Guru Dipukul, DPR: Sekolah Bukan Arena Kekuasaan Orang Tua

GalaPos ID, Jakarta.
Kasus pemukulan guru SMP Negeri 1 Trenggalek oleh keluarga wali murid memicu gelombang keprihatinan luas. Anggota DPR RI Komisi VII sekaligus Bunda Guru Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, mengecam keras tindakan tersebut.
Ia menyebut serangan terhadap guru bukan sekadar tindak kriminal, tetapi ancaman terhadap martabat pendidikan dan masa depan bangsa.

Novita Hardini Bela Guru Trenggalek, Tuntut Perlindungan Hukum Nasional

 

Ketika tangan murid atau orang tua terangkat pada guru, yang terluka bukan hanya wajah seorang pendidik—tapi juga wibawa bangsa. Begitulah pesan tegas Novita Hardini menanggapi kasus pemukulan guru SMPN 1 Trenggalek yang mengguncang dunia pendidikan.

Baca juga:

Gala Poin:
1. Novita Hardini mengecam keras kekerasan terhadap guru SMPN 1 Trenggalek, menyebutnya sebagai serangan terhadap martabat pendidikan nasional.
2. Ia mendesak aparat hukum bertindak tegas serta mendorong perlindungan hukum dan keamanan bagi tenaga pendidik.
3. Pemerintah daerah diminta memperkuat literasi dan komunikasi antara guru dan wali murid untuk mencegah kekerasan di sekolah.

 

“Ketika guru dipukul karena menegakkan aturan sekolah, maka yang diserang bukan hanya individu, tapi martabat pendidikan dan masa depan anak-anak kita,” tegas Novita dalam pernyataannya, Senin, 3 November 2025.

Legislator perempuan dari Fraksi PDI Perjuangan itu menilai, guru bukan sekadar tenaga pendidik, tetapi pilar peradaban bangsa. Kekerasan terhadap guru, kata dia, sama saja dengan mengoyak akar moral dan sistem nilai yang ditanamkan di ruang kelas selama bertahun-tahun.

Novita menyerukan agar aparat penegak hukum bertindak tegas terhadap pelaku kekerasan, tanpa memandang status sosial.

“Pendidikan adalah domain yang sangat krusial. Bila disiplin guru di sekolah gampang dipukul balik, maka siapa yang berani mendidik anak bangsa? Ini soal keberlanjutan bangsa kita,” ujarnya lantang.

Ia menilai kekerasan di sekolah tidak bisa diselesaikan hanya dengan permintaan maaf atau mediasi sepihak. Pemerintah daerah, menurutnya, harus mengambil langkah sistemik untuk melindungi tenaga pendidik dari ancaman fisik maupun psikologis.

Baca juga:
Ratu Ayam Geprek dari Sidoarjo, Sukses Tanpa Franchise

Sebagai Bunda Guru Kabupaten Trenggalek, Novita meminta Dinas Pendidikan setempat memperkuat prosedur keamanan guru dan memperluas edukasi bagi orang tua siswa.

“Sekolah bukan arena tawar-menawar kekuasaan antara guru dan wali murid. Sekolah adalah institusi negara yang memberikan layanan penting bagi masa depan anak-anak kita,” tambahnya.

Ia menekankan pentingnya kalender edukasi bagi wali murid, agar mereka memahami hak dan kewajiban di lingkungan pendidikan, serta peran guru sebagai figur yang harus dihormati, bukan ditakuti.

Novita menyatakan dukungan penuh kepada guru korban, Eko Prayitno, serta seluruh tenaga pendidik di Trenggalek. Ia berkomitmen memperjuangkan perlindungan hukum lebih kuat bagi guru di tingkat nasional, termasuk mekanisme pengaduan kekerasan yang mudah diakses.

“Saya berdiri bersama guru-guru Trenggalek. Ini bukan hanya soal satu orang pukulan. Ini soal generasi yang haknya merasakan pendidikan layak. Jika kita biarkan, maka kekerasan kecil hari ini bisa membesar menjadi budaya ketidakadilan besar esok hari,” ujar Novita.

Novita Hardini: Kekerasan terhadap Guru adalah Serangan ke Akar Bangsa


Kasus ini berawal ketika guru seni budaya SMPN 1 Trenggalek, Eko Prayitno, melakukan penyitaan ponsel salah satu siswi sesuai aturan sekolah.

Tindakan disiplin itu justru memicu amarah keluarga siswi, yang kemudian melakukan pemukulan dan ancaman terhadap sang guru.

Kasus tersebut kini ditangani aparat kepolisian, sementara publik mendesak agar penegakan hukum dilakukan secara transparan dan adil.

 

Baca juga:
Cinta Tak Terbalas, Ayah Wanita Jadi Sasaran Tikaman di Tanjung Tiram

"Anggota DPR RI Komisi VII, Novita Hardini, mengecam keras pemukulan guru SMPN 1 Trenggalek oleh keluarga wali murid. Ia menyebut serangan terhadap guru bukan sekadar tindak kriminal, tetapi ancaman terhadap martabat pendidikan dan masa depan bangsa."

#Guru #Kekerasan #Trenggalek #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال