Fans Persita Pilih Damai, Hindari Politik dan Kekerasan

GalaPos ID, Tangerang.
Di tengah sorotan publik atas tingkah laku suporter sepak bola yang sering kali dikaitkan dengan kericuhan, ratusan pendukung Persita Tangerang justru berkumpul dalam suasana damai dan reflektif pada Senin, 20 Oktober 2025. Bertempat di Lapangan Joksun, Tanah Merah, acara bertajuk Silaturahmi Persita Fans digelar sebagai bentuk penghormatan terhadap almarhum Banu Rusman, tokoh legendaris di kalangan suporter Persita.

Komunitas Suporter Bangkitkan Semangat Sportivitas dan Edukasi

"Di saat banyak komunitas suporter masih dicap negatif karena aksi kekerasan dan konflik antarkubu, sekelompok fans Persita justru memilih jalur sebaliknya: berkumpul, berdiskusi, mendoakan, dan menghidupkan semangat solidaritas. Tapi cukupkah ini untuk mengubah citra dan pengaruh supporter terhadap dunia sepak bola—dan lebih jauh, kehidupan sosial-politik?"

Baca juga:

Gala Poin:
1. Silaturahmi Persita Fans menjadi wadah penghormatan terhadap Banu Rusman, serta momentum mempererat solidaritas suporter lintas komunitas.
2. Komunitas menegaskan sikap netral terhadap politik praktis, serta berkomitmen fokus pada kegiatan positif dan edukatif.
3. Ada harapan terhadap perhatian pemerintah pada dunia olahraga, termasuk peran dan perlindungan terhadap komunitas supporter sebagai bagian dari ekosistem sepak bola nasional.


Komunitas yang hadir bukan hanya satu-dua, tapi lintas elemen seperti Curva Sud Persita, North Legion, Laskar Benteng Viola, La Viola, Southern Ultras, Ultras Garuda, hingga Casual Persita—semua duduk bersila, berbagi kenangan, dan mengirimkan doa.

“Meski Banu Rusman sudah tiada, semangat dan perjuangannya tetap hidup di hati para supporter. Kami ingin terus menjaga solidaritas dan kebersamaan seperti yang beliau contohkan,” ujar Arya, Sekjen Persita Fans Tangerang Selatan.

Lebih dari sekadar mengenang, kegiatan ini menjadi bentuk perlawanan halus terhadap stereotip yang sering melekat pada kelompok suporter: kekerasan, vandalisme, dan rivalitas tanpa ujung.

Baca juga:
Setahun Prabowo: 145 Juta Warga Sudah Bekerja, Benarkah?

Arya menyampaikan bahwa semangat yang diusung dalam acara ini adalah netralitas dan kedewasaan berorganisasi, terutama dalam menghadapi dinamika sosial dan politik nasional.

“Supporter dan politik kadang sulit dipisahkan, tapi kami memilih fokus mendukung klub. Lebih baik membuat kegiatan positif daripada ikut arus politik,” tegasnya.

Sikap ini bukan tanpa tantangan. Dalam sejarah perpolitikan Indonesia, kelompok supporter kerap menjadi sasaran “penggalangan suara” menjelang pemilu atau bahkan menjadi alat mobilisasi massa.

Namun, sikap komunitas Persita kali ini menunjukkan resistensi terhadap politisasi identitas suporter. Tidak hanya bicara bola, Arya menekankan bahwa kegiatan seperti ini bisa menjadi wadah edukatif, terutama bagi kalangan pelajar dan remaja di lingkungan supporter agar tidak terjerumus dalam aksi kekerasan atau tawuran.

“Semangat sportivitas harus menjadi bagian dari budaya generasi muda,” ujar Arya.

Silaturahmi Persita Fans: Solidaritas Tanpa Tawuran untuk Banu Rusman

Dari lapangan bola ke ruang sosial, para pendukung Persita tengah membangun narasi baru: suporter bukan hanya massa fanatik, tetapi juga komunitas sosial yang peduli dan berpikir kritis.

Menariknya, dalam kesempatan tersebut Arya turut menyinggung soal arah kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang dinilainya mulai memberikan angin segar untuk dunia olahraga, khususnya sepak bola.

“Banyak janji yang mulai ditepati. Memang belum sempurna, tapi arah kebijakan sudah cukup baik. Kami berharap ke depan lebih banyak perhatian untuk dunia sepak bola dan suara-suara supporter,” tambah Arya.

Baca juga:
0x Protocol, Di Balik Token ZRX yang Menantang Sentralisasi

Pernyataan ini menjadi catatan penting: suara suporter tidak hanya penting di stadion, tetapi juga dalam ruang kebijakan publik.

Acara ditutup dengan doa bersama dan pesan perdamaian. Para peserta berharap, kegiatan ini tidak berhenti sebagai seremoni, tetapi bisa menjadi gerakan yang berkelanjutan—mengangkat nilai sportivitas, pendidikan, dan kebersamaan di kalangan suporter Tangerang, dan siapa tahu, secara nasional.

 

Baca juga:
Karst Tak Lagi Mandul, Gen Z Tantang Sistem dengan Pertanian Modern

"Di tengah maraknya stigma negatif terhadap suporter sepak bola, ratusan fans Persita Tangerang justru menunjukkan wajah solidaritas dan kematangan sikap dalam acara Silaturahmi Persita Fans. Kegiatan ini sekaligus menjadi penghormatan bagi mendiang Banu Rusman—tokoh supporter yang dikenang karena semangat damai dan kebersamaan."

#Suporter #PersitaTangerang #BanuRusman #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال