GalaPos ID, Jakarta.
Insiden kebakaran smelter di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah, kembali menguak sisi gelap ambisi hilirisasi mineral nasional. Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Beniyanto Tamoreka, menegaskan bahwa keberhasilan hilirisasi bukan sekadar soal ekspor tinggi, tapi soal keselamatan dan perlindungan tenaga kerja.
"Indonesia bangga jadi raksasa nikel dunia. Tapi ketika nyawa pekerja melayang karena kelalaian industri, apakah pemerintah masih layak disebut peduli keselamatan?"
Baca juga:
- QRIS Palsu Marak, Ini 3 Modus Penipuan yang Perlu Diwaspadai
- Lung Cancer 360, Siloam Hospitals Dorong Terobosan Penanganan Kanker Paru
- Video Viral, Uang Berserakan dan Dugaan Suap di Kantor Pemkab Muba
Gala Poin:
1. Beniyanto menyerukan standardisasi keselamatan smelter nikel setelah insiden kebakaran di Morowali.
2. Hilirisasi harus dibarengi dengan tata kelola keselamatan kerja, bukan sekadar target ekspor.
3. Pemerintah dan DPR didesak menyusun kebijakan preventif, termasuk audit dan pelatihan tenaga kerja.
“Hilirisasi nikel membawa multiplier effect yang besar bagi ekonomi daerah. Namun untuk menjaga keberlanjutan industri, aspek keselamatan dan tata kelola harus ditempatkan sebagai elemen strategis, bukan pelengkap administratif,” ujar Beniyanto, dalam keterangan yang diterima redaksi, Kamis, 16 Oktober 2025.
Data Kementerian ESDM menunjukkan ekspor produk turunan nikel Indonesia mencapai lebih dari US$ 33 miliar pada 2024.
Namun di balik angka gemilang itu, pekerja di lapangan masih bekerja dalam kondisi yang belum aman.
Sebagai legislator asal Sulawesi Tengah — salah satu episentrum industri nikel — Beniyanto menyerukan adanya standarisasi nasional untuk keselamatan smelter, yang harus merujuk pada benchmark global.
Baca juga:
Modus Baru Penipuan QRIS Rugikan 12 Pedagang di Dayeuhkolot
Ia juga meminta pemerintah tidak menutup mata atas meningkatnya insiden kerja, terutama di wilayah-wilayah hilirisasi seperti Morowali, Konawe, dan Halmahera.
“Indonesia sedang bergerak menuju status pusat pemurnian nikel dunia. Untuk itu, industri hilir kita juga harus memenuhi parameter ESG dan industrial safety agar kompetitif di pasar global,” ungkapnya.
Beniyanto juga mendesak agar diterapkan audit K3 berkala, integrasi sistem pelaporan insiden, hingga simulasi evakuasi sebagai prosedur standar industri.
Ia menilai, keselamatan bukan biaya tambahan, melainkan jaminan atas kelangsungan investasi dan kehidupan pekerja.
Dalam pernyataannya, Beniyanto mendesak koordinasi lintas kementerian untuk merumuskan standar keselamatan nasional yang bisa diterapkan secara menyeluruh di semua kawasan industri berbasis nikel.
Baca juga:
Viral Video Keributan Proyek di Muba, Ustad Coy Ungkap Dugaan Suap
"Anggota DPR RI Beniyanto Tamoreka menyerukan agar pemerintah segera menyusun standar keselamatan kerja nasional di industri smelter nikel. Ia menilai kejadian kebakaran di kawasan Morowali harus jadi pelajaran untuk menempatkan keselamatan sebagai prioritas, bukan formalitas."
#Nikel #Smelter #K3 #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia