Ribuan Suporter PSIM Banjiri GBK, Van Gastel Soroti Kebijakan PSSI

GalaPos ID, Jakarta.
Kehadiran ribuan suporter PSIM Yogyakarta di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada Jumat malam, 28 November 2025, menciptakan dinamika menarik dalam pertandingan menghadapi Persija Jakarta.
Meski tim mereka kalah 0–2, pendukung biru-putih justru mencuri perhatian publik karena jumlah dan sikap mereka yang kontras dengan kebijakan liga yang masih membatasi kehadiran suporter tamu.

PSIM Kalah, Suporter Menang di Tribun GBK
Dari Gerbang Pemuda hingga pintu stadion, suasana meriah tak terbendung. 50 ribu pasang mata siap menyaksikan duel panas Persija kontra PSIM. (Foto: Raja)

"Di tengah ketatnya aturan suporter tamu, ribuan pendukung PSIM justru hadir di GBK dan menciptakan atmosfer damai yang menantang logika regulasi sepak bola nasional."

Baca juga:

Gala Poin:
1. Ribuan suporter PSIM hadir di GBK dan menciptakan atmosfer damai meski tim kalah.
2. Van Gastel memuji suporter dan mendesak PSSI meninjau ulang larangan suporter tamu.
3. GBK membuktikan bahwa rivalitas sepak bola Indonesia bisa berlangsung aman dan tertib.


Dalam beberapa tahun terakhir, pertandingan besar di kompetisi nasional kerap dibatasi dengan regulasi ketat dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), termasuk larangan kehadiran suporter tandang demi alasan keamanan. Namun malam itu, GBK memberikan bukti lapangan bahwa suporter dari dua kota berbeda dapat berbagi ruang tanpa gesekan berarti.

Pelatih PSIM, Jean-Paul van Gastel, tidak menyembunyikan rasa kagumnya terhadap suporter yang datang dari Yogyakarta.

“Senang sekali melihat banyak suporter yang datang jauh-jauh dari Yogyakarta ke Jakarta. Itu memberi kami energi dan semangat,” ujarnya.

Menurutnya, atmosfer pertandingan berjalan aman dan kondusif—sesuatu yang seharusnya menjadi standar, bukan pengecualian.

“Senang rasanya kedua tim dan para fans bisa menikmati pertandingan dengan damai. Kalian menang, kami kalah, dan semua kembali pulang tanpa masalah. Begitulah sepak bola seharusnya,” tambahnya.

Baca juga:
Mengapa Kebiasaan Kecil Lebih Penting untuk Kebahagiaan Anda

Van Gastel tidak sekadar memuji. Ia juga mengkritisi kebijakan PSSI terkait larangan suporter tamu.

“Federasi pasti punya alasan ketika memutuskan melarang suporter tamu. Tapi kalau kondisinya bisa seperti ini, semoga ke depan kebijakan itu bisa ditinjau lagi. Sepak bola dimainkan untuk para pendukung,” tegasnya.

Komentar ini menjadi sorotan karena datang dari pelatih asing yang mengamati langsung dinamika suporter Indonesia—sebuah sudut pandang luar yang melihat bahwa publik sebenarnya mampu menciptakan atmosfer dewasa.

Atmosfer Damai di GBK Jadi Bukti Suporter Tamu Tak Selalu Berbahaya
Jean-Paul van Gastel tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya pada suporter PSIM. Ia berharap suasana aman dan damai di GBK menjadi standar bagi sepak bola Indonesia. (Foto: Raja)

 

Pantauan sejak pukul 17.00 WIB menunjukkan kawasan Senayan penuh dengan arus penonton yang bergerak cepat. Atribut oranye Jakmania dan biru PSIM bercampur dalam satu jalur pejalan kaki. Tidak ada pemisahan ekstrem; petugas hanya memastikan arus bergerak tanpa penumpukan.

Lapak pedagang kaki lima menjadi saksi campuran dua budaya suporter yang saling menghormati. Penjual minuman, makanan cepat saji, hingga suvenir klub bekerja tanpa kekhawatiran akan gesekan.

Secara teknis, PSIM datang dengan target memberi kejutan. Mereka duduk di posisi keempat klasemen, cukup kuat untuk melawan tekanan stadion besar. Namun hasil akhir tetap berpihak pada Persija yang tampil lebih solid.

Baca juga:
Menyulam Sejarah, Naskah hingga Cahaya Kreatif Monoplay Melati Pertiwi

Bagi PSIM, kekalahan ini memang menahan mereka di papan atas. Namun bagi ribuan suporter yang hadir, kemenangan bukan faktor utama. Mereka datang untuk merayakan identitas klub, mendampingi tim di laga besar, serta membuktikan bahwa loyalitas tidak harus diterjemahkan dalam kekerasan.

Atmosfer damai di GBK malam itu memberikan gambaran berbeda dari narasi konflik suporter yang sering mendominasi pemberitaan. Ia menjadi bukti bahwa suporter Indonesia mampu menjadi bagian dari pertandingan yang aman, dewasa, dan beradab—selama mereka diberi ruang.

 

Baca juga:
Kebakaran Besar di Hong Kong, Dua PMI Tewas, Dua Lain Terluka

"PSIM Yogyakarta kalah 0–2 dari Persija, tetapi ribuan suporternya yang hadir di GBK menjadi sorotan positif. Pelatih Jean-Paul van Gastel menilai atmosfer aman dan meminta PSSI meninjau ulang larangan suporter tandang yang dinilai tidak lagi relevan dengan kondisi di lapangan."

#Suporter #Persija #PSIMYogyakarta #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

Lebih baru Lebih lama

Nasional

نموذج الاتصال