GalaPos ID, Jakarta.
Dengan kemasan baru dan nama dagang Fexoven OD, Dipa Pharmalab merilis varian antihistamin modern berbasis Fexofenadine HCl 120 mg. Obat ini ditujukan untuk pasien ≥12 tahun dengan rhinitis alergi. Tapi di tengah upaya modernisasi obat, laporan efek samping tetap mengemuka.
Namun, makin banyak laporan efek samping serius yang perlu dicermati publik—terutama pada kelompok rentan seperti anak dan lansia.
“Jangan terkecoh oleh kemasan baru dan jargon ‘non-sedatif’—Fexofenadine tetap punya efek yang tak bisa dianggap enteng. Teknologi farmasi maju, tapi risiko tetap nyata.”
Baca juga:
UMKM Kuliner Palembang Kini Punya Katalog AR
Petrokum Diujicoba: Tikus Mati, Panen Padi Selamat?
Lewat Wayang, Dalang Cilik Kulon Progo Serukan Perdamaian
Gala Poin:
1. Fexoven OD menawarkan teknologi farmasi baru, tapi belum menjawab seluruh masalah efek samping lama.
2. Efek neurologis langka pada pasien tertentu menjadi perhatian yang belum cukup ditindaklanjuti.
3. Perlu edukasi lebih luas soal bahan tambahan dalam obat yang mungkin menimbulkan reaksi alergi sekunder.
Fexofenadine, meskipun digolongkan sebagai antihistamin non-sedatif, tetap menimbulkan risiko. Efek seperti pusing, mual, sakit kepala, dan kantuk ringan masih menjadi keluhan umum.
Pada sebagian kasus, terutama penggunaan jangka panjang atau pada pasien lansia, muncul efek gangguan psikomotorik ringan seperti ataksia dan tremor, yang bisa memengaruhi kualitas hidup.
Hal yang lebih mengkhawatirkan, laporan kasus efek samping neurologis langka seperti halusinasi dan psikosis ringan mulai muncul pada pengguna dengan riwayat gangguan mental.
Baca juga:
Melonjak, Kasus HIV AIDS di Gorontalo Tembus Ribuan
Belum ada peringatan khusus dari otoritas, tapi fenomena ini seharusnya jadi lampu kuning bagi para praktisi medis.
Formulasi baru Fexoven OD mencakup tambahan bahan seperti Avicel, Pregelatinized Starch, dan Titanium Dioxide.
Meski berfungsi sebagai bahan pengikat dan pelapis, beberapa studi independen mempertanyakan potensi reaksi alergi terhadap bahan-bahan tambahan ini, terutama pada individu sensitif.
Dari sisi harga, Fexofenadine tetap berkisar antara Rp40.000–Rp120.000 per strip, bergantung merek dan dosis.
Sebagian apotek besar kini sudah menyediakan konsultasi daring untuk resep dosis tinggi, sebuah kemajuan yang patut diapresiasi—asal tidak menggantikan pengawasan langsung dari dokter.
Sampai saat ini, belum ada rilis publik yang menjelaskan sejauh mana efek jangka panjang dari penggunaan Fexoven OD dalam durasi panjang, terutama pada kelompok rentan.
Baca juga:
Dari Ubud ke Dunia, Sakralnya Pelebon Cokorda Istri
“Obat alergi populer Fexofenadine kini hadir dalam varian baru dan teknologi formulasi terkini. Namun, makin banyak laporan efek samping serius yang perlu dicermati publik—terutama pada kelompok rentan seperti anak dan lansia.”
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #ObatModern #EfekSampingObat #FarmasiKritis
Disclaimer
Informasi yang disajikan di sini disediakan hanya untuk tujuan pengetahuan umum dan informasi edukatif. Konten ini bukan merupakan nasihat medis, diagnosis, maupun pengganti konsultasi profesional dengan tenaga kesehatan yang berlisensi.
Jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran terkait kondisi kesehatan, gejala, atau perawatan medis tertentu, segera konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis profesional. Jangan pernah mengabaikan saran medis profesional atau menunda pencarian bantuan medis berdasarkan informasi yang Anda baca di sini.
Kami tidak bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan yang diambil berdasarkan informasi yang disediakan dalam konten ini.