Perdamaian Global, PPIR Hadiri Majelis Rakyat Dunia di Moskwa

GalaPos ID, Rusia.
Konflik antarnegara, polarisasi politik, dan kegagalan diplomasi formal menjadi latar pertemuan unik yang dihelat di World Trade Center, Moskwa, Rusia, pada 20–21 September 2025 lalu. Hal ini juga bagian gerakan membawa suara Indonesia ke forum global dalam Majelis Rakyat Dunia di Moskwa, memperjuangkan kolaborasi damai lintas bangsa.
Bertajuk Majelis Rakyat Dunia (World People Assembly), acara ini menjadi tonggak baru dalam upaya membangun perdamaian global melalui jalur non-pemerintah: diplomasi rakyat.

PPIR di Majelis Rakyat Dunia Moskwa: Diplomasi Rakyat sebagai Harapan Baru dalam Dunia yang Retak

"Ketika banyak pemimpin dunia gagal menghentikan perang, ribuan perwakilan masyarakat dari berbagai negara berkumpul di Moskwa, menawarkan alternatif yang semakin langka: diplomasi rakyat yang tulus, damai, dan bermakna."

Baca juga:

Gala Poin:
1. PPIR Hadir di Forum Global Perdamaian di Moskwa. Suryo Susilo mewakili Indonesia dalam Majelis Rakyat Dunia, yang dihadiri ribuan peserta dari 140 negara.
2. Penandatanganan Kerja Sama dengan Rusia. PPIR menandatangani perjanjian kerja sama dengan MPRI untuk mempererat hubungan di bidang ekonomi, budaya, dan diplomasi masyarakat.
3. Diplomasi Rakyat Diangkat Sebagai Solusi Alternatif. Dalam kondisi global yang penuh konflik, diplomasi rakyat dianggap menjadi saluran terbaik untuk mewujudkan dunia yang damai dan bersatu.


Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Rusia (PPIR), Suryo Susilo, hadir sebagai delegasi Indonesia dalam forum yang diikuti lebih dari 4.000 peserta dari sekitar 140 negara.

Pertemuan ini menjadi ajang perdana bagi transformasi Majelis Rakyat Eurasia dan Afrika menjadi organisasi skala global bernama Majelis Rakyat Dunia.

“Pertemuan Majelis Rakyat Dunia ini diselenggarakan bertepatan dengan Hari Perdamaian Internasional yang ditetapkan oleh Majelis Umum PBB. Hal ini secara simbolis mencerminkan dukungan Majelis Rakyat Dunia terhadap upaya PBB untuk mewujudkan perdamaian dan harmoni di seluruh dunia,” ujar Susilo sekembalinya dari Moskwa.

Baca juga:
Perselisihan Pemuda di Bandar Rahmat Berujung Rusaknya Kantor Desa

Salah satu pencapaian penting dari forum tersebut adalah penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara PPIR dan Masyarakat Persahabatan Rusia dengan Indonesia (MPRI).

Perjanjian ini menetapkan kerangka kolaborasi di berbagai bidang seperti ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, pendidikan, kemanusiaan, olahraga, pariwisata, dan diplomasi antarmasyarakat.

“PPIR sangat meyakini bahwa diplomasi rakyat selalu dan akan menjadi saluran terbaik untuk menyampaikan aspirasi rakyat dari seluruh dunia untuk hidup dalam damai, persahabatan, dan kemakmuran. Sayangnya, situasi dunia saat ini masih jauh dari cita-cita tersebut. Kita harus bekerja keras untuk menemukan solusi. Tentu, ini tidak mudah, tetapi mungkin!” pungkas Susilo.

Dalam rangkaian forum, dialog khusus bertajuk “Fenomena Diplomasi Rakyat” juga digelar, berkolaborasi dengan Asosiasi Rusia untuk Kerja Sama Internasional (RAMS) yang tahun ini genap berusia 100 tahun. RAMS, yang aktif melakukan diplomasi publik lintas negara, dinilai berperan penting dalam memperkuat hubungan kemanusiaan sebagai fondasi stabilitas global.

4000 Peserta Dunia Hadir di Forum Moskwa, Indonesia Tegaskan Komitmen Damai


Di sesi tersebut, Susilo berpidato bersama tokoh-tokoh dari Rusia, Bulgaria, India, Tanzania, Siprus, Swedia, Jerman, Korea Selatan, dan berbagai negara lainnya.

Mereka menyuarakan pentingnya kerja sama lintas budaya dan sektor masyarakat sipil dalam mendorong perdamaian yang tidak bergantung pada elit politik semata.

Meski gagasan diplomasi rakyat terdengar mulia, publik berhak bertanya: sejauh mana diplomasi ini menjangkau rakyat sesungguhnya?

Baca juga:
Skandal Batu Bara Bengkulu, Penyitaan Aset Mewah Dimulai


Apakah inisiatif seperti PPIR ini cukup kuat untuk mempengaruhi kebijakan luar negeri nasional? Atau justru hanya menjadi bagian dari agenda politik lunak yang dibungkus narasi idealisme global?

Diplomasi rakyat, jika ingin tetap relevan, harus lebih dari sekadar forum dan deklarasi. Harus ada akuntabilitas, keterlibatan komunitas akar rumput, dan dampak nyata bagi masyarakat luas—bukan hanya jejaring elit dan simbol persahabatan seremoni.

 

Baca juga:
Kisah Tragis di Balik Nyeri Sendi

"Di tengah konflik global yang memburuk dan diplomasi negara yang kerap buntu, diplomasi rakyat hadir sebagai harapan baru. Ketua PPIR, Suryo Susilo, membawa suara Indonesia ke forum global dalam Majelis Rakyat Dunia di Moskwa, memperjuangkan kolaborasi damai lintas bangsa."

#Diplomasi #PerdamaianGlobal #IndonesiaRusia #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال