Tantangan di Balik Pertumbuhan Ekonomi Syariah
GalaPos ID, Jakarta.
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Prof. Waryono Abdul Ghofur, mengungkapkan hanya Rp13 triliun dari potensi zakat nasional Rp327 triliun yang benar-benar tercatat secara resmi. Meski tumbuh, ekonomi syariah Indonesia menghadapi tantangan besar: rendahnya realisasi zakat, gap integrasi, dan lemahnya koordinasi antar sektor.
“Dari potensi zakat Rp327 triliun, hanya Rp13 triliun yang tercatat. Sebuah ironi di tengah geliat ekonomi syariah yang tumbuh pesat."
Baca juga:
- Ekonomi Syariah Tumbuh di Tengah Krisis Global
- Video Dugem Viral, Pria Batu Bara Lapor Polisi
- Peluang Usaha Reptil, Cuan Bisnis Alternatif Anak Muda
Gala Poin:
1. Realisasi zakat hanya 4% dari potensi nasional.
2. Sertifikasi halal berkembang pesat, tapi belum menyeluruh.
3. Kurangnya koordinasi antar pelaku ekonomi syariah.
"Banyak masyarakat berzakat langsung ke mustahik tanpa melalui lembaga resmi. Ini membuat data tidak tercatat dan kemanfaatannya tidak bisa diukur secara strategis," jelas Prof. Waryono Abdul Ghofur, dalam diskusi Kamisan, dengan tema “Perkembangan dan Tantangan Ekonomi Syariah Indonesia”, pada Kamis, 10 Juli 2025.
Abdul Syakur dari BPJPH melaporkan 7 juta produk telah bersertifikasi halal, meskipun hanya memiliki anggaran untuk 1 juta sertifikat.
Sebanyak 28 dari 90 LPH telah bertaraf internasional, dan 33 negara mengajukan pendaftaran ke Indonesia.
Baca juga:
Data Diperjualbelikan, Warga Jadi Korban & Pelaku Judol
Prof. Ma'ruf Amin menegaskan pentingnya peran label halal sebagai pelindung umat.
"Label halal harus jadi perlindungan umat, bukan alat negara produsen lain," tegasnya.
Ali Sakti dari Bank Indonesia menyoroti kurangnya integrasi antara pelaku ekonomi halal dan lembaga keuangan syariah.
"Mereka bekerja seperti gasing yang berputar sendiri-sendiri," ujarnya.
KNEKS telah membentuk KDEKS di 37 daerah, dan 25 provinsi memasukkan ekonomi syariah ke RPJPD. Namun tantangan agraria tetap jadi isu utama."Dengan lahan 0,3 hektar per petani, mustahil bicara soal kesejahteraan," kata Prof. Bustanul dari CSED.
Prof. Ma'ruf menambahkan bahwa lahan tidur harus dioptimalkan melalui skema sosial dan wakaf produktif.
Baca juga:
Ekspor Reptil dari Tuban! Langkah Kecil, Dampak Besar
Diskusi Kamisan kali ini menghadirkan para ahli dan tokoh penting dari berbagai lembaga seperti KNEKS, BAZNAS, BWI, BPJPH, dan Bank Indonesia.
Mereka bersama-sama membahas perkembangan pesat ekonomi syariah serta tantangan yang masih harus dihadapi. Beberapa tokoh yang hadir antara lain:
- Prof. KH. Ma’ruf Amin, Wakil Presiden RI ke-13
- Prof. Waryono Abdul Ghofur dari Kemenag RI
- Abdul Syakur dari BPJPH
Baca juga:- Ali Sakti dari Bank Indonesia
IWO Batu Bara Desak Evaluasi Unit Tipikor
- Sutan Emir Hidayat dari KNEKS
- Prof. Bustanul Arifin dari INDEF
Diskusi ini menegaskan pentingnya kerjasama antar lembaga untuk menguatkan ekonomi syariah Indonesia. Dengan semangat bersama, mereka berharap ekonomi syariah bisa tumbuh lebih cepat dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.
Baca juga:
Sindikat Judi Kamboja Gunakan Data KTP Warga Bali
“Meski tumbuh, ekonomi syariah Indonesia menghadapi tantangan besar: rendahnya realisasi zakat, gap integrasi, dan lemahnya koordinasi antar sektor.”
#TantanganSyariah #ZakatNasional #HalalIndonesia #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia