GalaPos ID,Bandung.
Sebuah langkah tak biasa diumumkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi usai mengikuti upacara HUT ke-80 TNI di Markas Kodam III/Siliwangi, Minggu, 5 Oktober 2025. Ia meluncurkan program “Rereongan Seribu Rupiah”, sebuah gerakan gotong royong berbasis donasi sukarela dari Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov Jabar untuk membantu warga tidak mampu.
"Seribu rupiah mungkin tak bisa membeli segelas kopi kekinian, tapi di tangan ASN Jawa Barat, uang sekecil itu bisa menjadi penyambung hidup bagi anak yang hampir putus sekolah, warga sakit, hingga korban kriminalisasi."
Baca juga:
- Evakuasi Tragedi Ponpes Al-Khoziny, Korban Bertambah
- Yoghurt dan Pisang, Duo Penjaga Tekanan Darah
- Babinsa Karang Anyar Ciptakan Ketahanan Pangan
Gala Poin:
1. Gubernur Dedi Mulyadi meluncurkan program donasi ASN “Rereongan Seribu Rupiah” untuk membantu rakyat.
2. Dana akan difokuskan ke sektor pendidikan, kesehatan, dan bantuan hukum.
3. Program ini ditujukan untuk menghidupkan kembali semangat gotong royong dalam birokrasi.
Melalui skema ini, setiap ASN diimbau menyisihkan Rp1.000 per hari, atau sekitar Rp30.000 per bulan, yang akan dikumpulkan dan disalurkan untuk tiga sektor: pendidikan, kesehatan, dan bantuan hukum.
“Selama ini layanan pengaduan itu ada di rumah pribadi saya di Lembur Pakuan, dan dibiayai dari dana operasional maupun pribadi. Sekarang saya menggagas agar para ASN juga ikut memberikan sumbangsih terhadap berbagai problem sosial,” ujar Dedi.
Program ini lahir dari pengalaman Dedi yang selama ini membuka rumah pribadinya untuk pengaduan warga. Ia menilai, sudah saatnya birokrasi menunjukkan keberpihakan nyata terhadap rakyat kecil.
Baca juga:
Tak Disadari, Kebiasaan Sehari-hari Tingkatkan Hipertensi
Ada tiga fokus utama dalam rereongan ini:
Bantuan kesehatan, khususnya untuk warga yang kesulitan biaya pengobatan atau tak mampu membayar iuran BPJS.
Bantuan pendidikan, bagi anak-anak yang terancam putus sekolah karena kendala biaya, bahkan sekadar seragam pramuka.
“Jangan sampai ada kejadian seperti di Bogor, anak tidak bisa sekolah hanya karena seragam pramuka senilai Rp300 ribu,” tegasnya.
Bantuan hukum gratis, untuk masyarakat yang terjerat perkara hukum namun tak punya akses pengacara.
Dana rereongan akan dikelola oleh bendahara internal Pemprov Jabar dengan mekanisme yang diklaim transparan dan akuntabel. Dedi juga mengajak kepala daerah lain ikut meniru langkah tersebut.
“Rumah jabatan bisa menjadi tempat rakyat mengadu, sambil ASN di lingkungan masing-masing ikut berpartisipasi,” katanya.
Lebih dari sekadar donasi, rereongan ini diharapkan menghidupkan kembali semangat kearifan lokal seperti jimpitan dan kas RT, yang selama ini menjadi fondasi solidaritas masyarakat bawah.
Baca juga:
Ironi Pendidikan Maros, Kekurangan Guru dan Jalan Rusak di Pelosok
"Program “Rereongan Seribu Rupiah” dari Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menjadi sorotan. Gerakan gotong royong ASN ini bukan hanya soal donasi kecil, tapi tentang memperbaiki hubungan birokrasi dengan rakyat. Apakah ini solusi jangka panjang atau sekadar romantisme sosial?"
#Rereongan #GotongRoyong #ASN #Jabar #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia
.jpg)
.jpg)