GalaPos ID, Jakarta.
Ketika dunia diguncang krisis geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global, Indonesia dihadapkan pada pilihan tegas: bertindak cepat atau tertinggal.
Dalam Rapat Dengar Pendapat bersama bank-bank pelat merah, anggota Komisi VI DPR RI, Gde Sumarjaya Linggih, mengangkat suara—membela program-program Presiden Prabowo yang kerap diragukan publik.
“Di tengah gejolak dunia, apakah Indonesia siap menjaga kepentingan nasionalnya? Gde Sumarjaya menegaskan: program Presiden bukan mimpi, tapi peta jalan masa depan.”
Baca juga:
- Investasi Migas Meningkat, Yulisman Desak Revisi UU Dipercepat
- Bank Negara Harus Hadir, Sorotan Tajam Firnando Ganinduto
- 20 Paket Ganja Disita, Mahasiswa Jayapura Jadi Tersangka
Gala Poin:
1. Gde menyatakan program Presiden realistis dan sangat relevan dengan kondisi global.
2. HIMBARA diminta lebih aktif mendukung program pemerintah, khususnya dalam ketahanan pangan dan energi.
3. Danantara diharapkan mendorong fleksibilitas BUMN dalam merespons tantangan ekonomi.
Menurutnya, justru di tengah situasi genting inilah program ketahanan pangan dan energi harus dijalankan tanpa ragu.
Namun ia tak menutup mata: tanpa dukungan konkret dari Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA), semua visi itu hanya akan tinggal di atas kertas.
Pertanyaannya, siapkah lembaga keuangan negara keluar dari kungkungan birokrasi dan menjadi motor pembangunan?
Baca juga:
Dari Aktivis ke Wamenaker, Immanuel Ebenezer Keciduk OTT KPK
Anggota DPR RI Komisi VI dari Fraksi Partai Golkar, Gde Sumarjaya Linggih, menegaskan bahwa program-program Presiden Prabowo Subianto sangat realistis dan perlu segera diimplementasikan oleh seluruh pemangku kepentingan, termasuk Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA).
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI bersama jajaran perbankan HIMBARA di Jakarta, Kamis, 21 Agustus 2025.
“Banyak pihak menilai program Presiden tidak realistis. Namun menurut saya, justru sangat realistis. Kondisi dunia saat ini tidak baik-baik saja, kita lihat di Eropa Timur masih terjadi gejolak, Timur Tengah belum stabil, bahkan di kawasan Asia Tenggara kita melihat potensi konflik,” ujar politisi Golkar asal Bali itu.
![]() |
Foto: Menara BNI |
Ia mengingatkan bahwa ketahanan pangan dan energi adalah dua pilar utama yang harus segera diperkuat.
“Jika salah kelola, dampaknya sangat berbahaya. Sebaliknya, jika dikelola dengan benar, bisa menjadi pendorong utama kesejahteraan rakyat,” tegas Gde, yang akrab disapa Demer.
Demer juga menyinggung urgensi HIMBARA untuk lebih aktif dan cepat merespons kebijakan pemerintah.
Baca juga:
Beniyanto: Legal Boleh, Tapi Harus Transparan
Ia menilai, fleksibilitas dan kecepatan pengambilan keputusan menjadi hal penting yang selama ini terhambat oleh birokrasi yang kaku.
“Dengan adanya Danantara, khususnya HIMBARA diharapkan bisa lebih gesit, atraktif, dan adaptif terhadap dinamika ekonomi,” jelasnya.
Baca juga:
Hilirisasi Jadi Pilar Ekonomi Rakyat Versi Misbakhun
“Gde Sumarjaya Linggih membela program-program Presiden Prabowo yang dinilai tidak realistis oleh sebagian pihak. Ia justru menilai program tersebut sangat relevan dengan ancaman global dan menjadi kunci untuk menjaga stabilitas nasional.”
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #ProgramRealistis #KetahananNasional #HIMBARAHarusBergerak