Di Balik Batalnya Konser Slank 2025 di Banda Aceh

GalaPos ID, Banda Aceh.
Di tengah semangat memperingati Hari Sumpah Pemuda 2025, konser band legendaris Slank di Banda Aceh justru berakhir tanpa dentuman musik.
Bukan karena teknis atau artis berhalangan, melainkan karena serangkaian ancaman dan keputusan mendadak yang membuat publik bertanya-tanya.

Ancaman Ormas di Balik Batalnya Konser Slank Banda Aceh 2025
Foto IG: slankdotcom

"Konser Slank yang seharusnya menjadi ajang semangat Sumpah Pemuda di Banda Aceh justru berubah menjadi drama penuh ancaman dan kekisruhan. Di balik panggung yang tak sempat berdiri, tersimpan kisah tekanan, ormas yang “meminta jatah”, hingga kunci venue yang mendadak terkunci."

Baca juga:

Gala Poin:
1. Panitia konser Slank di Banda Aceh mendapat ancaman dari ormas dua minggu sebelum acara karena menolak permintaan keterlibatan ormas.
2. Dispora Aceh diduga mengunci venue secara sepihak, menyebabkan konser dibatalkan pada hari pelaksanaan.
3. Pihak panitia memilih tidak menempuh jalur hukum, menilai sanksi moral lebih berat daripada proses hukum.


Event Consultant, Steffy Burase, mengungkap bahwa pihak panitia menerima ancaman dari salah satu organisasi masyarakat (ormas) dua minggu sebelum acara digelar.

Ancaman itu muncul setelah ormas tersebut meminta dilibatkan dalam event, namun permintaannya dianggap tidak masuk akal oleh pihak penyelenggara.

“Sejak dua Minggu sebelumnya saya mendapat ancaman, yang mana kalau saya tidak melakukan beberapa hal, akan ada ormas yang akan datang mengacau di acara ini, saya enggak mau sebut nama ormasnya. Itu fakta,” ujar Steffy dalam konferensi pers di Banda Aceh, Sabtu, 25 Oktober 2025.

Steffy mengaku, menjelang hari pelaksanaan, pihaknya memperoleh informasi bahwa ormas yang sama sudah bersiap untuk mengacaukan acara.

Baca juga:
Mengapa Orang Berselingkuh? Ini Motif dan Modus di Era Modern 


Situasi itu membuat panitia bekerja di bawah tekanan, sembari memastikan keamanan penonton dan artis tetap terjaga.

Ironisnya, konser yang seharusnya berlangsung di Lapangan Memanah Stadion Harapan Bangsa akhirnya batal digelar setelah venue dikunci secara sepihak oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Aceh) pada hari H.

“Dalam hal ini yang menjadi beban kami hari ini, kami baru reschedule tiket artis itu jam 04.00 WIB pagi tadi. Karena begitu kami memutuskan akan menunda sementara acara ini, kami harus membuat pengumuman jelas, kepada Kapolda yang sudah siap membuka acara kami,” kata Steffy.

Ia menambahkan, panitia langsung memberi kabar kepada peserta dan pihak-pihak terkait melalui email.

“Lalu ke teman-teman pendaftar, kami langsung belas email, persiapan untuk membuat penghubungan dan segala macam. Alhamdulillah semuanya sudah dikabarkan,” lanjutnya.

Di Balik Batalnya Konser Slank: Ancaman, Tekanan, dan Sanksi Moral
Foto IG: slankdotcom

 

Ketika ditanya soal langkah hukum atas pembatalan tersebut, Steffy menegaskan tidak akan menggugat Dispora Aceh.

“Bagi kami, cukup masyarakat tahu saja. Kadang sanksi moral itu lebih berat. Percuma dikasuskan juga, hanya buang energi,” ujarnya.

Kisah di balik kegagalan konser ini membuka kembali pertanyaan publik tentang transparansi izin kegiatan dan peran ormas dalam penyelenggaraan acara hiburan di daerah. Di saat semangat Sumpah Pemuda seharusnya dirayakan dengan kebersamaan, yang terjadi justru gambaran lain dari tekanan dan intervensi yang menghambat ruang ekspresi publik.

 

Baca juga:
Mak Yong dan Joget Dangkong, Simbol Ketahanan Budaya Melayu Era Digital

"Panitia konser Slank di Banda Aceh mengungkap ancaman dari ormas dua minggu sebelum acara. Tekanan ini diduga berujung pada batalnya konser akibat tindakan sepihak Dinas Pemuda dan Olahraga Aceh yang mengunci venue sesaat sebelum pelaksanaan."

#SlankAceh #SumpahPemuda2025 #KonserBatal #OrmasAceh #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال