GalaPos ID, Jakarta.
Di hadapan suporter yang memadati Hall Basket, Gelora Bung Karno, Timnas Futsal Indonesia membuka Kejuaraan Four Nations 2025 dengan hasil mencolok: kemenangan 7-1 atas Tanzania, Kamis, 18 September 2025.
Ada yang lebih penting dari sekadar mencetak gol: konsistensi dan kesiapan sistem menghadapi turnamen besar di depan mata.
"Meski menang telak 7-1 atas Tanzania di laga pembuka Kejuaraan Four Nations 2025, pelatih Hector Souto justru memberi catatan keras untuk timnas futsal Indonesia. Sementara itu, Federasi Futsal Indonesia tengah mempersiapkan panggung besar Piala Asia Futsal 2026 dengan standar internasional. Apa saja yang dipertaruhkan?"
Baca juga:
- Penelantaran Anak, Refleksi Sistem Perlindungan Anak
- Persiapan Timnas Futsal Belum Matang, Ini Kata Pelatih
- Drama 5 Gol, Latvia Taklukan Belanda di Jakarta
Gala Poin:
1. Hector Souto tidak puas meski menang besar—evaluasi jadi prioritas.
2. Indonesia dinilai lebih unggul secara fisik dari Belanda, lawan berikutnya.
3. FFI targetkan venue bertaraf internasional dan lantai parquette untuk Piala Asia 2026.
M. Iqbal membuka keunggulan di menit pertama. Namun euforia itu tak bertahan lama. Tiga menit berselang, Iqbal harus meninggalkan lapangan lebih awal karena mendapat kartu merah langsung—insiden yang langsung menyulut kontroversi karena dianggap keras oleh sebagian pengamat dan pendukung.
Uniknya, kehilangan satu pemain justru memicu semangat tim. Firman Adriansyah mencetak dua gol (10’, 16’), Syauqi Saud menyusul (18’), Guntur Ariwibowo menambah (20’), dan Evan Soumilena melengkapi pesta gol dengan dua lesakan (24’, 33’). Tanzania hanya mampu membalas sekali lewat Ishaka Mwinyi di menit 31.
Namun bagi pelatih Hector Souto, pesta gol bukan alasan untuk bersorak.
“Saya pikir ini bukan permainan terbaik kami. Lawan punya gaya yang tidak biasa bagi kami, jadi ada banyak kesalahan. Juga sudah lebih dari sebulan kami tidak berkumpul, hanya punya enam hari untuk persiapan,” ujar Souto kepada wartawan.
Baca juga:
Kekerasan Anak di Kebayoran Lama, DPR: Penegakan Hukum Harus Tegas
Babak II: Mengintip Lawan, Belajar dari Eropa
Beranjak dari kemenangan, fokus tim langsung mengarah ke lawan berat berikutnya: Belanda. Souto, yang dikenal sebagai pelatih yang cermat dan penuh observasi, sudah menonton langsung pertandingan Belanda.
“Saya menonton pertandingan Belanda secara langsung, juga beberapa laga sebelumnya. Mereka tim yang kuat, tapi menurut saya hari ini mereka tidak tampil maksimal karena masih beradaptasi dengan lapangan,” kata Souto.
Menurutnya, meski Belanda kalah dari Latvia, mereka tetap lawan tangguh. Namun ada keunggulan Indonesia yang dia garis bawahi: fisik.
“Saya rasa besok mereka akan lebih baik karena sudah punya waktu latihan tambahan. Tapi jelas, secara fisik Indonesia lebih kuat dari mereka. Tim ini juga punya sistem yang jelas dengan dua pivot besar yang sering digunakan, ditambah pemain-pemain yang bagus dalam situasi satu lawan satu, terutama nomor lima,” jelas Souto.
Ia menyebut pertandingan melawan Belanda (Sabtu, 20 September) sebagai simulasi penting menuju SEA Games dan Piala Asia Futsal 2026.
“Kami akan mempersiapkan diri di setiap pertandingan dengan detail, seolah-olah itu laga resmi. Pertandingan melawan Belanda akan memberi kami gambaran lebih jelas tentang apa yang perlu diperbaiki,” ucapnya.
