GalaPos ID, Jakarta.
Gelondongan kayu berukuran besar yang berserakan di sungai, permukiman, hingga pantai setelah banjir bandang di Sumatera Utara dan Sumatera Barat memicu tanda tanya besar. Di tengah bencana yang merenggut ratusan nyawa, publik mempertanyakan apakah kayu-kayu itu berasal dari praktik pembalakan liar yang selama ini disebut-sebut memperparah risiko banjir.
![]() |
| Gelondongan Kayu Berserakan Usai Banjir Terjang Tapanuli Tengah – Kondisi Terkini 27 November 2025. (Foto: BPBD Sumut) |
"Gelondongan kayu misterius muncul bersama banjir bandang di Sumatra. Polisi bergerak, Kementerian Kehutanan menelusuri, publik mempertanyakan: dari mana semua kayu ini berasal?"
Baca juga:
- Pemerintah Klaim Pemerataan Energi, Warga Tunggu Bukti
- Novita Hardini: Papua Bisa Mandiri Tanpa Tambang, Asal Ekraf Diperkuat
- Garuda Rugi Rp2 Triliun Lebih, Tetty Paruntu Pertanyakan Efektivitas Direksi Baru
Gala Poin:
1. Gelondongan kayu misterius memicu penyelidikan Polri dan Kemenhut terkait dugaan ilegal logging.
2. Video viral kayu besar hanyut memperkuat dugaan publik adanya kerusakan hutan di hulu sungai.
3. Pemerintah belum mengungkap temuan awal, sehingga akuntabilitas penyelidikan masih dipertanyakan publik.
Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri kini turun tangan.
“Sedang penyelidikan,” kata Dirtipidter Bareskrim Polri Brigjen Mohammad Irhamni, Selasa, 2 Desember 2025, saat dikonfirmasi terkait asal-usul kayu tersebut.
Irhamni menegaskan tim khusus sudah bergerak di dua provinsi terdampak.
“Belum tahu asalnya, ya (sedang diselidiki),” ujarnya.
Ia mengatakan pengumpulan data lapangan dilakukan, termasuk pemeriksaan kemungkinan kaitannya dengan pembalakan liar.
Kemenhut Tidak Menampik Potensi Ilegal Logging
Kementerian Kehutanan juga memulai penelusuran, mengingat sebelumnya sudah ada catatan kasus peredaran kayu ilegal di wilayah itu.
“Kayu-kayu yang terbawa banjir dapat berasal dari beragam sumber,” ujar Dirjen Gakkum Kemenhut Dwi Januanto Nugroho, Minggu, 30 November 2025.
Baca juga:
Rusli Habibie Desak PLN Genjot Elektrifikasi Indonesia Timur
Ia menjelaskan sumber kayu dapat berupa pohon lapuk, pohon tumbang, material sungai, area bekas tebangan legal, penyalahgunaan Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT), hingga praktik ilegal.
“Penjelasan kami tidak pernah dimaksudkan untuk menafikan kemungkinan adanya praktik ilegal… setiap unsur illegal logging tetap diproses,” tegas Dwi.
Dugaan awal Kemenhut menyebut sebagian kayu berasal dari PHAT di Area Penggunaan Lain (APL), yang memungkinkan penebangan kayu alami melalui mekanisme SIPPUH.
Namun publik menilai penjelasan ini belum cukup. Video viral memperlihatkan gelondongan berukuran besar hanyut di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah—ukuran dan volumenya dinilai tidak wajar jika hanya berasal dari pohon lapuk.
Pertanyaan Publik: Apakah Ada Pembalakan Besar-besaran?
![]() |
| Perubahan Drastis Danau Singkarak Setelah Banjir Bandang: Kawasan Tertutup Kayu dan Aktivitas Wisata Terhenti. Foto Instagram: @nabilllntn |
Sejumlah aktivis lingkungan menilai kayu yang terbawa banjir bukan sekadar indikasi alam, melainkan gejala kerusakan hutan yang selama ini tidak ditindak tegas. Rekaman di media sosial menunjukkan batang kayu segar, sementara warga menyebut tumpukan kayu ditemukan di titik-titik yang jauh dari sungai.
Bareskrim belum mengungkap apakah penyelidikan akan diperluas ke korporasi perkebunan dan pemegang izin industri kayu. Namun masyarakat berharap penyidikan tidak berhenti pada pelaksana lapangan.
Bencana dan Gelondongan Kayu: Sinyal Kerusakan Ekosistem?
Gelondongan kayu ditemukan di Sumatera Utara, Sumatra Barat, dan Aceh. Banjir bandang dan longsor di wilayah itu menewaskan lebih dari 659 orang, angka yang kemudian meningkat. Kayu-kayu yang hanyut dinilai memperparah daya rusak banjir.
Baca juga:
Korban Hilang Capai 553, Pencarian Hadapi Lumpur Mengering
Hingga kini, kepolisian dan Kemenhut belum mengumumkan temuan awal investigasi. Publik menunggu apakah penyelidikan ini akan mengarah pada penindakan, atau kembali berhenti pada pernyataan “sedang diproses”.
Diketahui, banjir bandang dan longsor yang melanda Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh menjadi salah satu bencana terbesar dalam satu dekade terakhir. Di tengah upaya evakuasi, gelondongan kayu raksasa yang hanyut bersama banjir menambah tanda tanya publik: apakah bencana ini diperparah oleh kerusakan hutan?
Di sisi lain, pemerintah berkejaran dengan waktu menyelamatkan korban.
BNPB: 708 Korban Meninggal, 499 Masih Hilang
BNPB merilis data terbaru, Selasa, 2 Desember 2025.
“Korban meninggal dunia 708 jiwa, sementara 499 jiwa masih dilaporkan hilang,” kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.
Baca juga:
Akses Aceh Tamiang Berangsur Pulih, Tantangan Lapangan Masih Berat
"Laporan investigatif mengenai penyelidikan asal-usul gelondongan kayu yang terbawa banjir bandang di Sumatra Utara dan Sumatra Barat, serta dugaan pembalakan liar yang kembali mencuat."
#Hutan #IllegalLogging #BanjirAcehSumutSumbar #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

