GalaPos ID, Aceh.
Dalam iklim pembangunan ekonomi umat berbasis syariah, Kota Sabang menghadirkan gagasan segar. Seorang da’i muda sekaligus Imam Masjid Al-Falah Gampong Ujong Kareung, Tgk. Muchtar Andhika, mengemukakan bahwa potensi wakaf di kota kepulauan ini harus mulai diarahkan ke sektor produktif yang berbasis pariwisata.
“Sabang bukan hanya indah untuk wisata, tapi juga bisa jadi contoh nasional dalam mengelola wakaf produktif berbasis pariwisata.” — Tgk. Muchtar Andhika, Da’i Muda Sabang."
Baca juga:
- Syariah atau Sensor, Seniman Nasional Kritik MPU
- Cerita Tantida Isa, Relawan Bakti BUMN di Mandalika
- Ojol Terlindas, Kapolri Minta Maaf
Gala Poin:
1. Dorongan agar wakaf di Sabang diarahkan ke sektor pariwisata oleh Tgk. Muchtar Andhika untuk menciptakan ekonomi umat berbasis lokal.
2. Pentingnya profesionalisasi nazir dan perencanaan strategis dalam pengelolaan wakaf, sebagaimana ditegaskan oleh Kemenag dan BWI.
3. Sabang dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi model nasional dalam pengelolaan wakaf produktif jika ditindaklanjuti secara konkret.
Gagasan ini mengemuka dalam acara Pembinaan Nazir Gampong dan Instansi Terkait yang digelar Badan Wakaf Indonesia (BWI) Perwakilan Kota Sabang di Aula Kantor Kementerian Agama setempat, Rabu, 27 Agustus 2025.
Acara yang dibuka oleh Kepala Kantor Kemenag Kota Sabang, Samsul Bahri, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan tanah dan aset wakaf, agar lebih profesional dan berintegritas.
Dalam sambutannya, Samsul menegaskan bahwa pengelolaan tanah wakaf tidak boleh menyimpang dari aturan hukum.
“Tanah wakaf tidak boleh ditukar guling. Harta agama yang kita kelola dengan baik dan produktif akan mewujudkan masyarakat yang kuat secara ekonomi,” tegasnya merujuk pada Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.
Baca juga:
Rantis Brimob Lindas Ojol, Massa Geruduk Mako Kwitang
Sementara itu, Prof. Fauzi Saleh, Ketua BWI Provinsi Aceh sekaligus Guru Besar Ilmu Fiqh UIN Ar-Raniry, mendorong adanya perencanaan sistematis dari BWI Kota Sabang.
Ia menilai bahwa pengelolaan wakaf yang modern tak cukup hanya pada pendataan aset, tapi harus memuat strategi jangka panjang.
“Harus ada imajinasi dari pengurus untuk menggerakkan wakaf di Kota Sabang ini menjadi produktif,” ujarnya.
“Peta proses bisnis akan membantu mengidentifikasi aset, merumuskan model pengelolaan, hingga memastikan transparansi pemanfaatannya.”
Ia juga menyebut bahwa letak strategis Sabang sebagai kota wisata bisa membuka peluang luar biasa untuk wakaf produktif.
Aset-aset wakaf dapat dikembangkan ke berbagai sektor seperti penginapan, pusat oleh-oleh, jasa travel, dan kuliner, yang selama ini masih dikuasai sektor swasta atau luar daerah.
Gagasan senada datang dari Tgk. Muchtar Andhika. Menurutnya, pembinaan nazir ini merupakan momentum penting untuk menggeser paradigma lama tentang wakaf.
Ia mengajak agar wakaf tidak hanya dimaknai sebagai bentuk ibadah pasif, tetapi juga sebagai instrumen aktif dalam menggerakkan ekonomi masyarakat lokal.
“Sabang harus didorong menjadi contoh nasional dalam pengelolaan wakaf produktif berbasis pariwisata,” tegasnya.
Baca juga:
Korban Kekerasan Istri Oknum Polisi, Bukti Disita Paksa
Acara ini juga dihadiri oleh Ketua BWI Kota Sabang, Hamdani A. Jalil bersama jajaran, serta sejumlah nazir gampong dan perwakilan instansi terkait.
Para peserta sepakat bahwa pemetaan aset dan manajemen wakaf profesional menjadi syarat mutlak untuk menjadikan wakaf sebagai kekuatan ekonomi umat yang berkelanjutan.
Namun tantangannya kini adalah keberanian untuk mengeksekusi. Apakah semangat dan wacana ini akan berlanjut menjadi kebijakan? Ataukah hanya akan berhenti di seminar dan pelatihan tanpa implementasi nyata?
Sabang telah menawarkan pemandangan laut yang memesona. Kini, akankah kota ini juga menjadi pelopor ekonomi syariah yang menyatu dengan nilai-nilai kearifan lokal dan keindahan alamnya?
Baca juga:
Bunga Citra Lestari: “Kami Bisa Disomasi Karena Menyanyi”
“Dai muda dan Imam Masjid Al-Falah Sabang, Tgk. Muchtar Andhika, mengusulkan pendekatan baru dalam pengelolaan wakaf: menjadikannya berbasis pariwisata. Dalam forum pembinaan nazir yang digelar oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI), suara kritis dan segar ini mengajak Sabang menjadi model nasional dalam pengelolaan wakaf produktif.”
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #WakafProduktif #SabangBerdaya #EkonomiUmat