Babak III: Saat Infrastruktur Menentukan Masa Depan
Namun, kesiapan fisik dan taktik di lapangan saja tidak cukup. Di luar lapangan, ada medan lain yang sedang dibenahi: infrastruktur.
Ketua Umum Federasi Futsal Indonesia (FFI), Michael Victor Sianipar, menyatakan bahwa lapangan yang digunakan dalam turnamen Four Nations 2025 adalah lapangan liga yang sudah dipakai sejak awal tahun. Lokasinya kali ini di Hall Basket GBK, berbeda dengan edisi sebelumnya di Jakarta International Velodrome.
Baca juga:
Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B, Kapan Benar-benar Rampung?
Namun untuk Piala Asia Futsal 2026, rencana jauh lebih besar tengah disusun. Termasuk pengadaan lantai parquette—jenis permukaan standar internasional dalam futsal elite.
“Kami masih mengupayakan agar Piala Asia nanti bisa menggunakan parquette. Ini sudah kami komunikasikan dengan Kemenpora. Karena bagi federasi, parquette itu investasi besar. Kalau nanti kita punya, lapangan tersebut bisa digunakan untuk berbagai kompetisi internasional ke depan,” jelas Michael.
Lebih lanjut, Michael mengungkap bahwa Indonesia Arena dan Velodrome telah disiapkan sebagai venue utama untuk Piala Asia. Tempat-tempat ini menjadi simbol kesiapan Indonesia tak hanya sebagai peserta, tapi juga tuan rumah yang bisa bersaing di mata dunia.
“Kami sudah komunikasi dengan Kemenpora dan PSSI. Harapannya venue yang dipakai adalah Indonesia Arena, yang sudah kami booking, dan juga Velodrome.”
Indonesia bahkan sudah dilirik oleh AFF untuk kembali menjadi tuan rumah kejuaraan regional. Tapi FFI tidak buru-buru mengambil tawaran tersebut.
“AFF sebenarnya juga menawarkan Indonesia jadi tuan rumah untuk tahun-tahun berikutnya. Tapi kami mau lihat dulu hasil AFC bagaimana. Kalau di AFC kita percaya diri, saya rasa ke depan banyak kompetisi internasional bisa kita tarik,” kata Michael.
Penutup: Jalan Panjang Menuju Kelas Dunia
Pesta gol melawan Tanzania hanya secuil dari kisah panjang yang sedang dibangun. Di tangan Hector Souto, timnas futsal Indonesia bukan hanya dilatih untuk menang, tapi untuk berpikir, menganalisis, dan menyesuaikan diri dengan sistem yang besar.
Sementara itu, di level manajerial, FFI bekerja di balik layar untuk memastikan bahwa setiap kemenangan bisa ditopang oleh fasilitas dan panggung yang layak.
Baca juga:
Hilirisasi Batu Bara, Kadin: Ketahanan Energi Nasional 2025
Piala Asia 2026 mungkin masih satu tahun lagi, tapi persiapan yang matang dimulai dari sekarang—dari taktik, dari fisik, hingga lantai tempat kaki berpijak.
Catat Jadwal Timnas Indonesia Selanjutnya:
🗓 20 September 2025 | 🇮🇩 Indonesia vs Belanda | 🕡 18.30 WIB
🗓 21 September 2025 | 🇮🇩 Indonesia vs Latvia | 🕡 18.30 WIB
Baca juga:
Stimulus “8+4+5”, Peluang Baru atau Ilusi untuk Pengangguran?
"Kemenangan bukan akhir dari cerita. Justru di sanalah pertanyaan dimulai. Saat Timnas Futsal Indonesia menghancurkan Tanzania 7-1 di Gelora Bung Karno, skor itu bukan yang pertama kali menarik perhatian jurnalis. Yang lebih menyita perhatian adalah ekspresi pelatih Hector Souto—serius, datar, tanpa senyum kemenangan. Ada yang lebih penting dari sekadar mencetak gol: konsistensi dan kesiapan sistem menghadapi turnamen besar di depan mata."
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #TimnasFutsal #PialaAsia2026 #HectorSouto #FFI #FutsalIndonesia