GalaPos ID, Aceh.
Kepastian jumlah korban jiwa kembali menjadi sorotan publik ketika BNPB memperbarui data terbaru terkait tragedi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Namun, proses verifikasi dan validasi yang berjalan lambat menimbulkan banyak pertanyaan, terutama di tengah kebutuhan masyarakat akan kejelasan situasi.
"Lonjakan korban tewas dan hilang di Aceh hingga Sumut kembali memantik pertanyaan besar: mengapa verifikasi begitu lambat saat publik menunggu kepastian?"
Baca juga:
- Direksi Baru Garuda? Ini Rekam Jejak Kunduvara, Mills, dan Glenny
- Ekspatriat Masuk Direksi Garuda, Gaji Direksi Dipotong
- Data Terbaru Bencana Sumbar: 196 Meninggal, Identifikasi Masih Berlanjut
Gala Poin:
1. Proses verifikasi korban dinilai lambat, sementara publik menunggu kepastian angka.
2. Total 770 korban meninggal dan 463 hilang telah dilaporkan BNPB.
3. Data korban tersebar di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa Posko Terpadu masih melakukan penyisiran data korban.
“Untuk Provinsi Aceh per hari ini, korban meninggal sebanyak 277 jiwa, sementara 193 orang masih hilang,” ujar Abdul dalam keterangan yang diterima GalaPos ID melalui YouTube BNPB, Rabu, 3 Desember 2025.
BNPB juga merinci angka korban di provinsi lain. Abdul menyampaikan bahwa di Sumatera Utara telah ditemukan 299 korban meninggal, sementara 159 orang masih dalam pencarian. Sementara itu, di Sumatera Barat tercatat 194 korban meninggal dan 111 orang hilang.
Dengan demikian, total korban meninggal yang sudah tervalidasi sebanyak 770 jiwa, dan 463 orang masih hilang.
Baca juga:
Tim Khusus Polri Selidiki Asal Kayu di Tengah Bencana Mematikan
Publik mempertanyakan mengapa proses verifikasi berjalan lambat, padahal penanganan pascabencana membutuhkan data akurat untuk mempercepat bantuan.
Di tengah ketidakpastian tersebut, BNPB menegaskan bahwa verifikasi tetap menjadi prioritas untuk memastikan keakuratan data, meskipun informasi yang tidak konsisten kerap muncul di masyarakat.
BNPB menegaskan bahwa distribusi udara dan darat masih menghadapi tantangan besar. Cuaca buruk di beberapa titik perbukitan membuat pesawat pembawa logistik harus menunggu hingga kondisi aman untuk terbang.
BNPB mengungkapkan bahwa hingga 3 Desember, penerbangan bantuan ke Sumatera Utara telah mencapai 21 sortie dengan total 16 ton muatan logistik. Distribusi dilakukan ke wilayah seperti Tapanuli Tengah dan Mandailing Natal sebelum diteruskan ke kabupaten dan kota lain.
![]() |
| Jalur Medan–Aceh Tamiang Mulai Terbuka: Alat berat terus bekerja menyingkirkan material demi pulihnya akses vital bagi warga, Selasa, 2 Desember 2025. Foto: istimewa |
“Bentuk operasi modifikasi cuaca masih terus kita lakukan, untuk memastikan bahwa distribusi melalui jalur udara itu tidak terganggu oleh cuaca buruk,” kata Abdul Muhari.
Ia menambahkan bahwa awan tebal di kawasan perbukitan kerap menghalangi operasional penerbangan sehingga keselamatan menjadi prioritas utama.
Baca juga:
Asal Gelondongan Kayu Misterius di Banjir Sumatra, Polisi Selidiki
"BNPB merilis pembaruan jumlah korban meninggal dan hilang di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Meski angka terus naik, proses verifikasi dinilai lambat sehingga memicu kekhawatiran publik. Berikut laporan kritisnya."
#BNPB #Update #AcehSumutSumbar #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

.jpeg)