GalaPos ID, Jakarta.
Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, mengeluarkan kritik tajam terhadap dua sektor vital yang dinilai sedang kehilangan arah: pariwisata dan industri manufaktur.
Dalam rapat kerja bersama Menteri Perindustrian dan Menteri Pariwisata di Gedung DPR RI, Rabu, 3 September 2025, Novita menyoroti lemahnya perencanaan digitalisasi pariwisata dan carut-marutnya arah kebijakan industri manufaktur Indonesia.
“Ketika desa-desa wisata Indonesia tertinggal dari Thailand, dan pabrik-pabrik kecil tercekik oleh regulasi yang berubah-ubah, suara lantang seorang legislator perempuan menggema di Senayan: Negara harus hadir!”
Baca juga:
- Pantai Pajala Jadi Panggung Edukasi dan Damai Pelajar
- FIM PII Resmi Dilantik, Insinyur Muda Janjikan Garda Depan Indonesia Emas
- Bocah Melawan Kanker Mulut di Tengah Krisis Layanan Kesehatan
Gala Poin:
1. Digitalisasi Pariwisata Tertinggal: Novita Hardini menyoroti ketertinggalan Indonesia dalam digitalisasi sektor pariwisata dibanding negara lain seperti Thailand, dan mendorong pemanfaatan teknologi AI untuk promosi wisata lokal.
2. Manufaktur Minim Arah dan Tersendat: Ia mengkritik tidak jelasnya arah pembangunan industri manufaktur nasional, laporan kerja yang tidak akurat, serta hambatan logistik dan regulasi yang menyulitkan industri kecil-menengah.
3. Desakan Pembenahan Koordinasi Lintas Lembaga: Novita menekankan pentingnya harmonisasi kebijakan antar kementerian untuk menghindari program tumpang tindih, serta perlunya ruang lebih besar bagi Kementerian Perindustrian.
"Digitalisasi pariwisata kita masih tertinggal jauh. Negara lain sudah memanfaatkan platform dengan fitur Artificial Intelligence (AI) untuk promosi dan manajemen wisata, sementara kita belum memiliki rencana terperinci," ujar Novita di ruang rapat Senayan.
Sebagai satu-satunya legislator perempuan dari Dapil VII Jawa Timur, Novita menyoroti perbandingan mencolok antara desa wisata di Indonesia dan destinasi serupa di negara tetangga seperti Thailand, khususnya Chiang Mai.
Ia menekankan bahwa tanpa pemanfaatan teknologi digital yang terintegrasi, potensi desa wisata sebagai penggerak ekonomi lokal akan terus tertinggal.
Baca juga:
Pilu! Panen Cabai Jadi Duka, Harga Terjun Bebas ke Rp13.000
Dalam pandangannya, pembangunan platform digital pariwisata yang memanfaatkan teknologi AI tidak lagi bisa ditunda.
“Destinasi lokal harus bisa dikenal luas hingga ke pasar internasional.” ungkapnya.
Namun kritik Novita tidak berhenti di sektor pariwisata. Ia menuding pembangunan industri manufaktur nasional tak memiliki arah yang jelas, bahkan disertai laporan asal-asalan dari kementerian terkait.
"Industri kecil dan menengah kita sulit berkembang jika regulasi sering berubah dan produk impor ilegal dibiarkan membanjiri pasar. Negara harus hadir dengan insentif nyata bagi industri yang menggunakan bahan baku lokal," katanya.
Politisi Fraksi PDI Perjuangan itu juga menyuarakan keprihatinan terhadap tumpang tindih program antar kementerian dan lemahnya koordinasi lintas lembaga.
Dalam nada yang menekan, Novita menilai bahwa kementerian teknis seperti Kementerian Perindustrian justru kurang diberikan ruang untuk berinovasi dan fokus pada penguatan struktur manufaktur nasional.
"Identifikasi dan penyelesaian masalah program antar kementerian dan lembaga sangat mendesak. Kementerian Perindustrian harus diberi ruang lebih besar agar bisa fokus mendukung pertumbuhan industri manufaktur yang sehat," tegas Novita.
Baca juga:
Raviv Bicara: Ada Aparat Menembak Gas Air Mata di Unisba
Lebih dari sekadar kritik, pernyataan Novita mencerminkan urgensi penataan ulang strategi nasional.
Menurutnya, pariwisata berbasis digital dan industri manufaktur yang kuat bukan sekadar agenda pembangunan, melainkan syarat utama dalam menjaga ketahanan ekonomi bangsa ke depan.
Baca juga:
Forum Advokat Peduli Hukum dan Keadilan Kecam Intimidasi Kampus
“Novita Hardini, satu-satunya legislator perempuan dari Dapil VII Jawa Timur, menggugat lambannya digitalisasi pariwisata dan rapuhnya arah pembangunan industri manufaktur Indonesia. Dalam rapat kerja yang panas di Senayan, ia menyerukan pembenahan menyeluruh demi masa depan ekonomi nasional.”
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #EkonomiDigital #IndustriManufaktur #Pariwisata #NovitaHardini