegang peranan penting.
Baca juga:
Petrokum Diujicoba: Tikus Mati, Panen Padi Selamat?
“Apabila Anda memiliki anggota keluarga yang pernah terkena rematik, Anda berisiko tinggi untuk mengalami hal yang sama,” tulis penjelasan tersebut.
Gejala yang muncul pun beragam, mulai dari kekakuan sendi di pagi hari, pembengkakan simetris pada persendian, hingga munculnya benjolan (nodul) seukuran kacang hijau di bawah kulit.
Pada kasus lain, penderita bisa mengalami kesemutan akibat saraf yang terjepit.
Diagnosis yang Rumit, Penanganan yang Terus Berkembang
Mendiagnosis rematik tidak mudah, terutama pada stadium awal. Gejala yang mirip dengan penyakit lain membuat dokter perlu melakukan serangkaian tes seperti pemeriksaan fisik, X-ray, tes faktor rheumatoid, hingga analisis cairan sendi.
Sayangnya, belum ada obat yang benar-benar bisa menyembuhkan rematik secara total.
Namun, berbagai pilihan pengobatan tersedia untuk mengendalikan gejala dan mencegah kerusakan sendi yang lebih parah.
NSAID, kortikosteroid, hingga DMARDs merupakan jenis-jenis obat yang umum diberikan kepada pasien. Pada kasus lebih berat, tindakan operasi seperti perbaikan tendon, penggantian sendi total, hingga fusi sendi menjadi opsi terakhir.
Meski demikian, pengobatan medis sebaiknya diiringi dengan pola hidup sehat seperti olahraga rutin, pola makan seimbang, cukup tidur, dan manajemen stres yang baik.
Baca juga:
Lewat Wayang, Dalang Cilik Kulon Progo Serukan Perdamaian
Disclaimer
Informasi yang disajikan di sini disediakan hanya untuk tujuan pengetahuan umum dan informasi edukatif. Konten ini bukan merupakan nasihat medis, diagnosis, maupun pengganti konsultasi profesional dengan tenaga kesehatan yang berlisensi.
Jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran terkait kondisi kesehatan, gejala, atau perawatan medis tertentu, segera konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis profesional. Jangan pernah mengabaikan saran medis profesional atau menunda pencarian bantuan medis berdasarkan informasi yang Anda baca di sini.
Kami tidak bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan yang diambil berdasarkan informasi yang disediakan dalam konten ini.
Baca juga:
Melonjak, Kasus HIV AIDS di Gorontalo Tembus Ribuan
“Rematik bukan sekadar nyeri sendi biasa. Penyakit ini muncul karena tubuh salah mengenali jaringannya sendiri sebagai ancaman. Apa yang sebenarnya terjadi? Dan bagaimana masyarakat bisa mengenali gejalanya sejak dini?”
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #RematikBukanAsamUrat #Kesehatan #Autoimun