GalaPos ID, Cilacap.
Bencana tanah longsor di Desa Cibeunying, Majenang, bukan hanya menelan korban jiwa, tetapi meninggalkan dampak sosial-ekonomi besar yang hingga kini belum tertangani sepenuhnya.
Sementara pencarian tiga korban hilang terus dilakukan, ribuan warga harus bertahan di pengungsian dengan kebutuhan dasar yang belum terpenuhi.
"Ribuan warga masih mengungsi dan kerusakan mencapai miliaran rupiah. Tetapi apakah respons pemulihan darurat sudah cukup cepat dan tepat?"
Baca juga:
- Tim SAR Maksimalkan Pencarian, Tiga Korban Longsor Masih Hilang
- UMKM Pintar Diluncurkan, Solusi Nyata atau Sekadar Janji Digital?
- Benarkah Kacang Turunkan Kolesterol? Ini Faktanya
Gala Poin:
1. Dampak sosial-ekonomi longsor Majenang sangat besar: lebih dari seribu warga mengungsi dan kerusakan mencapai miliaran rupiah.
2. Kebutuhan dasar pengungsi dan perlengkapan SAR masih belum terpenuhi secara optimal.
3. Pemulihan berjalan lambat akibat cuaca ekstrem, tanah labil, dan keterbatasan akses alat berat.
Kepala Pelaksana BPBD Cilacap, Taryo, mengungkapkan bahwa operasi tanggap darurat dilakukan dengan pembagian sektor pencarian dan pengerahan seluruh unsur SAR.
“Operasi SAR hari kedelapan tetap menjadi prioritas meskipun kondisi medan berat akibat pergerakan tanah dan jalur yang berlumpur,” katanya.
Data BPBD menunjukkan skala kerusakan yang cukup besar: 16 rumah rusak, 25 rumah terancam, serta nilai kerugian ditaksir mencapai Rp4,3 miliar. Hingga Kamis, 20 November 2025, 1.069 warga masih mengungsi di lima titik, memperlihatkan dampak sosial yang serius.
Namun kebutuhan dasar di pengungsian belum memadai. Taryo menegaskan hal tersebut.
“Kebutuhan mendesak bagi para pengungsi dan petugas meliputi logistik permakanan, perlengkapan SAR seperti sarung tangan dan alat gali, serta dukungan bahan bakar minyak (BBM) untuk alat berat,” ujar Taryo.
Baca juga:
Si Manis yang Menyimpan Bahaya Kesehatan
Selain tantangan logistik, kondisi lapangan semakin sulit akibat cuaca ekstrem dan tanah yang terus bergerak. Situasi ini membuat operasi pemulihan berjalan lambat, meskipun melibatkan unsur besar mulai dari BNPB, Basarnas, TNI/Polri, BBWS, PVMBG, BMKG, hingga BPBD lintas daerah.
BPBD mengimbau masyarakat yang tinggal di lereng dan bantaran sungai untuk tetap waspada mengingat cuaca tidak stabil.
“Dengan kondisi cuaca yang masih berpotensi ekstrem, kami mengimbau masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan,” kata Taryo.
Meski demikian, publik berharap penanganan pascabencana tidak sekadar bersifat reaktif, melainkan memastikan perbaikan struktural dan mitigasi jangka panjang sehingga peristiwa serupa tidak terus terulang.
Baca juga:
Platform Digital Pantau Banjir Jakarta Real-Time yang Wajib Diketahui
"GalaPos ID mengulas dampak luas longsor Majenang: kerusakan rumah, tingginya jumlah pengungsi, medan pencarian berbahaya, serta kebutuhan mendesak yang belum sepenuhnya terpenuhi. Fokus pada kondisi warga dan efektivitas operasi pemulihan."
#Bencana #Cilacap #Pemulihan #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #Majenang
.jpeg)
.jpeg)