GalaPos ID, Jambi.
Kasus pembunuhan sadis terhadap dosen EY (37) di Bungo, Jambi, mulai menyingkap kelicikan Bripda Waldi, polisi aktif Polres Tebo. Setelah membunuh korban, Waldi berupaya menutupi jejak kejahatannya, namun tindakan itu justru menjadi bukti kuat bagi penyidik.
Pelaku memakai wig, balas WA sahabat korban, dan menggasak harta benda untuk menciptakan rekayasa perampokan.
"Pembunuhan dosen di Bungo bukan sekadar aksi kekerasan. Pelaku, seorang polisi aktif, menyiapkan trik licik untuk mengaburkan jejak—dari wig hingga pesan WhatsApp palsu."
Baca juga:
- Motif Bejat Bripda Waldi di Balik Pembunuhan Dosen Cantik Bungo
- Sarifah Suraidah Harum Desak Pemerataan Infrastruktur di Kaltim
- Dari Tuduhan Mistis ke Bisnis Nyata Ayam Geprek, Kisah Inspiratif
Gala Poin:
1. Bripda Waldi menutupi aksi kejamnya dengan trik licik seperti wig dan pesan WhatsApp palsu.
2. Pelaku membawa kabur harta benda korban untuk menciptakan kesan perampokan.
3. Motif utama sementara terkait asmara, namun penyidik masih mendalami kemungkinan motif lain.
Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono mengatakan, “Pelaku ini ulet dan licik. Jadi belum ada bukti, pantang untuk dia mengakui. Walaupun kami tidak mengejar pengakuan pelaku.”
Beberapa fakta licik Bripda Waldi:
- Bersihkan TKP: Pelaku mengepel lantai untuk menghilangkan jejak.
- Penyamaran wig gondrong: Untuk mengelabui saksi dan CCTV.
- Balas WhatsApp sahabat korban: Mengambil alih ponsel korban dan membuat alibi palsu.
- Kuras harta korban: Membawa kabur iPhone, perhiasan, mobil Honda Jazz, dan motor Honda PCX.
- Motif asmara: Dugaan masalah pribadi antara korban dan tersangka memicu pembunuhan.
Polisi memastikan pelaku bertindak sendiri. Kronologi penyelidikan menunjukkan bahwa pelaku merencanakan aksi keji ini dan menggasak harta korban agar terlihat seperti perampokan.
“Dia menciptakan rekayasa peristiwa yang terjadi. Yang aslinya itu peristiwa pembunuhan yang dilakukannya, seakan-akan perampokan,” jelas Natalena.
Baca juga:
Guru Dipukul, DPR: Sekolah Bukan Arena Kekuasaan Orang Tua
Kepolisian masih menunggu hasil autopsi jenazah dosen Institut Agama dan Kesehatan (IAK) Setih Setio Muara Bungo, Erni Yuniati, korban pemerkosaan dan pembunuhan yang diduga dilakukan anggota Polres Tebo, Bripda Waldi.
Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono mengatakan hasil autopsi diperkirakan keluar sekitar lima hari.
“Hasil autopsi paling lama lima hari lagi bisa dikeluarkan oleh dokter Laboratorium Forensik, karena dua hari kemarin sudah terhitung hari pertama dari tujuh hari,” ujar Natalena, Selasa, 4 November 2025.
Penyidik menyita sejumlah barang bukti, seperti mobil Honda Jazz putih, motor Honda PCX, dan telepon genggam iPhone, untuk pemeriksaan laboratorium. Pelaku terancam sanksi pidana dan hukuman etik berat hingga pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH).
Sebelumnya, jasad seorang dosen wanita berinisial EY (37) ditemukan dalam kondisi mengenaskan di rumahnya di Perumahan BTN Al-Kautsar Residence 7, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo pada Sabtu, 1 November 2025.
Setelah temuan jenazah dosen EY pada 1 November 2025, penyidik dari Polres Bungo bersama Polres Tebo berhasil menangkap pelaku, yaitu Bripda Waldi, pada 2 November 2025 di wilayah Kabupaten Tebo.
Baca juga:
BPOM Ungkap 23 Kosmetik Berbahaya, Ada yang Bisa Picu Kanker
"Bripda Waldi, polisi aktif, diduga membunuh dosen di Bungo dan mencoba menutupi kejahatannya dengan trik licik. Pelaku memakai wig, balas WA sahabat korban, dan menggasak harta benda untuk menciptakan rekayasa perampokan."
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #Dosen #Jambi #OknumPolisi

.jpg)