Ekonomi Indonesia Stabil? Ini Fakta dan Tantangan Serapan Anggaran 2025

GalaPos ID, Jakarta.
Menjelang akhir Oktober 2025, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengingatkan seluruh kementerian dan lembaga (K/L) agar segera mempercepat serapan anggaran.
Dalam pernyataannya di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025, Purbaya menegaskan bahwa pemerintah tidak akan memotong anggaran, tetapi siap mengalihkan dana dari K/L yang serapannya rendah ke sektor lain yang dinilai lebih produktif.

Stabilitas Makro di Tengah Serapan Anggaran Lemah: Ilusi atau Fakta?

"Serapan anggaran lemah, ekonomi nasional diklaim stabil. Apakah pemerintah sungguh kendalikan fiskal, atau sekadar mempertahankan ilusi stabilitas menjelang akhir tahun?"

Baca juga:

Gala Poin:
1. Menkeu dorong percepatan serapan anggaran — Kementerian dan lembaga diberi waktu dua minggu untuk memperbaiki serapan, atau dana akan dialihkan.
2. Klaim stabilitas ekonomi — Pemerintah menegaskan pertumbuhan tetap tinggi, inflasi rendah, dan defisit terkendali, meski serapan anggaran rendah di beberapa kementerian.
3.Kritik terhadap efektivitas belanja negara — Ada pertanyaan publik soal apakah stabilitas makro mencerminkan efektivitas pembangunan dan kesejahteraan di tingkat akar rumput.


“Saya tidak menargetkan pemotongan, justru saya targetkan mereka agar bisa menyerap. Masih ada dua minggu lagi sampai akhir Oktober, kita lihat nanti seperti apa,” ujar Purbaya kepada wartawan.

Namun, ia juga tidak menutup kemungkinan akan mengambil langkah tegas jika situasi tidak berubah.

“Anggarannya bisa saya pindahkan ke tempat lain atau digunakan untuk bayar utang,” tegasnya.

Kementerian seperti Pekerjaan Umum dan Pertanian menjadi sorotan akibat serapan anggaran yang dinilai masih rendah. Kondisi ini dinilai kontradiktif di tengah upaya pemerintah mendorong efektivitas belanja negara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Baca juga:
Video Viral, Uang Berserakan dan Dugaan Suap di Kantor Pemkab Muba

Meski menyoroti rendahnya serapan anggaran, Purbaya tetap membawa narasi positif terkait kondisi ekonomi nasional. Ia menyatakan bahwa sepanjang satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran, fundamental ekonomi Indonesia tetap terjaga, bahkan di tengah gejolak ekonomi global.

“Ekonomi kita masih terjaga dengan baik. Pertumbuhan ekonomi stabil tinggi, defisit terkendali, inflasi rendah, dan likuiditas sistem keuangan tetap kuat,” ujarnya.

Beberapa indikator yang dikutip:
- Pertumbuhan ekonomi: 5,12 persen (Q2-2025)
- Defisit APBN: 1,56 persen dari PDB
- Inflasi: 2,65 persen (year-on-year, September 2025)

Namun, pertanyaannya: apakah angka-angka makroekonomi ini benar-benar mencerminkan kondisi riil di lapangan, terutama jika banyak kementerian tidak maksimal dalam belanja anggaran?

Purbaya Yudhi Sadewa: Dana Bisa Dipindah atau Bayar Utang Jika Tak Terserap

Dana Perbankan dan Janji Ketahanan Ekonomi
Menkeu juga menyoroti kebijakan pemerintah dalam menyalurkan dana ke sektor perbankan, yang menurutnya mampu memperkuat stabilitas keuangan dan mendukung pertumbuhan kredit ke sektor produktif.

Ia menyebut langkah tersebut sebagai salah satu faktor pendorong optimisme pelaku usaha.

“Setiap tahun pasti ada ketidakpastian global, tapi Indonesia sudah cukup berpengalaman menghadapinya. Sepanjang dua puluh tahun terakhir, kita tidak pernah mengalami krisis besar, dan itu bukan kebetulan,” pungkasnya.

Namun publik layak bertanya: Apakah penyaluran ke sektor perbankan sudah tepat sasaran? Dan apakah ketahanan ekonomi hanya diukur dari tidak adanya krisis besar, tanpa menilai efektivitas distribusi anggaran dan pemerataan pembangunan?

Baca juga:
Modus Baru Penipuan QRIS Rugikan 12 Pedagang di Dayeuhkolot

Pernyataan Menkeu menunjukkan optimisme dan kontrol fiskal yang ketat, namun juga menyingkap adanya masalah struktural dalam kinerja kementerian dan lembaga.

Dengan waktu tersisa dua minggu di Oktober, langkah memindahkan anggaran terkesan seperti strategi darurat untuk menutup kelemahan manajerial.

Narasi "tidak ada krisis besar" juga berisiko menutupi problem belanja tidak efektif, atau serapan yang tidak menyentuh sektor produktif rakyat secara langsung.

Pemerintah mungkin tidak sedang gagal, tapi publik berhak mempertanyakan: apakah stabilitas ekonomi ini benar-benar terasa di meja makan masyarakat?

 

Baca juga:
Viral Video Keributan Proyek di Muba, Ustad Coy Ungkap Dugaan Suap

"Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengklaim ekonomi Indonesia tetap stabil di bawah pemerintahan Prabowo-Gibran, meskipun beberapa kementerian gagal menyerap anggaran secara optimal. Ia mengancam akan mengalihkan dana K/L ke sektor lain yang lebih produktif jika tidak ada perbaikan. Namun, di balik angka-angka makro yang terjaga, pertanyaannya: apakah belanja negara benar-benar berjalan efektif?"

#AnggaranNegara #Ekonomi #Fiskal2025 #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال