Setahun Prabowo, Rp285 Triliun Korupsi Minyak Mentah Terbongkar

GalaPos ID, Jakarta.
Dari laporan NEXT Indonesia Research & Publications, kasus korupsi terbesar yang berhasil diungkap selama setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto adalah korupsi tata kelola minyak mentah di kelompok usaha PT Pertamina (Persero).
Sebuah sinyal bahwa tantangan pemberantasan korupsi bukan hanya soal angka, tetapi sistem dan tata kelola.

Kasus Pertamina Ungkap Tantangan Besar Pemberantasan Korupsi

"Korupsi senilai ratusan triliun rupiah di perusahaan milik negara seperti Pertamina mengingatkan bahwa pemberantasan korupsi bukan sekadar soal penindakan, tapi pembenahan sistem yang rumit dan berlapis."

Baca juga:

Gala Poin:
1. Kasus korupsi terbesar senilai Rp285 triliun di Pertamina terungkap selama satu tahun pemerintahan Prabowo.
2. Prabowo menilai korupsi sebagai penyakit parah yang mengancam negara.
3. Penindakan korupsi harus diimbangi dengan reformasi sistem tata kelola agar pemberantasan efektif.


Kerugian yang tercatat mencapai Rp285 triliun, mencakup periode 2018 hingga 2023. Angka ini jauh melebihi nilai uang korupsi yang baru saja dikembalikan, menunjukkan bahwa tantangan pemberantasan korupsi masih sangat berat.

Presiden Prabowo sendiri menegaskan komitmen memberantas korupsi, menyebutnya sebagai “penyakit berbahaya” yang bisa menghancurkan negara.

"Menurut saya, korupsi adalah penyakit. Ketika sudah mencapai stadium 4 seperti kanker, akan sangat sulit disembuhkan. Dalam sejarah, korupsi bisa menghancurkan negara, bangsa, dan rezim. Jadi, ya, saya bertekad untuk memberantas korupsi," ujar Prabowo saat dialog dengan Steve Forbes di Forbes Global CEO Conference 2025.

Laporan yang dirilis NEXT Indonesia Research & Publications mengungkap bahwa selama setahun masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, uang negara senilai Rp1,7 triliun berhasil dikembalikan dari para terpidana kasus korupsi.

Baca juga:
Rasa Indonesia di Sydney, Pandawa Jadi Rumah Kedua Nusantara

“Nilai tersebut berasal dari rampasan hasil korupsi, lelang barang rampasan, dan penguasaan kembali kawasan hutan,” tulis laporan NEXT Indonesia Research & Publications, Sabtu, 18 Oktober 2025.

Meskipun pemerintah menunjukkan keberhasilan dalam penindakan, kasus Pertamina menjadi gambaran bahwa korupsi sistemik membutuhkan strategi yang jauh lebih mendalam.

Tidak cukup dengan penegakan hukum; perbaikan tata kelola, transparansi, dan akuntabilitas menjadi kunci. Terungkapnya kasus korupsi Rp285 triliun di tubuh Pertamina menjadi cermin gelap betapa dalamnya akar korupsi di negeri ini.

Meski pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo menunjukkan komitmen dalam penindakan, kasus sebesar ini menuntut lebih dari sekadar vonis: ia menagih reformasi sistem yang menyeluruh, dari tata kelola BUMN hingga mekanisme pengawasan internal.

Setahun Prabowo, Rp285 Triliun Korupsi Minyak Mentah Terbongkar

Pemberantasan korupsi bukan hanya soal mengembalikan uang negara, tetapi menghapus celah yang memungkinkan kejahatan ini terus berulang.

Jika tidak dibarengi dengan transparansi, akuntabilitas, dan keberanian menindak sampai ke akar kekuasaan, maka korupsi akan terus menjadi "penyakit stadium 4" seperti yang disebut Prabowo sendiri. Tetap ikuti GalaPos.ID untuk laporan investigatif dan analisis tajam soal isu-isu strategis nasional.

 

Baca juga:
Jalan Baru di Desa Pinang Banjar, Komitmen TNI dan Harapan Warga

"Kasus korupsi terbesar yang diungkap selama setahun pemerintahan Prabowo terjadi di tubuh PT Pertamina senilai Rp285 triliun. Sebuah sinyal bahwa tantangan pemberantasan korupsi bukan hanya soal angka, tetapi sistem dan tata kelola."

#Korupsi #SetahunPrabowo #RisetNEXT #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia



Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال