GalaPos ID, Banyumas.
Seorang santri berusia 14 tahun dari Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Kebarongan, Maftuh, warga Karangmangu, Kabupaten Cilacap, dilaporkan tenggelam di saluran irigasi pada Selasa, 22 Oktober 2025, pada sore hari waktu setempat.
"Sore itu, arus deras di saluran irigasi Desa Kebarongan berubah jadi jebakan sunyi. Satu santri hilang terseret, dan sejak saat itu seluruh warga menahan napas menunggu kabar dari tim penyelamat."
Baca juga:
- Akhir Pencarian, Santri Asal Cilacap Ditemukan di Saluran Irigasi Banyumas
- Intip Kekayaan Raisa-Hamish Daud, Ditengah Kabar Cerai Kisah Cinta Ikonik
- Janji Manis Pengembang Bodong, Uang Ludes Rumah Tanah Tak Ada
Gala Poin:
1. Santri Maftuh (14) dilaporkan tenggelam di saluran irigasi Desa Kebarongan, Banyumas.
2. Tim SAR merespons cepat dengan menerjunkan dua tim penyelamat lengkap dengan peralatan.
3. Peristiwa ini menyoroti kurangnya keamanan di area saluran irigasi publik.
Insiden terjadi sekitar pukul 15.30 WIB, ketika arus air diketahui cukup deras dan minim pengamanan di sekitar lokasi. Menurut laporan yang diterima Potensi SAR Banyumas, kejadian tersebut terjadi saat korban berada di area saluran air.
“Korban sedang berada di sekitar saluran irigasi, lalu terseret arus dan tenggelam,” ujar Ety Sutopo, dari Potensi SAR setempat.
Saksi mata yang melihat kejadian langsung menghubungi Unit Siaga SAR Banyumas. Kepala unit, Brian Gautama, menyebut pihaknya langsung menurunkan tim setelah laporan diterima.
“Pada pukul 18.15 WIB kami langsung mengirim satu tim rescuer dari USS Banyumas dan satu tim dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Cilacap,” ungkap Brian Gautama.
Baca juga:
Jeramba Ayek Kinang, Dari Surga Wisata Menjadi Titik Rawan Bencana
Tim tiba di lokasi sekitar pukul 18.51 WIB dengan membawa peralatan lengkap, termasuk rubber boat, alat komunikasi, serta perlengkapan selam. Mereka segera melakukan assessment dan penyusunan strategi pencarian di lapangan.
“Tim melakukan koordinasi dengan potensi SAR setempat, melakukan assesment, serta menyusun rencana pencarian,” tutup Brian.
Hingga malam hari, hasil pencarian belum diumumkan. Sementara itu, keluarga korban dan warga sekitar terus menunggu dengan harap cemas.
Tragedi ini menyoroti minimnya pengamanan di area irigasi publik yang kerap dijadikan tempat bermain anak-anak maupun santri setempat. Masyarakat berharap ada perhatian lebih dari pemerintah daerah agar insiden serupa tidak terulang.
Setelah dua hari pencarian intensif, Tim SAR Gabungan akhirnya menemukan jasad Maftuh (14 tahun), santri asal Karangmangu, Cilacap, yang dilaporkan tenggelam di saluran irigasi Desa Kebarongan, Kecamatan Kemranjen, Banyumas, pada Selasa (22/10).
Komandan Tim SAR Gabungan, Suyanto, menjelaskan operasi pencarian dilakukan dengan membagi personel ke dalam empat Search and Rescue Unit (SRU) untuk menyisir berbagai titik kemungkinan korban.
“Tim SAR Gabungan melakukan briefing dan dibagi menjadi 4 SRU: SRU 1 melakukan penyisiran di permukaan air menggunakan LCR sejauh 3 km ke arah hilir dari LKP sampai percabangan Wakeran, SRU 2 melakukan penyisiran body rafting sejauh 2 km dari percabangan Wakeran ke arah Kemranjen, SRU 3 melakukan penyisiran darat sejauh 2 km dari percabangan Wakeran ke arah Danasri serta penyebaran informasi kepada masyarakat, SRU 4 melakukan pemantauan di titik-titik penyempitan arus dan percabangan yang berpotensi menghambat laju survivor,” ujar Suyanto.
Baca juga:
UMPP Kukuhkan 152 Lulusan, Fokus pada Inklusi dan Digitalisasi
"Pencarian santri tenggelam di Banyumas berawal dari laporan warga yang menyaksikan korban terseret arus deras saluran irigasi. Upaya cepat dari Tim SAR menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan bencana di area publik."
#SARBanyumas #TragediSantri #KeselamatanAir #BeritaHumanis #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia
.jpeg)
.jpeg)