GalaPos ID, Surabaya.
Harga daging ayam potong di pasar tradisional Kota Surabaya melonjak signifikan, mencapai Rp 40.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 33.000.
Kenaikan harga yang cukup tajam ini sudah terjadi sejak sepekan terakhir dan mulai memengaruhi pola konsumsi warga.
“Saat aroma ayam goreng tak lagi semeriah biasanya di pasar-pasar tradisional Surabaya, ada keresahan yang tak tercium, tapi terasa: harga melambung, omzet menurun, dan harapan pedagang mulai pudar.”
Baca juga:
- KDMP Pucangan Naikkan Ekonomi Desa 50% Tanpa Dana Negara
- Penanaman Pandan Laut, Gerakan Hijau dan Selamatkan Penyu
- Riders Parade 2025, MotoGP Dekatkan Dunia ke Jantung NTB
Gala Poin:
1. Harga ayam potong melonjak dari Rp 33.000 menjadi Rp 40.000 per kilogram.
2. Pedagang dan pelaku usaha warung mengalami penurunan omzet dan kesulitan operasional.
3. Warga berharap pemerintah mengusut penyebab kenaikan, terutama harga pakan ternak.
Di Pasar Tradisional Dukuh Kupang Surabaya, meski permintaan masih stabil, lalu lintas pembeli terlihat tidak seramai biasanya. Pedagang mengaku kesulitan menjaga omzet dan volume penjualan.
“Kenaikan sekitar tujuh ribu rupiah per kilogram cukup berat dan pembeli juga mengeluh. Tapi mau gimana lagi karena harga dari produsen juga naik. Pasokan daging ayam potong berkurang dari pihak pemasok atau produsennya, Mas,” ujar Puji Rahayu, pedagang ayam potong, Sabtu, 13 September 2025.
Puji menambahkan, penjualan harian yang sebelumnya mencapai 70 kilogram kini turun drastis menjadi 50 kilogram per hari.
“Berkurang drastis, biasanya saya sehari bisa habis 70 kilogram, sekarang hanya 50 kilogram saja,” tambahnya.
Hal senada juga dirasakan Suwarti, pemilik warung makan, yang setiap hari membutuhkan pasokan ayam potong dalam jumlah besar.
“Agak berat juga, kenaikan cukup tinggi. Tapi kita tidak bisa menaikkan harga jualan makanan. Terpaksa ikut dulu sambil diatur. Semoga harga segera normal kembali,” keluh Suwarti.
Baca juga:
Forum Betawi Rempug Deklarasi Damai Jaga Harmoni Bangsa
Kondisi ini menyulitkan pelaku usaha kuliner yang tidak memiliki banyak ruang untuk menaikkan harga menu mereka.
Jika penyebab utama kenaikan harga adalah mahalnya pakan ayam, warga berharap pemerintah bisa segera turun tangan.
Namun, jika ada dugaan permainan harga di level produsen atau distributor pakan, maka pengawasan dan transparansi mutlak diperlukan.
Seperti diketahui, pedagang ayam di pasar tradisional adalah penjual yang membeli ayam hidup atau potongan ayam dari peternak atau pemotong, lalu menjualnya di lingkungan pasar tradisional, baik di kios maupun gerai terbuka.
Mereka menjadi pemasok utama daging ayam segar untuk warung makan dan konsumen rumah tangga di sekitarnya.
Peran dan Fungsi Pedagang Ayam Pasar Tradisional
Penyedia Bahan Baku. Pedagang ayam menyediakan berbagai jenis ayam seperti broiler atau kampung, yang menjadi bahan utama bagi warung makan untuk diolah menjadi berbagai masakan.
Penjual Langsung. Mereka juga menjual ayam kepada konsumen rumah tangga, seperti pembeli di pasar tradisional.
Toko Rantai Pasok. Pedagang ini berperan dalam rantai pasok ayam, dari peternakan hingga ke tangan konsumen, yang kemudian akan diolah lagi oleh warung makan.
Baca juga:
FBR dan FKULUM Gelar Doa Bersama, Komitmen Jaga Jakarta
Peran Warung Makan.
Pengolah Ayam. Warung makan membeli ayam dari pedagang pasar tradisional untuk diolah menjadi masakan yang siap saji, seperti ayam goreng, ayam bakar, dan berbagai hidangan lainnya.
Pemasok Kuliner. Warung makan menjadi penyedia utama bagi konsumen yang ingin menikmati hidangan olahan daging ayam secara langsung.
Baca juga:
Wartawan Diteror di Siantar, Rumah Didobrak Dua Pria Tak Dikenal
Hubungan antara Pedagang Ayam dan Warung Makan
Saling Membutuhkan. Pedagang ayam dan warung makan memiliki ketergantungan satu sama lain; warung makan membutuhkan pasokan ayam segar dari pedagang, sementara pedagang ayam mendapatkan pelanggan setia dari warung makan.
Terintegrasi dalam Pasar. Keduanya merupakan bagian integral dari ekosistem pasar tradisional, saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Tantangan Pasar. Pedagang ayam harus bersaing dalam menyediakan ayam dengan harga yang menarik dan kualitas terbaik agar pelanggan warung makan tetap loyal.
Baca juga:
Warisan Seni Islam Aceh, Spiritualitas Digerus Pragmatisme
“Lonjakan harga ayam potong di Surabaya membuat pedagang pasar dan pelaku usaha kuliner harus memutar otak. Di balik harga yang melonjak, ada cerita tentang pasokan yang menyusut dan bisnis yang tercekik.”
#HargaAyamNaik #PedagangMenjerit #WarungTerdampak #SurabayaUpdate #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia