GalaPos ID, Yogyakarta.
Sebuah arca kuno setinggi sekitar 30 sentimeter ditemukan warga Padukuhan Warak Kidul, Kalurahan Sumberadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, saat menggali saluran air di jalan kampung.
Penemuan mengejutkan ini bukan sekadar kabar arkeologi biasa, melainkan bisa menjadi petunjuk penting tentang keberadaan situs candi kuno yang terlupakan di wilayah tersebut.
“Dari kedalaman tanah yang diinjak tiap hari, muncul sosok bermahkota, bertelinga panjang, dan bertangan rusak—diam seribu tahun, kini ia bersuara lewat tanah yang digali warga. Apakah ini potongan kisah besar yang telah lama kita abaikan?”
Baca juga:
- Novita Hardini: Ego Sektoral Hambat Industri Nasional
- Truk Tanah Galian C Ilegal Simalungun Masih Hilir-Mudik
- Tragedi Sungai Cilumuh: Sabit Tertinggal, Nyawa Lansia Melayang
Gala Poin:
1. Arca abad 8–10 M ditemukan secara tidak sengaja oleh warga saat menggali saluran air.
2. Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X masih mengidentifikasi arca dan belum melakukan ekskavasi.
3. Sejumlah temuan lepas lain menunjukkan kemungkinan besar adanya situs candi yang belum terungkap.
Dugaan awal menyebutkan arca tersebut berasal dari era Hindu-Buddha, sekitar abad ke-8 hingga ke-10 Masehi.
Namun hingga kini, tim dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Yogyakarta masih melakukan kajian dan identifikasi lebih lanjut.
“Kalau kita bicara tempat itu seperti apa, beberapa lokasi memang ada tempat ibadah... semua padukuhan mempunyai temuan yang diduga sebagai komponen bagian candi,” ujar Wardiyah, Pamong Budaya Ahli Muda BPK Wilayah X Yogyakarta, dikutip Jumat, 22 Agustus 2025.
Baca juga:
Kunci Ekonomi Rakyat, Sarifah: Pembiayaan UMKM dan Pertanian
Wardiyah menjelaskan bahwa di Sumberadi, sejumlah temuan serupa sebelumnya sudah pernah ditemukan.
Namun sayangnya, banyak artefak penting hilang atau tidak diketahui keberadaannya. Temuan yang masih bisa diselamatkan kini diamankan di kantor BPK X untuk diteliti lebih lanjut.
Arca yang ditemukan menggambarkan tokoh laki-laki dengan atribut khas, seperti mahkota, kalung, anting-anting, dan tali kasa. Namun, kondisinya tidak utuh. Kepala dan tangan arca mengalami kerusakan parah, sehingga menyulitkan proses identifikasi.
“...kami masih belum tahu lokasinya di mana, karena rata-rata temuannya itu masih sifatnya masih lepas,” tambah Wardiyah, mengisyaratkan bahwa temuan-temuan ini bisa jadi hanya pecahan kecil dari kompleks candi yang lebih besar.
Selain arca, warga juga menemukan dua bongkah batu bertakik serta pemuncak candi—struktur batu yang umumnya berada di atap bangunan candi.
Meski temuan semakin banyak, Balai Pelestarian Kebudayaan belum menentukan langkah ekskavasi resmi.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan penting: Apakah kita sedang duduk di atas situs sejarah yang belum diungkap? Ataukah temuan-temuan ini akan kembali hilang tanpa jejak seperti yang sudah-sudah?
Baca juga:
Suku Bunga Turun, Misbakhun Desak BI Fokus UMKM
Hingga saat ini, tidak ada langkah pelindungan struktural di lokasi penemuan.
Sementara itu, lubang tempat arca ditemukan telah ditutup kembali untuk keperluan jalan.
Publik dan pemerhati sejarah mendesak agar pemerintah lebih serius dalam menanggapi temuan-temuan arkeologis yang berpotensi membuka catatan sejarah lokal.
Baca juga:
Festival Pacu Jalur: Dari Arus Sungai ke Arus Uang Rp75 Miliar
“Warga di Sleman menemukan arca misterius saat menggali saluran air. Temuan ini bisa menjadi kunci untuk membuka rahasia situs candi masa lampau yang terlupakan. Namun, sampai kini, kepastian arkeologisnya masih terkubur dalam tanda tanya.”
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #ArkeologiMlati #CandiTersembunyi #WarisanBudaya