Saham BCA Anjlok, Dihantam Aksi Jual Asing dan Dugaan Pembobolan RDN?

GalaPos ID, Jakarta.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA), raksasa perbankan Indonesia, tengah menghadapi badai perfect storm. Sepanjang 2025, saham emiten berkode BBCA ini tercatat sudah anjlok 18,86%.
Tersembunyi dua masalah besar: aksi jual asing yang masif dan kasus dugaan pembobolan rekening dana nasabah (RDN) senilai Rp70 miliar yang mengguncang kepercayaan investor.
Krisis BCA: Saham Jatuh, Kepercayaan Terguncang Kasus Bobol RDN Rp70 M

"Saham bank terbesar Indonesia ini terperosok 18%tahun ini. Ternyata, bukan hanya aksi jual asing Rp27,7 triliun yang menjadi biang kerok, tetapi juga krisis kepercayaan akibat kasus pembobolan rekening yang mengusik rasa aman nasabah." 
Baca juga: 
Gala Poin: 
1. Kinierja Saham yang Suram: Saham BCA (BBCA) terdepresiasi 18,86% sepanjang 2025, dengan aksi jual asing mencapai Rp 27,73 triliun. Pada perdagangan Rabu (17/9), saham kembali melemah 0,95% ke level Rp 7.850. 
2. Sorotan Kasus Keamanan: OJK dan SRO melakukan investigasi menyeluruh atas dugaan pembobolan Rekening Dana Nasabah (RDN) di BCA yang diduga mengakibatkan kerugian hingga Rp70 miliar, mendorong penerapan aturan keamanan baru yang lebih ketat. 
3. Disonansi Sinyal Investasi: Di tengah tekanan tersebut, analis seperti Mandiri Sekuritas justru merekomendasikan buy dengan target harga Rp 11.000, menilai kinerja fundamental bank masih solid dengan laba bank only yang tumbuh 9% yoy pada 8M25.

Aksi jual besar-besaran oleh investor asing, yang mencapai net sell Rp 27,73 triliun, menjadi penyebab utama. Namun, tekanan tidak hanya datang dari pasar modal.

Kasus dugaan pembobolan Rekening Dana Nasabah (RDN) senilai Rp70 miliar yang melibatkan bank ini semakin menggerus sentimen dan kepercayaan investor.

Pada perdagangan Rabu, 17 September 2025, saham BBCA kembali terkoreksi 0,95% ke level Rp 7.850. Data menunjukkan 183,73 juta saham diperdagangkan dengan nilai transaksi fantastis, Rp 1,44 triliun.

Aksi jual didominasi oleh broker asing seperti JP Morgan Sekuritas yang mencatatkan net sell Rp 461 miliar, menyumbang pada net sell asing total Rp 566,29 miliar hanya dalam satu hari.


Di balik tekanan jual yang masif, fundamental bank sebenarnya masih menunjukkan kekuatan. Mandiri Sekuritas dalam Investor Digest Rabu, 17 September 2025, menyoroti bahwa laba bank only BCA tumbuh 9% year-on-year (yoy) pada periode 8 bulan 2025 (8M25) menjadi Rp 39,1 triliun.

Net Interest Margin (NIM) stabil di 6,1% dan Return on Equity (ROE) bertahan di level 23%.

"Valuasi saat ini berada pada level yang menarik, terutama jika dibandingkan dengan rata-rata historis dan mempertimbangkan potensi akselerasi makro dalam jangka menengah," tulis Mandiri Sekuritas yang tetap merekomendasikan buy dengan target harga optimis Rp 11.000.

Namun, optimisme analis berbenturan dengan realitas gangguan kepercayaan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) sedang menelusuri dugaan pembobolan RDN di BCA yang diduga menyebabkan kerugian hingga Rp70 miliar pada rekening efek anak usaha PT Panca Global Kapital Tbk (PEGE).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menegaskan langkah mitigasi telah diambil.

"Dalam rangka menjaga integritas pasar modal, OJK bersama SRO telah dan akan terus melakukan langkah mitigasi yang diperlukan," ujarnya.

Saham BCA Anjlok 18%, Dihantam Aksi Jual Asing dan Kasus Pembobolan RDN


Langkah tersebut termasuk pembatasan ketat layanan RDN, seperti larangan pemindahbukuan atau penarikan dana kecuali ke rekening atas nama nasabah yang sama (white list). Bank pengelola RDN juga diminta memperketat sistem keamanan.

Corporate Secretary BCA, I Ketut Alam Wangsawijaya, memastikan investigasi internal berjalan.

"BCA sedang melakukan investigasi mendalam terhadap kejadian tersebut, bersama-sama dengan perusahaan sekuritas terkait. Kami pastikan sistem BCA tetap aman," tegas Ketut.

Sementara, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengungkap kompleksitas ancaman ini.


Menurutnya, serangan siber kini dilakukan kelompok terorganisir, bukan individu. OJK pun menerapkan pendekatan terintegrasi, melibatkan sektor perbankan, pasar modal, hingga aset kripto untuk mendalami aliran dana.

"Kalau misalnya RDN terkait pasar modal dan perbankan, itu tentu langsung kami tangani bersama," ujar Dian dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI.

Anjloknya harga saham BCA adalah cermin dari dua kekhawatiran: pelarian modal asing yang masif dan yang lebih fundamental, yaitu guncangan terhadap reputasi keamanan yang menjadi fondasi bisnis perbankan. Pemulihan kepercayaan tidak akan semudah memulihkan harga saham.



"Di balik anjloknya saham BCA sebesar 18%sepanjang 2025, tersembunyi dua masalah besar: aksi jual asing yang masif dan kasus dugaan pembobolan rekening dana nasabah (RDN) senilai Rp70 miliar yang mengguncang kepercayaan investor."

#SahamBCA #Investasi #PasarModal #KeamananSiber #Perbankan #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال