GalaPos ID, Jakarta.
Nama Heni Purnamasari, atau yang dikenal luas sebagai Heni Sagara, kembali menjadi pembicaraan publik. Apoteker sekaligus pengusaha di bidang kecantikan ini terpaksa kembali angkat bicara usai terseret dalam rekaman suara yang muncul di persidangan antara Nikita Mirzani dan Reza Gladys.
“Dituduh tanpa bukti, diserang dari segala penjuru, tapi ia mencoba memberi klarifikasi. Inilah kisah Heni Sagara, apoteker dan pengusaha skincare dari Sumedang yang mencoba melawan fitnah demi menyelamatkan nama baik dan bisnisnya.”
Baca juga:
- Sekolah Rakyat Dibangun, SDN Roboh Terlupakan?
- Saat Pendidikan Tergerus Longsor dan Banjir
- Perang Prioritas Tasikmalaya, Infrastruktur Atau Pendidikan?
Gala Poin:
1. Tuduhan Tak Berdasar: Heni Sagara dituduh sebagai pemilik suara dalam rekaman persidangan Nikita Mirzani, namun kemudian terbukti tidak benar.
2. Fitnah Lama Kembali Naik: Ia sempat disebut sebagai “mafia skincare” oleh dua dokter dalam podcast, meski tak ada bukti hukum yang mendukung klaim tersebut.
3. Serangan Digital dan Langkah Hukum: Heni menghadapi hoaks, peretasan, dan doxing yang mengancam keselamatannya; kini ia mengambil langkah hukum untuk melawan.
Menanggapi tuduhan yang menyebut dirinya sebagai pemilik suara dalam rekaman tersebut, Heni pun angkat bicara terkait hal reputasinya.
“Semua kerja keras saya nyaris hancur akibat stigma yang ditempelkan begitu saja tanpa dasar,” kata Heni dalam pernyataannya, Senin, 11 Agustus 2025.
Rekaman yang berisi dugaan percakapan pengaturan aparat itu langsung memicu hujan komentar negatif terhadap Heni di media sosial.
Namun, fakta mulai terungkap ketika Lucinta Luna mengunggah rekaman yang sama dan menyebut nama pemilik suara asli—yang ternyata bukan Heni.
Baca juga:
LBH K-SARBUMUSI Diperkuat Figur Muda NU
Pernyataan Lucinta ini diperkuat oleh Nikita Mirzani yang turut membantah keterlibatan Heni melalui unggahan ulang (repost).
“Fakta ini membuktikan tuduhan terhadap saya salah alamat. Semoga ini menjadi pelajaran untuk selalu tabayyun sebelum menyebarkan kabar,” lanjut Heni, menyerukan pentingnya verifikasi sebelum menyebarkan informasi.
Fitnah terhadap Heni bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya, ia sempat disinggung dalam sebuah podcast oleh dr. Oky Pratama dan dr. Richard Lee.
Dalam tayangan itu, istilah “mafia skincare” digunakan tanpa bukti yang jelas, mencoreng reputasi Heni yang telah bertahun-tahun membangun bisnis skincare legal dan terdaftar di BPOM.
“Saya bukan mafia skincare, saya apoteker yang bekerja mengikuti aturan. Nama saya dicatut dan reputasi saya diserang, tapi saya percaya kebenaran akan menemukan jalannya,” tegasnya.
Heni diketahui menjalankan pabrik skincare yang seluruh produknya telah lolos uji dan berizin resmi. Perusahaannya pun menjadi tulang punggung ribuan pekerja di sektor kecantikan.
Baca juga:Selain tuduhan tak berdasar, Heni juga menjadi korban serangan digital yang sistematis. Pada Oktober 2024, ia diterpa hoaks kematian yang sempat membuat keluarganya panik.
Kos Sempit, Pil Koplo Menumpuk! Fakta Jaringan Narkoba Gresik
Di bulan April 2025, situs resmi Marwah—brand yang terkait dengan bisnisnya—dibajak dan dipalsukan.
Lebih mengkhawatirkan lagi, ia mengalami doxing. Data pribadinya disebar ke publik, membahayakan keamanan dirinya dan keluarga.
Baca juga:Tak tinggal diam, tim kuasa hukum Heni menyatakan akan menempuh jalur hukum terhadap para penyebar hoaks, fitnah, peretas situs, dan pelaku doxing.
Dari Lahan Sempit, Sukma Buktikan Cabai Jawa Bernilai Tinggi
Di akhir pernyataannya, Heni menyerukan pentingnya sikap kritis dan etis dalam menerima informasi.
“Di era banjir informasi, kabar bohong bisa lebih cepat menyebar daripada klarifikasi. Prinsip tabayyun bukan hanya ajaran agama, tapi pedoman moral agar kita tidak ikut merusak nama baik orang yang tak bersalah,” ujarnya.
Baca juga:
13,77 Juta Ton Sampah Terbengkalai, Siapa Peduli?
“Heni Sagara, pengusaha skincare asal Sumedang, akhirnya buka suara setelah namanya kembali diseret dalam pusaran isu rekaman sidang Nikita Mirzani dan tudingan lama sebagai “mafia skincare.” Ia mengungkap dampak serangan digital terhadap hidup dan bisnisnya, serta komitmennya melawan fitnah melalui jalur hukum.”
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #LawanHoaks #TabayyunDulu #DigitalSafety #KebenaranAkanMenang #HeniSagaraBicara