GalaPos ID, Batam.
Di tengah modernisasi dan arus hiburan digital, dua kesenian klasik Melayu, Mak Yong dan Joget Dangkong, masih menunjukkan daya hidupnya. Kedua kesenian ini tampil memukau dalam Kenduri Warisan Budaya Takbenda (WBTb) 2025 di Batam, membuktikan bahwa tradisi masih memiliki tempat di hati publik.
"Di balik tawa penonton dan denting gendang yang menggema, Mak Yong dan Joget Dangkong menyimpan cerita panjang tentang perjalanan bangsa Melayu — antara sakral dan jenaka, antara panggung dan kehidupan."
Baca juga:
- Miris! Orang Tua Kandung Terlibat Penjualan Bayi Lewat Media Sosial
- Mak Yong dan Joget Dangkong Guncang Malam Budaya di Batam
- Akhir Pencarian, Santri Asal Cilacap Ditemukan di Saluran Irigasi Banyumas
Gala Poin:
1. Mak Yong dan Joget Dangkong adalah dua kesenian Melayu dengan nilai budaya dan sosial yang tinggi.
2. Mak Yong bersifat teatrikal dan sakral, sementara Joget Dangkong lebih interaktif dan rakyat.
3. Pelestarian keduanya membutuhkan dukungan generasi muda dan kebijakan kebudayaan yang berkelanjutan.
Mak Yong adalah teater tradisional Melayu yang menggabungkan tari, musik, dan drama. Ceritanya biasanya diambil dari kisah kerajaan atau legenda Melayu, dengan unsur simbolik yang kuat.
Elemen Mak Yong mencakup dialog, tarian baku, nyanyian, dan lawakan, diiringi alat musik seperti rebab, gendang, dan tetawak. Dalam beberapa versi, pemain wanita dapat memerankan tokoh pria dan menggunakan topeng.
Sementara itu, Joget Dangkong menampilkan wajah hiburan rakyat yang lebih terbuka. Kesenian ini dikenal interaktif dan ceria, melibatkan penonton untuk ikut berjoget bersama diiringi musik biola, akordion, dan alat tradisional seperti gong.
Baca juga:
Intip Kekayaan Raisa-Hamish Daud, Ditengah Kabar Cerai Kisah Cinta Ikonik
Sosok sentralnya adalah “Mak Joget”, yang tidak hanya menari dan bernyanyi, tetapi juga melawak serta menggunakan “serapah” atau mantra khas untuk memikat penonton.
“Mak Joget itu jiwa panggung. Ia bukan hanya penghibur, tapi penjaga suasana, simbol kegembiraan rakyat,” ujar salah satu pelaku seni di sela acara.
Meski sering dianggap hiburan semata, Joget Dangkong dan Mak Yong memegang fungsi sosial dan spiritual penting. Keduanya menjadi sarana ekspresi masyarakat Melayu — dari doa, satire sosial, hingga simbol perlawanan terhadap lupa.
Namun, para pengamat budaya mengingatkan bahwa tanpa regenerasi dan dukungan kebijakan kebudayaan yang kuat, seni tradisi seperti ini bisa tergerus oleh hiburan modern yang instan.
Kenduri WBTb di Batam menjadi bukti bahwa warisan budaya takbenda hanya akan hidup bila terus dipentaskan dan dirayakan bersama masyarakat.
Sebelumnya, malam pembuka Kenduri Warisan Budaya Takbenda (WBTb) 2025 di Kota Batam berlangsung meriah dan penuh warna, Kamis malam, 23 Oktober 2025.
Ratusan warga memadati venue sejak pukul 19.00 WIB, menyaksikan deretan pertunjukan tradisi yang disajikan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV Riau–Kepulauan Riau.
Baca juga:
Janji Manis Pengembang Bodong, Uang Ludes Rumah Tanah Tak Ada
"Mak Yong dan Joget Dangkong bukan sekadar pertunjukan. Dua seni tradisional Melayu ini adalah narasi panjang tentang identitas, spiritualitas, dan kebersamaan. Di tengah ancaman punah, keduanya masih berjuang agar generasi muda tak melupakan akar budayanya."
#Seni #Melayu #MakYong #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia
.png) 
.jpeg)