GalaPos ID, Jakarta.
Dalam momentum peringatan Hari Ulang Tahun ke-61 Partai Golkar yang digelar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, pada Senin malam, 20 Oktober 2025, Ketua Umum Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa tahun ini hingga 2026 akan menjadi tahun konsolidasi total bagi partai berlambang pohon beringin.
"Di tengah pesta ulang tahun ke-61 Partai Golkar, satu pesan utama disuarakan keras oleh ketua umum barunya: konsolidasi total. Tapi, di balik seruan kekompakan, muncul pertanyaan publik: apakah konsolidasi ini inklusif dan demokratis, atau hanya bersifat elitis dan struktural dari atas ke bawah?"
Baca juga:
- Kecelakaan Mobil Dinas Batu Bara: Ngebut, Terguling, Lalu 'Hilang'?
- Setahun Prabowo-Gibran, Misbakhun: Ekonomi Indonesia Menguat
- Setahun Prabowo: 145 Juta Warga Sudah Bekerja, Benarkah?
Gala Poin:
1. Partai Golkar mencanangkan tahun 2025-2026 sebagai periode konsolidasi struktural dari tingkat provinsi hingga desa, dipimpin langsung oleh Ketua Umum Bahlil Lahadalia.
2. Konsolidasi internal ditekankan sebagai bentuk pembenahan politik dan dukungan kepada program pemerintah, namun dibayangi potensi homogenisasi politik internal.
3. Golkar ingin menunjukkan bahwa partai tidak hanya aktif saat pemilu, tetapi juga dalam kontribusi kesejahteraan melalui prinsip kekaryaan—meski publik masih menunggu buktinya.
Bahlil, yang juga menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menekankan bahwa konsolidasi partai bukan sekadar ritual organisasi, melainkan strategi bertahan dalam panggung politik nasional.
“Konsolidasi harus segera diselesaikan di tingkat provinsi dan kabupaten. Dari 38 provinsi atau DPD I, kita targetkan paling lambat bulan November konsolidasi ini selesai tanpa alasan apa pun,” tegas Bahlil dalam pidatonya.
Pernyataan ini menandai penekanan struktural dari DPP kepada seluruh jajaran daerah, dengan nada instruksional yang jarang terdengar di panggung internal Golkar sebelumnya.
Meski menegaskan bahwa keputusan tertinggi di daerah tetap berada di tangan daerah, Bahlil tetap menempatkan batas waktu dan garis tegas dari pusat.
Baca juga:
GP Ansor Diminta Jadi Mitra Kritis Pemkab Serang
Sebuah kontradiksi yang mengundang pertanyaan: apakah otonomi daerah dalam partai benar-benar dihormati, ataukah hanya menjadi slogan normatif?
“Pengambilan keputusan tertinggi di tingkat daerah ada di daerah, bukan di Jakarta. Karena itu, hakikat demokrasi harus dikembalikan ke daerah,” kata Bahlil, Senin, 20 Oktober 2025.
Namun, kecepatan yang dikejar tanpa ruang refleksi sering kali menjadi jebakan bagi partai besar. Jika tidak hati-hati, agenda konsolidasi bisa berubah menjadi proses homogenisasi—menyeragamkan, bukan memperkuat keragaman suara kader di akar rumput.
Lebih jauh, Bahlil juga menyoroti aspek kekaryaan sebagai prinsip dasar Golkar, mengingatkan bahwa kontribusi partai tidak semestinya hanya terlihat lima tahun sekali saat pemilu.
“Selebihnya, kita harus fokus pada karya untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan program-program kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Golkar, menurut Bahlil, harus menjadi pelengkap bukan hanya dalam politik elektoral, tetapi juga dalam implementasi program pemerintah. Posisi partai sebagai mitra pemerintah perlu terus dipertegas dengan kerja nyata, bukan hanya deklaratif.
Ia juga menyentil adanya potensi gerakan liar dari dalam yang bisa merusak semangat persatuan partai, dan mengingatkan agar semua gerakan harus bersifat konstruktif, bukan oportunistik.
Baca juga:
NEXT: Pasar Modal Indonesia Rp15.000 Triliun, Fakta atau Ilusi?
“Tentang gerakan tambahan, saya ingin pastikan bahwa gerakan tersebut harus konstruktif dan produktif demi kemajuan Golkar ke depan,” jelasnya.
Di sisi parlemen, Bahlil mengklaim kerja-kerja fraksi Golkar di DPR berjalan baik dan harmonis, sebagai refleksi dari kekompakan internal yang ingin terus dijaga.
Baca juga:
Korupsi Masih Mengintai, NEXT: Tapi Rp1,7 Triliun Sudah Dikembalikan
"Di usia ke-61, Partai Golkar menandai babak baru konsolidasi nasional. Ketua Umum Bahlil Lahadalia menekankan pentingnya kekompakan hingga ke desa, tapi publik bertanya: apakah konsolidasi ini untuk rakyat atau sekadar memperkuat mesin kekuasaan jelang Pemilu 2026?"
#Golkar #HUTke61 #Pemilu2026 #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia
.jpeg)
.jpeg)