GalaPos ID, Jakarta.
Penyesuaian harga BBM non-subsidi oleh PT Pertamina per 1 September 2025 menyisakan catatan panjang soal ketimpangan harga antarwilayah.
Meskipun masyarakat di Pulau Jawa dan Bali menikmati harga Dexlite yang turun menjadi Rp13.600 per liter, di Kalimantan Selatan harga masih mencapai Rp14.200, dan di Aceh Rp13.900.
“Harga BBM turun—tapi tidak untuk semua. Dari Jakarta hingga Yogyakarta, konsumen menikmati harga baru yang lebih rendah. Namun, di Kalimantan Selatan hingga Papua, harga tetap tinggi. Di mana keadilan energi yang dijanjikan?”
Baca juga:
- Kenapa SPBU Swasta Naik Harga Saat Pertamina Turunkan?
- Penolakan di Enggano: Sawit Bukan Solusi, Tapi Ancaman Ekologis
- Remaja Masjid Didorong Jadi Pelopor Pariwisata Religi
Gala Poin:
1. Harga BBM non-subsidi masih timpang antar daerah, meski secara nasional ada penurunan.
2. Pertamina belum menjelaskan detail transparan soal disparitas harga antarwilayah.
3. Keadilan energi masih menjadi tantangan besar di luar Jawa dan Bali.
Contoh lainnya, harga Pertamax tetap Rp12.200 di DKI Jakarta, namun di Sumatera Barat dan Riau tercatat Rp12.800, bahkan lebih mahal dibanding Kalimantan Tengah yang justru turun jadi Rp12.500.
Fenomena ini bukan hal baru, namun selalu mengundang tanya.
Mengapa harga BBM yang dikelola BUMN seperti Pertamina tidak memiliki skema harga yang lebih merata?
Bukankah BBM merupakan kebutuhan pokok publik yang strategis?
Baca juga:
Yaqut Hadir sebagai Saksi, Kuota Haji Rp1 Triliun Jadi Sorotan
Pihak Pertamina dalam beberapa pernyataan sebelumnya menyebutkan bahwa harga ditentukan oleh berbagai faktor seperti biaya distribusi, logistik, dan tarif pajak daerah, namun tidak pernah ada rincian transparan untuk publik mengenai penyebab pasti disparitas harga tersebut.
Padahal, selama bertahun-tahun, masyarakat luar Jawa telah menyuarakan aspirasi keadilan energi.
“Kami bayar sama pajaknya, tapi kenapa beli bensin lebih mahal?” keluh seorang warga Samarinda yang diwawancarai dalam laporan terdahulu.
Sementara itu, jenis BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Biosolar tetap dibanderol Rp10.000 dan Rp6.800 per liter secara nasional, namun perbedaan harga tajam tetap terasa pada jenis non-subsidi.
Jika tujuan energi nasional adalah pemerataan, data ini menunjukkan masih adanya jurang antara pusat dan daerah dalam akses BBM yang adil dan setara.
Daftar lengkap harga BBM Pertamina terbaru per 1 September 2025:
Aceh
Pertalite Rp10.000 per liter
Pertamax Rp12.500 per liter
Pertamax Turbo Rp13.400 per liter
Dexlite Rp13.900 per liter
Pertamina Dex Rp14.150 per liter
Biosolar (subsidi) Rp6.800 per liter
Free Trade Zone (FTZ) Sabang
Pertalite Rp10.000 per liter
Pertamax Rp11.500 per liter
Dexlite Rp12.700 per liter
Biosolar (subsidi) Rp6.800 per liter
Baca juga:
Syariah atau Sensor, Seniman Nasional Kritik MPU
Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu
Pertalite Rp10.000 per liter
Pertamax Rp12.800 per liter
Pertamax Turbo Rp13.700 per liter
Dexlite Rp14.200 per liter
Pertamina Dex Rp14.450 per liter
Biosolar (subsidi) Rp6.800 per liter
Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Bangka Belitung
Pertalite Rp10.000 per liter
Pertamax Rp12.500 per liter
Pertamax Turbo Rp13.400 per liter
Dexlite Rp13.900 per liter
Pertamina Dex Rp14.150 per liter
Biosolar (subsidi) Rp6.800 per liter
Baca juga:
Cerita Tantida Isa, Relawan Bakti BUMN di Mandalika
Free Trade Zone (FTZ) Batam
Pertalite Rp10.000 per liter
Pertamax Rp11.700 per liter
Pertamax Turbo Rp12.450 per liter
Dexlite Rp12.900 per liter
Pertamina Dex Rp13.150 per liter
Biosolar (subsidi) Rp6.800 per liter
DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, NTB
Pertalite Rp10.000 per liter
Pertamax Rp12.200 per liter
Pertamax Turbo 13.100 per liter
Pertamax Green 95 Rp13.000 per liter
Dexlite Rp13.600 per liter
Pertamina Dex Rp13.850 per liter
Biosolar (subsidi) Rp6.800 per liter
Baca juga:
Sabang Didukung Jadi Model Wakaf Pariwisata Nasional
Nusa Tenggara Timur
Pertalite Rp10.000 per liter
Pertamax Rp12.200 per liter
Pertamax Turbo Rp13.100 per liter
Dexlite Rp13.600 per liter
Pertamina Dex Rp13.850 per liter
Biosolar Nonsubsidi Rp13.500 per liter
Biosolar (subsidi) Rp6.800 per liter
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara
Pertalite Rp10.000 per liter
Pertamax Rp12.500 per liter
Pertamax Turbo Rp13.400 per liter
Dexlite Rp13.900 per liter
Pertamina Dex Rp14.150 per liter
Biosolar (subsidi) Rp6.800 per liter
Baca juga:
Ojol Terlindas, Kapolri Minta Maaf
Kalimantan Selatan
Pertalite Rp10.000 per liter
Pertamax Rp12.800 per liter
Pertamax Turbo Rp13.700 per liter
Dexlite Rp14.200 per liter
Pertamina Dex Rp14.450 per liter
Biosolar (subsidi) Rp6.800 per liter
Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo
Pertalite Rp10.000 per liter
Pertamax Rp12.500 per liter
Pertamax Turbo Rp13.400 per liter
Dexlite Rp13.900 per liter
Pertamina Dex Rp14.150 per liter
Biosolar (subsidi) Rp6.800 per liter
Baca juga:
Rantis Brimob Lindas Ojol, Massa Geruduk Mako Kwitang
Maluku, Maluku Utara
Pertalite Rp10.000 per liter
Pertamax Rp12.500 per liter
Dexlite Rp13.900 per liter
Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Selatan
Pertalite Rp10.000 per liter
Pertamax Rp12.500 per liter
Dexlite Rp13.900 per liter
Biosolar (subsidi) Rp6.800 per liter
Papua Barat, Papua Barat Daya
Pertalite Rp10.000 per liter
Pertamax Rp12.500 per liter
Dexlite Rp13.900 per liter
Pertamina Dex Rp14.150 per liter
Biosolar (subsidi) Rp6.800 per liter
Baca juga:
Korban Kekerasan Istri Oknum Polisi, Bukti Disita Paksa
“Harga BBM non-subsidi seperti Pertamax dan Dexlite memang turun di beberapa provinsi, tapi ketimpangan harga antar wilayah kembali jadi sorotan. Masyarakat Papua hingga Kalimantan tetap membeli BBM dengan harga lebih tinggi. Ke mana arah keadilan energi nasional?”
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #KeadilanEnergi #HargaBBM2025 #BBMTidakMerata