Demer: HIMBARA Harus Siap Kelola Aset Rp800 Triliun

GalaPos ID, Jakarta.
Dalam deretan ambisi besar pemerintah, Danantara muncul sebagai “obat baru” bagi penyakit lama BUMN: lamban, birokratis, dan tidak lincah menghadapi pasar.
Tapi seperti obat lainnya, efektivitasnya bergantung pada cara digunakan—dan siapa yang menggunakannya.
Program hilirisasi, hybridisasi, dan pembentukan Danantara jadi sorotan Gde Sumarjaya Linggih dalam sidang bersama HIMBARA.

Demer: Danantara Bisa Ubah Arah Ekonomi Nasional, HIMBARA Jangan Lambat

Apakah Danantara akan jadi penyelamat atau beban baru bagi BUMN? Demer punya pandangan berbeda: kuncinya ada di kecepatan dan komitmen.”

Baca juga:

Gala Poin:
1. Danantara dinilai bisa mempercepat fleksibilitas BUMN dan mendorong percepatan ekonomi.
2. HIMBARA diminta menindaklanjuti arahan Presiden terkait potensi ROI besar dari aset nasional.
3. Pemerataan ekonomi menjadi tujuan utama dalam arah kebijakan nasional.

 

Anggota Komisi VI DPR RI, Gde Sumarjaya Linggih, menyoroti bahwa tanpa kecepatan dan komitmen dari Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA), Danantara berpotensi menjadi beban tambahan, bukan solusi.

Dengan potensi aset Rp15 ribu triliun dan ROI yang diperkirakan bisa menyentuh Rp800 triliun, pertanyaannya sederhana tapi penting: apakah bank-bank negara siap meninggalkan budaya lamban dan mengawal perubahan ini, atau justru kembali tersandera birokrasi?

Baca juga:
20 Paket Ganja Disita, Mahasiswa Jayapura Jadi Tersangka


Anggota Komisi VI DPR RI, Gde Sumarjaya Linggih, menilai bahwa pembentukan Danantara merupakan langkah strategis untuk mempercepat fleksibilitas BUMN, khususnya dalam merespons dinamika ekonomi global.

Ia menyatakan bahwa selama ini BUMN sering kali terhambat oleh prosedur birokrasi yang membuat mereka kalah gesit dibanding perusahaan swasta.

“Selama ini BUMN kita lambat dan tidak fleksibel karena terikat birokrasi anggaran. Dengan adanya Danantara, khususnya HIMBARA diharapkan bisa lebih gesit, atraktif, dan adaptif terhadap dinamika ekonomi,” ujar Gde.

Ia juga menyoroti potensi besar yang dimiliki Danantara.

Demer: Danantara Bisa Ubah Arah Ekonomi Nasional, HIMBARA Jangan Lambat

Presiden dalam pidatonya memperkirakan aset yang dikelola bisa mencapai 1.000 miliar dolar AS, dengan potensi Return on Investment (ROI) sebesar 5%, atau sekitar Rp800 triliun nilai tambah.

“Angka ini sangat signifikan dan harus benar-benar dipersiapkan oleh HIMBARA agar mampu menindaklanjuti arahan Presiden,” tegasnya.

Lebih lanjut, Gde menekankan pentingnya pemerataan ekonomi melalui kebijakan Presiden.

Ia berharap muncul pelaku-pelaku ekonomi baru dari daerah agar pertumbuhan tidak hanya terpusat di Jakarta.

Baca juga:
Dari Aktivis ke Wamenaker, Immanuel Ebenezer Keciduk OTT KPK

“Selama ini, keuntungan ekonomi cenderung terkonsentrasi di Jakarta. Dengan adanya kebijakan ini, saya berharap muncul pelaku-pelaku ekonomi baru dari daerah,” ujar Demer.

Menutup pernyataannya, ia meminta agar HIMBARA dan Komisi VI terus memperkuat komunikasi dan pengawasan.

“Program Presiden ini sangat bagus secara konsep. Tantangannya sekarang: apakah mampu diimplementasikan dengan baik di lapangan,” tutupnya.

 

Baca juga:
Beniyanto: Legal Boleh, Tapi Harus Transparan

“Program hilirisasi, hybridisasi, dan pembentukan Danantara jadi sorotan Gde Sumarjaya Linggih dalam sidang bersama HIMBARA. Ia optimistis, bila dilaksanakan dengan cepat, bisa menurunkan ketimpangan dan membuka ekonomi daerah.”

#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #DanantaraBergerak #EkonomiDaerahBangkit #BUMNGesit

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال