GalaPos ID, Jakarta.
Forum Betawi Rempug (FBR) dan Forum Komunikasi Ulama Umaro (FK-ULUM) menggelar kegiatan Shalat Subuh Gabungan dan doa bersama di Jakarta.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Jaga Kampung, sebagai upaya menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan di tengah dinamika sosial ibu kota.
“Di tengah meningkatnya tensi sosial dan ekonomi di Jakarta, kolaborasi antara ormas lokal dan para ulama hadir sebagai suara kesejukan: menjaga kampung, menjaga etika, menjaga Jakarta.”
Baca juga:
- Wartawan Diteror di Siantar, Rumah Didobrak Dua Pria Tak Dikenal
- Warisan Seni Islam Aceh, Spiritualitas Digerus Pragmatisme
- Obat atau Jamu, Ampuh Atasi Pegal Linu?
Gala Poin:
1. FBR dan FK-ULUM gelar kegiatan doa bersama dan Shalat Subuh Gabungan sebagai bagian dari program Jaga Kampung untuk menjaga keamanan dan etika sosial.
2. Ulama menekankan pentingnya etika dan sopan santun dalam menyampaikan aspirasi, serta menyentil akar masalah sosial seperti PHK, kemiskinan, dan ketimpangan.
3. Para tokoh mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi, mencegah konflik horizontal dan menjaga stabilitas Jakarta.
Acara yang dihadiri berbagai tokoh agama dan masyarakat ini mengangkat tema penting: sinergi antarwarga untuk mencegah konflik sosial dan provokasi, tanpa harus bergantung sepenuhnya pada aparat keamanan.
Ustadz H. Danail Al-Haz, Sekretaris Umum FK-ULUM sekaligus Sekjen FBR, dalam sambutannya menegaskan pentingnya menjaga etika dalam menyampaikan aspirasi.
“Akumulasi kekecewaan masyarakat bisa memuncak menjadi perilaku yang sulit dikendalikan, apalagi jika elite politik tidak memiliki empati,” jelas Ustadz Danail, dikutip Minggu, 14 September 2025.
Menurutnya, akar kerusuhan bukan hanya soal politik, tetapi berakar pada kemiskinan, sulitnya mencari pekerjaan, dan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang masif.
Baca juga:
Nagekeo Diterjang Banjir, Pertamina Bantu Korban Banjir
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga lisan dan perilaku sosial.
“Kita tidak diwajibkan menjaga perasaan orang. Namun menjaga lisan dan perbuatan adalah etika,” tegasnya.
Program Jaga Kampung FBR dan Shalat Subuh Gabungan FK-ULUM yang telah berjalan di Jabodetabek, disebut sebagai contoh nyata kekuatan masyarakat dalam membangun solidaritas dan menjaga stabilitas sosial, tanpa harus menunggu instruksi negara.
“Dengan gotong royong, kita bisa menciptakan lingkungan aman dan harmonis,” lanjutnya.
Ustadz Danail juga menyampaikan pesan moral untuk seluruh elemen masyarakat agar tidak tergoda oleh tindakan destruktif.
“Kita tidak pernah membenarkan pengrusakan. Penjarahan itu hanya hilir dari masalah kemiskinan, PHK, dan tingginya pajak. Mari kita selalu ingatkan pejabat dengan cara santun, agar Allah ridho,” tutupnya.
Turut hadir dalam acara ini antara lain Prof. KH. Zaenal Arifin Gufron (Ketua Umum FK-ULUM), KH. Taufik Nuh, KH. A. Zarkasyi Usman (Ketua 1 FK-ULUM), Nanang Kosim (Sekretaris 1 FK-ULUM), KH. Lutfi Hakim (Ketua DPP FBR), dan Juani Yusuf (Ketua Umum Forum Lintas Ormas Jakarta).
Baca juga:
Asmara dan Banjir, Dua Dunia Inka Williams
KH. Lutfi Hakim mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh situasi politik dan sosial yang kian kompleks.
“Jangan sampai perbedaan cara pandang dalam demokrasi dilakukan dengan anarkis. Jakarta rumah kita, mari kita jaga bersama. Jangan mudah terprovokasi,” ujarnya.
Acara ini menegaskan komitmen kolaboratif antarormas dan ulama untuk menjaga keamanan, ketertiban, dan moral publik di tengah meningkatnya ketegangan sosial-ekonomi di ibu kota.
Baca juga:
Antara Angka dan Realita: Siapa Peduli Nasib Pengangguran Kalsel?
“Dalam situasi sosial-ekonomi yang memanas di Jakarta, Forum Betawi Rempug (FBR) dan Forum Komunikasi Ulama Umaro (FK-ULUM) menggelar doa bersama dan Shalat Subuh Gabungan untuk menjaga ketertiban dan etika publik. Program “Jaga Kampung, Jaga Jakarta” ini menjadi simbol kolaborasi antara ormas dan ulama dalam meredam provokasi serta menguatkan solidaritas warga ibu kota.”
#Jakarta #JagaKampung #Ulama #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia