GalaPos ID, Lumajang.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) resmi menurunkan status Gunung Semeru dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga) setelah sepuluh hari berada dalam fase kritis pasca-erupsi eksplosif 19 November 2025.
Keputusan ini berlaku mulai Sabtu, 29 November 2025 pukul 09.00 WIB, berdasarkan evaluasi terpadu Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Status Gunung Semeru resmi diturunkan menjadi Siaga. Namun di balik kabar melegakan ini, masih banyak pekerjaan rumah: dari penanganan korban terdampak, kesiapan pemerintah, hingga potensi bahaya susulan yang mengintai saat musim hujan datang."
Baca juga:
- Pemulihan Infrastruktur Sumatra Dikebut, Jalur Putus Jadi Fokus Utama
- Gunung Ile Werung Level Waspada, Apakah Mitigasi di Lembata Siap?
- Komunikasi Lumpuh, SATRIA-1 Diaktifkan di Aceh–Sumut–Sumbar
Gala Poin:
1. Status Gunung Semeru resmi turun dari Awas ke Siaga, namun ancaman awan panas guguran dan lahar masih tinggi.
2. Pemerintah telah melakukan evakuasi, pendampingan pengungsi, assessment kerusakan, dan mitigasi lanjutan, termasuk memperkuat sistem peringatan dini.
3. Korban terdampak masih dalam fase pemulihan, mulai dari logistik, kesehatan, hingga bantuan rehabilitasi rumah dan mata pencaharian.
Penurunan status ini menjadi titik terang bagi ribuan warga yang terdampak dan sebelumnya harus mengungsi karena meningkatnya aktivitas vulkanik Semeru. Namun, para ahli mengingatkan bahwa fase Siaga bukan berarti bebas dari bahaya.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Semeru di Gunung Sawur, Mukdas Sofian, menegaskan bahwa kondisi terbaru menunjukkan tidak adanya anomali signifikan pada aktivitas vulkanik.
"Dengan tidak ditemukannya anomali signifikan pada seluruh data pemantauan, disimpulkan aktivitas saat ini didominasi oleh proses permukaan berupa akumulasi material, ketidakstabilan lereng dan pelepasan gas dangkal. Selain itu frekuensi gempa vulkanik juga menurun. Begitu juga dengan data seismik, deformasi atau penggembungan dan visual gunung Semeru menunjukkan tekanan magmatik di kedalaman relatif stabil," ujar Mukdas, dikutip Minggu, 30 November 2025.
Baca juga:
Puluhan Ribu Mengungsi, Sumbar Masih Tangani Kerusakan Besar
Meski demikian, potensi ancaman masih ada. Badan Geologi memperingatkan bahwa dalam waktu dekat, bahaya utama adalah awan panas guguran dan aliran lahar, terutama seiring meningkatnya intensitas hujan.
"Tetap diimbau kepada warga untuk tidak beraktivitas sejauh lima kilometer dari puncak dan beraktivitas sejauh 17 kilometer sepanjang sungai Besuk Kobokan, serta lima ratus meter dari bantaran daerah aliran sungai," tambahnya.
Badan Geologi meminta masyarakat tetap mengikuti seluruh rekomendasi resmi melalui kanal informasi Badan Geologi dan Magma Indonesia. Penurunan status menjadi Siaga memang kabar baik, tetapi disiplin dan kewaspadaan tetap menjadi fondasi mitigasi bencana di kawasan sekitar Semeru.
BPBD bersama TNI–Polri melakukan evakuasi warga dari zona merah sejak hari pertama erupsi. Pemerintah daerah menyiapkan pos-pos pengungsian dengan layanan dasar seperti logistik, air bersih, layanan kesehatan, hingga dukungan psikososial.
Tim gabungan melakukan assessment cepat terhadap rumah rusak, lahan tertimbun material vulkanik, serta kerusakan infrastruktur. Data ini menjadi dasar pemberian bantuan stimulan dan pemulihan.
Pemasangan alat pantau tambahan di beberapa titik aliran sungai untuk mengantisipasi lahar hujan. Sosialisasi aktif ke warga terkait jalur evakuasi dan zona bahaya.
Perbaikan akses jalan yang tertutup material vulkanik.Pembersihan aliran sungai dari endapan yang berpotensi memicu banjir lahar.
Hingga kini pemerintah masih fokus pada pemulihan kebutuhan dasar korban, meliputi:
Penyediaan makanan siap saji, bahan makanan, selimut, perlengkapan balita, dan layanan kesehatan di titik pengungsian. Dinas sosial dan relawan memberikan layanan pendampingan bagi anak-anak dan keluarga yang mengalami tekanan psikologis akibat erupsi.
Baca juga:
Listrik, BBM, dan Logistik Jadi Fokus Utama Tanggap Darurat Sumatra
"PVMBG menurunkan status Gunung Semeru dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga) setelah evaluasi menyeluruh. Meski membawa harapan bagi warga, ancaman awan panas guguran dan lahar masih membayangi. Artikel ini mengulas kondisi terkini, rekomendasi mitigasi, serta penanganan korban dan langkah pemerintah setelah erupsi 19 November 2025."
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #GunungSemeru #MitigasiBencana #PVMBG

.jpeg)