GalaPos ID, Lumajang.
Hujan deras yang mengguyur Kawasan Puncak Gunung Semeru, Jumat sore 21 November 2025, kembali memicu bencana susulan. Aliran Sungai Besuk Kobokan menerjang banjir lahar dingin setelah air hujan menghantam timbunan material vulkanik erupsi.
Letusan sekunder terjadi berulang di bawah Jembatan Gladak Perak atau Jembatan Besuk Kobokan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
![]() |
| Polisi menerapkan sistem buka-tutup jalur di rute Lumajang–Malang untuk mencegah kecelakaan dan memastikan keselamatan warga, Sabtu, 22 November 2025. |
"Hujan deras mengguyur Puncak Semeru. Beberapa menit kemudian, sungai berubah menjadi jalur lahar. Jalan raya lumpuh, jarak pandang satu meter, dan warga dipaksa putar balik untuk menyelamatkan nyawa."
Baca juga:
- Komunitas Brenx Gerakkan Anak Muda Depok Jauhi Narkoba
- Komisi VII Minta Pemerataan Industri Petrokimia Nasional
- Ilham Permana Soroti LCI soal Bahan Baku, UMKM, dan Daya Saing Global
Gala Poin:
1. Hujan deras memicu banjir lahar dingin dan letusan sekunder di Besuk Kobokan.
2. Petugas menghentikan kendaraan karena jarak pandang hanya satu meter dan jalan sangat licin.
3. Jalur selatan Lumajang–Malang diberlakukan buka-tutup untuk mencegah kecelakaan.
Di lapangan terlihat kepulan asap panas membumbung tinggi. Abu pekat terbawa angin hingga menyelimuti kawasan sekitar jembatan. Dampaknya langsung terasa: jarak pandang turun drastis hingga hanya satu meter.
Petugas menghentikan seluruh kendaraan yang mencoba melintas. Jalan dinyatakan tidak aman. Permukaan aspal dipenuhi lumpur vulkanik yang licin dan berpotensi memicu kecelakaan.
Sukoco, warga Malang yang hendak melintas, mengaku seluruh tubuh dan kendaraannya tertutup abu basah.
“Iya ini tidak boleh melewati karena bahaya, balik lagi ini. Jalan juga licin karena hujan masih mengguyur serta penuh abu,” kata Sukoco, Sabtu, 22 November 2025.
Baca juga:
Bukan Asam Urat Biasa, Kenali Tanda Rematik
Hujan abu bahkan menempel tebal di kendaraan yang terparkir. Material vulkanik mencapai ketebalan sekitar satu sentimeter.
Aipda Yuli dari Polres Lumajang menegaskan bahwa keselamatan warga menjadi prioritas.
“Hujan abu sangat berbahaya jika warga melintas harus hati-hati. Kita hentikan untuk tidak melewati area berbahaya,” ucap Aipda Yuli.
Untuk mengurangi risiko, petugas menerapkan sistem buka-tutup jalur di lintasan selatan yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dan Malang. Skema ini diterapkan hingga kondisi dinilai kembali stabil.
Sementara ditempat terpisah, di tengah situasi belum stabil akibat erupsi Gunung Semeru, kondisi para penyintas di pengungsian kian mengkhawatirkan.
Persediaan obat di sejumlah pos pengungsian dilaporkan semakin menipis, bahkan hampir habis. Situasi ini diperparah oleh hujan abu yang masih terus berlangsung di wilayah terdampak.
Di Pos Pengungsian SDN 4 Supiturang, lebih dari 100 warga bertahan. Mayoritas adalah lansia dan anak-anak dari Dusun Sumbersari, Desa Supiturang — salah satu wilayah terdampak terparah. Rumah mereka hancur dan tidak ada harta benda yang berhasil diselamatkan.
Baca juga:
Operasi SAR Majenang Memasuki Hari Kritis
"Banjir lahar dingin dan letusan sekunder menerjang Besuk Kobokan usai hujan deras mengguyur Gunung Semeru. Lalu lintas ditutup, jarak pandang menurun, dan warga diminta menjauhi zona berbahaya."
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #Semeru #LaharDingin #Lumajang
.jpeg)
.jpeg)