Pilu! Panen Cabai Jadi Duka, Harga Terjun Bebas ke Rp13.000

GalaPos ID, Jatim.
Petani cabai merah besar di Desa Tambahrejo, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengeluhkan anjloknya harga jual cabai di tingkat petani yang terjadi saat puncak masa panen.
Dari harga sebelumnya Rp36.000 per kilogram, kini hanya tersisa Rp13.000.

Harga Cabai Anjlok, Petani Bojonegoro Menjerit di Tengah Panen Raya

“Harga cabai merah besar di Bojonegoro terjun bebas saat masa panen raya. Petani tercekik, rugi jutaan rupiah, dan hanya bisa berharap pemerintah turun tangan.”

Baca juga:

Gala Poin:
1. Harga cabai merah besar di Bojonegoro anjlok dari Rp36.000 menjadi Rp13.000/kg saat panen raya.
2. Petani mengalami kerugian hingga jutaan rupiah karena biaya perawatan tak tertutupi.
3. Petani berharap pemerintah turun tangan dan tidak ada permainan harga oleh oknum tak bertanggung jawab.


Kondisi ini membuat para petani terpukul karena hasil penjualan tidak sebanding dengan biaya perawatan tanaman yang mereka keluarkan selama masa tanam.

"Sangat merugi dengan kondisi saat ini, karena biaya perawatan sudah kita keluarkan banyak tapi harga tingkat petani anjlok. Hanya 13 ribu yang biasanya 36 ribu rupiah, beruntung kualitas panen sangat bagus," ujar Mashuri, salah satu petani cabai merah besar setempat, Senin, 1 September 2025.

Mashuri mengungkapkan, dari luas lahan yang ditanami sekitar dua ribu bibit, ia bisa menghasilkan rata-rata satu setengah kuintal cabai per panen.

Meskipun hasil panen secara kualitas dinilai sangat baik, harga jual yang rendah tetap membuat kerugian tak terhindarkan.

Baca juga:
Cerita Tantida Isa, Relawan Bakti BUMN di Mandalika

Hingga kini, para petani belum mengetahui pasti penyebab turunnya harga cabai secara drastis.

Mereka menduga ada persoalan distribusi atau permainan harga dari pihak-pihak tertentu, namun belum ada penjelasan resmi dari pihak berwenang.

"Beruntung kualitas cabe merah besar miliknya cukup bagus dan tidak rusak. Sekali panen untuk luas lahan dengan kapasitas 2 ribu bibit ini menghasilkan rata-rata satu setengah kwintal cabe berkualitas terbaik," tambah Mashuri.

Kondisi ini memunculkan keresahan di kalangan petani. Selain kerugian ekonomi, mereka juga merasa tidak ada perlindungan harga dari pemerintah ataupun intervensi pasar yang bisa menstabilkan harga komoditas pertanian saat panen raya berlangsung.

Petani Rugi Jutaan, Harga Cabai Merah di Bojonegoro Tak Masuk Akal

 

"Petani berharap tidak ada oknum-oknum yang mempermainkan harga sehingga merugikan petani cabe," harap Mashuri.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada respon resmi dari dinas pertanian maupun pihak terkait lainnya atas keluhan para petani.

 

Baca juga:
Sabang Didukung Jadi Model Wakaf Pariwisata Nasional

“Saat semestinya menjadi masa panen penuh harapan, petani cabai di Bojonegoro justru dikejutkan oleh realitas pahit: harga cabai merah besar yang biasanya jadi "emas merah" di pasar, kini tak lebih dari komoditas murah yang nyaris tak menutupi ongkos tanam.”

#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #KrisisPetani #HargaCabaiAnjlok #BojonegoroTerkini

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال