MUI: Tayangan Trans7 Sangat Tendensius Terhadap Pondok Pesantren dan Kiai

GalaPos ID, Jakarta.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) bereaksi keras terhadap tayangan program Expose Uncensored yang ditayangkan oleh Trans7 pada 13 Oktober 2026.
Tayangan tersebut dinilai sangat tendensius, merugikan citra pesantren, dan menghina sosok kiai sepuh KH Anwar Manshur, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

#BoikotTrans7 Trending, Tayangan Dituding Lecehkan Dunia Pesantren

"Jelang Hari Santri Nasional, luka justru datang dari layar kaca. Tayangan televisi yang mestinya mencerdaskan, malah dituding melecehkan kiai sepuh dan dunia pesantren. Reaksi keras pun bermunculan, dari ulama hingga akademisi."

Baca juga:

Gala Poin:
1. MUI dan publik mengecam keras tayangan Trans7 yang dinilai memuat framing jahat terhadap pesantren dan kiai.
2. Gus Nadir secara terbuka menyebut tayangan tersebut sebagai penghinaan terhadap KH Anwar Manshur dan menuntut pemecatan tim produksi.
3. Trans7 mengakui kesalahan dan meminta maaf, namun desakan publik untuk tindakan tegas dan program tandingan masih berlanjut.


Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, KH Masduki Baidowi, mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk segera menindak tegas Trans7.

Ia menilai tayangan tersebut tidak memenuhi prinsip dasar jurnalistik, karena tidak menghadirkan cover both side dan tidak melakukan cross-check terhadap narasumber.

“Tayangan di Trans7 ini sangat tendensius dan tidak ada cover both side, serta tidak melakukan cross-check sebelumnya,” ujar Kiai Masduki kepada GalaPos ID, Selasa, 14 Oktober 2025.

Baca juga:
VW Gathering di Malang: Klasik, Edukatif, dan Penuh Makna

Masduki menyebut tayangan tersebut sebagai persoalan serius yang berpotensi memicu reaksi emosional di kalangan santri dan umat.

“Saya kira sangat berbahaya kalau tidak dilakukan tindakan oleh KPI, bisa menimbulkan tanggapan yang emosional. Saya kira jangan sampai terjadi,” tambahnya.

Tak hanya MUI, kecaman juga datang dari publik luas. Tayangan tersebut memicu kemarahan warganet. Tagar #BoikotTrans7 menjadi trending topic di media sosial X (Twitter), dengan lebih dari 11 ribu cuitan. Sebagian besar komentar mengecam Trans7 karena dianggap melecehkan dunia pesantren.

Salah satu kritik tajam datang dari Prof. Nadirsyah Hosen, akademisi dari Melbourne Law School dan dosen Universitas Hasanuddin, Makassar. Melalui akun X @na_dirs, Gus Nadir — sapaan akrabnya — menyebut tayangan itu sebagai tamparan terhadap para santri menjelang Hari Santri Nasional.
KH Anwar Manshur Diframing Negatif, Publik Desak Trans7 Bertanggung Jawab

“Tayangan mereka melecehkan para kiai, khususnya Romo Kiai kami, KH Anwar Manshur, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo sekaligus Rais Syuriah PWNU Jawa Timur,” tulisnya.

Dalam unggahan panjangnya, Gus Nadir menggambarkan KH Anwar Manshur sebagai sosok yang sederhana dan penuh kasih.

Ia menilai framing yang dilakukan Trans7 seolah menggambarkan kehidupan kiai penuh kemewahan, yang menurutnya merupakan fitnah dan penghinaan.

“Trans7 justru membingkai seolah beliau hidup dari amplop dan kemewahan. Itu fitnah! Itu penghinaan terhadap orang yang seluruh hidupnya diabdikan untuk ilmu dan umat,” tegasnya.

Baca juga:
Tips Menjaga Sayuran Tetap Segar

Gus Nadir juga menuntut agar produser dan pembaca naskah tayangan tersebut dipecat. Ia meminta Trans7 menayangkan program tandingan yang lebih berimbang, menggambarkan kehidupan pesantren dari sisi positif — seperti adab, kedisiplinan, dan pendidikan karakter.

“Permintaan maaf atau sowan belaka tidak cukup. Luka yang mereka goreskan terlalu dalam. Ini bukan hanya soal satu Kiai, ini soal kehormatan seluruh dunia pesantren,” pungkasnya.

Menanggapi polemik ini, pihak Trans7 mengakui kesalahan dan telah menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga besar Pondok Pesantren Lirboyo, khususnya Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadiat.
KH Anwar Manshur Diframing Negatif, Publik Desak Trans7 Bertanggung Jawab

Trans7 menyebut kejadian ini sebagai bentuk keteledoran dan kurangnya ketelitian dalam proses produksi tayangan.

Meski demikian, tekanan publik untuk melakukan langkah korektif lebih lanjut terhadap program tersebut masih terus bergema.

KPI dan Dewan Pers didesak turun tangan untuk menjaga marwah penyiaran yang beretika, berimbang, dan menghormati nilai-nilai luhur bangsa, khususnya di dunia pendidikan pesantren.

 

Penulis: Wahyu Baskara

 

Baca juga:
Bau Busuk dan Bangkai Hewan Penuhi Sungai Bendung

"Tayangan program Expose Uncensored di Trans7 menuai kecaman luas karena dianggap memuat framing negatif terhadap pesantren dan para kiai, khususnya KH Anwar Manshur dari Pondok Pesantren Lirboyo. MUI mengecam keras, sementara tagar #BoikotTrans7 menggema di media sosial. Kritik tajam juga dilontarkan oleh Gus Nadir, akademisi NU, yang menilai tayangan tersebut sebagai penghinaan terhadap pesantren. Trans7 telah mengakui kesalahan dan meminta maaf."

#HariSantriNasional #Pesantren #PonpesLirboyo #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال