Ironi Pendidikan Maros, Kekurangan Guru dan Jalan Rusak di Pelosok

GalaPos ID, Maros.
Potret pendidikan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, penuh kontras. Di satu sisi, pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan mencatat sedikitnya ada kekurangan 680 guru ASN yang berdampak pada pemerataan kualitas pengajaran. Di sisi lain, siswa harus belajar di kolong rumah atau menyeberangi sungai dengan gondola buatan warga karena minimnya infrastruktur.
Guru dan siswa berharap pemerintah segera turun tangan memperbaiki infrastruktur demi keselamatan dan akses pendidikan yang adil.

Warga Bangun Gondola, Guru Berbagi Empati: Solusi Mandiri di Tengah Abainya Negara

"Ketika guru berbagi praktik baik dan warga bangun gondola dengan dana pribadi, satu hal menjadi pertanyaan besar: ke mana anggaran pendidikan itu pergi?"

Baca juga:

Gala Poin:
1. Maros kekurangan 680 guru ASN dan banyak daerah terpencil mengalami akses pendidikan yang sangat buruk.
2. Warga dan guru berinisiatif membangun solusi mandiri, seperti gondola dan praktik pendidikan berbasis empati.
3. Pemerintah daerah belum memberi langkah konkret dalam menjawab krisis ketimpangan akses dan keadilan pendidikan.


Tak berhenti di situ, akses jalan ke sekolah di sejumlah wilayah, seperti Langkeang, sangat buruk dan berbahaya, terlebih saat musim hujan.

Anak-anak harus bertaruh nyawa setiap pagi, sementara pembelajaran daring tak sepenuhnya bisa menjadi solusi.

“Namun tidak semua siswa bisa mengikuti pembelajaran daring karena beberapa siswa tidak memiliki handphone,” ujar Amir, guru di SDN 107 Langkeang, dikutip Jumat, 3 Oktober 2025.

Ketimpangan ini menciptakan persoalan mendalam: bukan hanya tentang kualitas guru atau fasilitas, tapi juga keadilan sosial dalam pendidikan.

Baca juga:
Chat Asusila Viral, Karier Hokky Caraka Terancam?

Di tengah kondisi ini, muncul program bernama Kelas Pendidik, sebuah inisiatif untuk membangun empati dan berbagi praktik baik antarguru. Program ini membantu meningkatkan kapasitas pendidik melalui relasi dan pengalaman lapangan.

Namun program saja tidak cukup. Masyarakat dan guru sudah menunjukkan inisiatif luar biasa, seperti membuat gondola sendiri dengan dana pribadi agar anak-anak bisa menyeberang sungai ke sekolah.

Tapi semangat itu akan lumpuh jika tidak dibarengi perhatian serius dari pemerintah pusat dan daerah. Dinas Pendidikan Maros sendiri mengakui kekurangan guru ASN yang cukup signifikan.

Kekurangan Guru dan Akses Buruk, Maros Terjebak Ironi Pendidikan yang Tak Merata

Namun hingga kini, belum ada langkah nyata yang mengatasi kesenjangan ini dalam waktu dekat.

Upaya warga dan guru Maros patut diapresiasi. Tapi negara tidak boleh lepas tangan. Anggaran triliunan untuk pendidikan nasional seharusnya menyentuh sekolah-sekolah yang anak muridnya harus menyeberang sungai atau jalan tanpa alas kaki.

Jika tidak sekarang, kapan?

 

Baca juga:
Tim SAR Cilacap Cari Korban Percobaan Bunuh Diri di Pantai Ambal

"Di balik kisah pilu akses sekolah, tersimpan semangat warga dan guru Maros dalam membangun pendidikan dengan dana dan tenaga sendiri. Tapi apakah cukup jika negara tetap absen?"

#Pendidikan #Maros ##GuruBerjuang #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال