GalaPos ID, Jakarta.
Rencana konsolidasi sembilan sektor bisnis nasional oleh Danantara Indonesia kian menjadi sorotan, dan sektor gula berada di jantung perdebatan.
Di atas kertas, langkah ini disebut akan membawa Indonesia menuju swasembada pada 2028–2030.
“Angka konsumsi gula terus naik, tapi produksi dalam negeri masih terseok. Apakah investasi raksasa Danantara akan mengubah wajah industri gula Indonesia?”
Baca juga:
- Sekolah Rakyat Dibangun, SDN Roboh Terlupakan?
- Jurnalis di Gaza Anas al-Sharif Gugur, Dunia Diam
- Dari Lahan Sempit, Sukma Buktikan Cabai Jawa Bernilai Tinggi
Gala Poin:
1. Kebutuhan gula domestik jauh melampaui produksi nasional saat ini.
2. Danantara didorong untuk konsolidasikan sektor gula tanpa mengabaikan kepentingan petani.
3. DPR minta transisi didukung dengan birokrasi yang disederhanakan dan diawasi ketat.
Namun di tengah jurang defisit 6 juta ton gula dan birokrasi yang kerap menghambat, muncul pertanyaan mendasar.
Apakah investasi raksasa Danantara benar-benar akan memandirikan industri gula?
Atau justru memperbesar ketergantungan pada pemain besar sambil meninggalkan petani di pinggir jalan?
Baca juga:
Bondowoso Kekeringan, Warga Hidup dari 10 Liter Air
Konsolidasi sembilan sektor bisnis nasional oleh Danantara Indonesia menjadi sorotan politik. Salah satu sektor strategis, yakni gula, dianggap sebagai kunci swasembada pangan Indonesia.
Legislator Komisi VI DPR RI, Sarifah Suraidah Harum, menegaskan bahwa Danantara harus menjadikan kesejahteraan petani sebagai prioritas utama.
“Swasembada gula bukan hanya soal tata kelola bisnis, tetapi kedaulatan pangan bangsa sesuai amanat konstitusi,” tegas Bunda Harum, politisi Golkar dari Dapil Kalimantan Timur, dalam keterangan resmi yang diterima redaksi Selasa, 12 Agustus 2025.
Baca juga:
13,77 Juta Ton Sampah Terbengkalai, Siapa Peduli?
Dalam proses konsolidasi ini, ia juga meminta agar pemerintah mempermudah birokrasi. Penyederhanaan izin dan dukungan dalam bentuk pendampingan dinilai penting agar BUMN dan Danantara bisa menjalankan transisi dengan efisien.
“Target swasembada gula nasional tahun 2028–2030 sangat mungkin tercapai jika semua pihak bergerak bersama,” ujarnya optimistis.
Dengan kebutuhan nasional 9,1 juta ton dan produksi hanya 2,59 juta ton, Indonesia terus bergantung pada impor.
Konsolidasi yang dijalankan Danantara diharapkan bisa mengubah ketergantungan itu menjadi kemandirian.
Danantara dianggap memiliki kapasitas investasi besar dan mandat langsung untuk efisiensi industri gula — mulai dari modernisasi pabrik hingga peningkatan produktivitas petani.
Baca juga:
Pendidikan yang Terlupakan di SDN 3 Kutajaya
“Langkah Danantara Indonesia dalam mengkonsolidasikan bisnis gula nasional dipantau ketat oleh DPR. Politisi Golkar, Bunda Harum, mengingatkan agar kepentingan petani menjadi prioritas dalam mengejar swasembada.”
#GulaNasional #Danantara2025 #SwasembadaPangan #PetaniBerdaya #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia