Ekonomi Syariah Tumbuh di Tengah Krisis Global
GalaPos ID, Jakarta.
Diskusi Kamisan Center for Sharia Economic Development (CSED) yang dihadiri Prof. KH. Ma'ruf Amin dan sejumlah pakar mengungkapkan perkembangan ekonomi syariah Indonesia yang tetap tumbuh di tengah ketidakpastian global.
Ekonomi syariah Indonesia justru mencatat pertumbuhan positif, dengan kontribusi besar dari sektor halal dan pasar modal syariah.
“Meski dunia tidak sedang baik-baik saja, sektor halal Indonesia tumbuh 9,16 persen pada awal 2025. Sebuah sinyal bahwa fondasi ekonomi syariah semakin kokoh.”
Baca juga:
- Video Dugem Viral, Pria Batu Bara Lapor Polisi
- Peluang Usaha Reptil, Cuan Bisnis Alternatif Anak Muda
- Data Diperjualbelikan, Warga Jadi Korban & Pelaku Judol
Gala Poin:
1. Produk halal tumbuh 9,16 persen dan menguasai 80 persen pasar global.
2. Aset keuangan syariah tumbuh 5,3 persen; pasar modal syariah menjadi motor utama.
3. Zakat dan wakaf meningkat signifikan, tapi inklusi masih rendah.
Prof. KH. Ma'ruf Amin menyebut sektor halal Indonesia mencatat pertumbuhan 9,16 persen pada Januari 2025, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Produk halal Indonesia telah menguasai 80 persen pasar global, menunjukkan daya saing yang kuat.
"Pertumbuhan sektor halal Indonesia tetap kuat meski dunia tidak dalam kondisi baik-baik saja. Ini menunjukkan fondasi ekonomi syariah kita semakin kokoh," ujar Prof. Ma'ruf, dalam diskusi Kamisan, dengan tema “Perkembangan dan Tantangan Ekonomi Syariah Indonesia”, pada Kamis, 10 Juli 2025.
Baca juga:
Ekspor Reptil dari Tuban! Langkah Kecil, Dampak Besar
Aset keuangan syariah nasional juga tumbuh 5,3 persen secara tahunan menjadi Rp9.252 triliun, lebih tinggi dibanding pertumbuhan aset keuangan konvensional sebesar 3,6 persen.
Pasar modal syariah mendominasi dengan pangsa 37 persen.
Total zakat dan wakaf meningkat signifikan menjadi Rp40,5 triliun, naik 25,03 persen dari tahun sebelumnya. Instrumen seperti CWLS menjadi penggerak utama wakaf produktif, dengan total aset wakaf Rp3,02 triliun.
Namun, literasi keuangan syariah masih belum seimbang dengan inklusinya. Meskipun tingkat literasi mencapai 43,4 persen, inklusi stagnan di angka 13,41 persen.
"Zakat itu bukan hanya ibadah spiritual, tapi juga muamalah. Ini perlu dipahami umat," tambah Prof. Ma'ruf.
Diskusi Kamisan kali ini menghadirkan para tokoh penting dari berbagai lembaga seperti KNEKS, BAZNAS, BWI, BPJPH, dan Bank Indonesia untuk membahas perkembangan ekonomi syariah di Indonesia, Kamis, 10 Juli 2025, di Jakarta.
Baca juga:
IWO Batu Bara Desak Evaluasi Unit Tipikor
Mereka berbagi pandangan mengenai pertumbuhan yang sudah dicapai sekaligus tantangan yang perlu diatasi agar ekonomi syariah bisa semakin kuat dan berkelanjutan.
Para pembicara, termasuk Wakil Presiden RI ke-13 Prof. KH. Ma’ruf Amin, Prof. Waryono Abdul Ghofur dari Kemenag, Abdul Syakur dari BPJPH, Ali Sakti dari Bank Indonesia, Sutan Emir Hidayat dari KNEKS, dan Prof. Bustanul Arifin dari INDEF, sepakat bahwa kolaborasi antar lembaga sangat penting.
Dengan kerja sama yang erat, ekonomi syariah diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Indonesia.
Baca juga:
Sindikat Judi Kamboja Gunakan Data KTP Warga Bali
“Di tengah ketegangan geopolitik global, ekonomi syariah Indonesia justru mencatat pertumbuhan positif, dengan kontribusi besar dari sektor halal dan pasar modal syariah.”
#EkonomiSyariah #PasarHalal #WakafProduktif #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia