Tim Khusus Polri Selidiki Asal Kayu di Tengah Bencana Mematikan

GalaPos ID, Jakarta.
Banjir bandang dan longsor yang melanda Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh menjadi salah satu bencana terbesar dalam satu dekade terakhir. Di tengah upaya evakuasi, gelondongan kayu raksasa yang hanyut bersama banjir menambah tanda tanya publik: apakah bencana ini diperparah oleh kerusakan hutan?

Tim Khusus Polri Selidiki Asal Kayu di Tengah Bencana Mematikan
Banjir Bandang Danau Singkarak: Gelondongan Kayu Penuhi Permukaan Danau, Pariwisata Terdampak Berat. Foto IG: (Instagram @nabilllntn)
 

"Lebih dari 708 meninggal, ratusan hilang. Di tengah krisis kemanusiaan terbesar tahun ini, muncul tumpukan kayu gelondongan yang semakin menguatkan dugaan kerusakan hutan masif. Apa yang sesungguhnya terjadi di hulu sungai?"

Baca juga:

Gala Poin:
1. BNPB melakukan operasi besar di tiga provinsi dengan korban mencapai ratusan jiwa.
2. Gelondongan kayu yang hanyut menjadi fokus publik dan membuka dugaan kerusakan hutan serius.
3. Polri membentuk tim khusus namun belum mengungkap temuan awal, memunculkan pertanyaan akuntabilitas.


Di sisi lain, pemerintah berkejaran dengan waktu menyelamatkan korban.

BNPB: 708 Korban Meninggal, 499 Masih Hilang

BNPB merilis data terbaru, Selasa, 2 Desember 2025.

“Korban meninggal dunia 708 jiwa, sementara 499 jiwa masih dilaporkan hilang,” kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.

Sumatra Utara menjadi wilayah paling terdampak dengan 294 korban jiwa. Logistik dikirim dengan truk, kapal, hingga helikopter.

“Saat ini ada tujuh heli beroperasi dan akan ditambah,” jelas Muhari.

Baca juga:
Garuda Rugi Rp2 Triliun Lebih, Tetty Paruntu Pertanyakan Efektivitas Direksi Baru

Di Aceh, 218 korban meninggal dan akses darat sebagian mulai terbuka. Operasi udara menjadi kunci distribusi bantuan menuju wilayah terpencil.

Sumatra Barat mencatat 196 korban jiwa, dengan fokus pemulihan di Agam dan Padang Panjang. “Targetnya, akses terbuka dan suplai logistik terpenuhi,” kata Muhari.

Di Tengah Operasi Kemanusiaan, Gelondongan Kayu Muncul di Mana-mana

Di saat pemerintah berpacu mengirim logistik, perhatian publik justru tertarik pada video-video gelondongan kayu yang viral.

Kayu berukuran besar itu terlihat di sungai, permukiman, bahkan pantai. Dugaan deforestasi menguat, terutama karena volume kayu tidak sebanding dengan penjelasan mengenai “pohon tumbang” atau “material sungai”.

Polri Bentuk Tim Khusus: Pencarian Jawaban Masih Gelap

“Sedang dibentuk tim penyelidikan,” kata Dirtipidter Bareskrim Polri M. Irhamni, Selasa, 2 Desember 2025.

Gelondongan Kayu Hantui Banjir Sumatra, Publik Pertanyakan Deforestasi
Dampak Banjir di Tapanuli Tengah: Gelondongan Kayu Hanyutkan Permukiman, kamis 27 November 2025 – Foto BPBD Sumut

 

“Sedang penyelidikan. Belum tahu asalnya,” ujarnya.

Investigasi dilakukan serentak di Sumatera Utara dan Sumatra Barat, dua provinsi yang menjadi pusat temuan kayu. Hingga kini, belum ada titik terang apakah kayu itu berasal dari:

Penggundulan hutan ilegal,

Pengolahan kayu liar di APL,

Atau aktivitas perusahaan yang memanfaatkan izin PHAT.

Sementara Publik Bertanya: Bencana Alam atau Bencana Ulah Manusia?
Kombinasi antara banjir ekstrem dan temuan gelondongan kayu menghidupkan kembali perdebatan lama: apakah kerusakan hutan menjadi penyumbang utama kedahsyatan bencana?

Dengan ratusan korban meninggal dan ribuan rumah hancur, tuntutan publik untuk transparansi semakin keras. Penyelidikan belum menghasilkan jawaban, sementara bukti visual terus bertambah.

 

Baca juga:
Rusli Habibie Desak PLN Genjot Elektrifikasi Indonesia Timur

"Feature mendalam mengenai operasi penyelamatan BNPB di tengah banjir besar Sumatra, sekaligus investigasi Polri terkait gelondongan kayu yang memperkuat isu deforestasi."

#JejakKayu #Banjir #Sumatra #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

Lebih baru Lebih lama

Nasional

نموذج الاتصال