Siswa SMA Gowa Diiajak LPS Waspada Pinjol dan Judi Online

GalaPos ID, Gowa
Kemudahan akses keuangan digital ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi memudahkan, di sisi lain membuka pintu lebar-lebar bagi penipuan. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Kantor Perwakilan III Makassar bergerak cepat mengantisipasinya dengan menyasar generasi paling rentan: Gen Z.
Ratusan siswa-siswi SMA di Kabupaten Gowa, Rabu, 17 September 2025, diberikan pembekalan fundamental tentang cara menabung yang aman dan memahami risiko di dunia keuangan modern.

"Akses keuangan mudah,tapi jurang penipuan menganga. LPS beri sirene peringatan pada Gen Z: Jangan asal klik, pahami dulu risikonya!" 
Baca juga: 
Gala Poin: 
1. Selisih yang Mengkhawatirkan: Survei LPS menunjukkan selisih 14% antara inklusi dan literasi keuangan, menciptakan celah besar yang dimanfaatkan penipu melalui pinjaman online, judi, dan penipuan digital. 
2. Edukasi Sejak Dini sebagai Solusi: LPS secara proaktif mendatangi sekolah-sekolah untuk membekali Gen Z dengan pengetahuan dasar menabung di bank yang aman dan produk khusus seperti Simpanan Pelajar (SIMPEL). 
3. Peringatan dari Dunia Pendidikan: Sekolah menyambut baik inisiatif ini, menyadari urgensi melindungi siswa dari jeratan hal-hal negatif yang mudah diakses di era digital.

Kepala Kantor Perwakilan LPS III Makassar, Fuad Zaen, langsung menyodorkan data mengkhawatirkan yang memantik kecemasan. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, indeks inklusi keuangan Indonesia mencapai 80,51%, namun literasinya hanya 66,46%.

“Ada selisih sekitar 14 poin persentase. Selisih inilah yang kemudian rawan ditipu,” tegas Fuad Zaen dalam sambutannya pada acara LPS GenZmart 2025.

“Dengan betapa mudahnya kita mengakses layanan keuangan, risikonya juga meningkat. Masih terdapat masyarakat Indonesia yang rawan ditipu karena tidak paham risikonya," lanjutnya.

Peringatan Fuad bukanlah ancaman semu. Maraknya kasus pinjaman online (pinjol) ilegal, judi online, dan modus penipuan digital menjadi bukti nyata betapa celah literasi itu dieksploitasi para penjahat.


Edukasi ini disambut luar biasa oleh dunia pendidikan. Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat SMA 1 Gowa, Toto Wiharjo, menyambut baik kehadiran LPS.

Ia tidak menampik kekhawatiran akan dampak negatif kemudahan teknologi terhadap para siswanya.

“Dengan banyaknya kemudahan teknologi, banyak juga hal-hal negatif yang mudah kita akses seperti pinjaman daring, judi online, dan penipuan. Kita harapkan setelah adanya pembekalan, edukasi, dan pendidikan dari lembaga-lembaga keuangan seperti ini, anak-anak tidak akan terjerumus hal-hal yang seperti ini,” ujar Toto.

Ia pun mendorong para siswa untuk tak ragu menabung di bank, asalkan memenuhi syarat penjaminan LPS.

“Jangan kita takut-takut menabung, ayo kita menabung di bank mana saja, yang penting ada syarat-syarat penting yang harus kita penuhi agar tabungan kita dijamin LPS,” tuturnya.


Melalui program GenZmart 2025, LPS tidak hanya memberikan teori tetapi juga solusi konkret. Pelajar diajak untuk membuka tabungan SIMPEL (Simpanan Pelajar), produk perbankan yang dirancang khusus untuk pelajar.

Langkah ini diharapkan dapat menanamkan kebiasaan menabung sejak dini sekaligus melindungi mereka dengan memastikan dana mereka disimpan di institusi yang diawasi dan dijamin LPS.



Inisiatif LPS ini adalah tameng pertama yang diperlukan untuk melindungi generasi penerus dari jebakan keuangan yang semakin canggih. Literasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendasar.




"Di tengah tingginya akses layanan keuangan digital, LPS mendatangi ratusan pelajar SMA di Gowa untuk membekali mereka dengan pemahaman menabung yang aman dan sadar risiko. Sebuah upaya mengisi celah literasi keuangan yang masih mengkhawatirkan."

#LiterasiKeuangan #GenZ #LPS #FinansialSehat #InvestasiMasaDepan #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال