Hilirisasi Batu Bara, Kadin: Ketahanan Energi Nasional 2025

GalaPos ID, Jakarta.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Aryo Djojohadikusumo, menegaskan bahwa hilirisasi batu bara melalui gasifikasi menjadi kunci untuk memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi ketergantungan impor yang selama ini menjadi beban ekonomi.
Namun, tantangan besar seperti tambang ilegal dan tekanan pasar global masih membayangi industri batu bara nasional.

Gasifikasi Batu Bara Solusi Substitusi Impor dan Ketahanan Energi

“Saat produksi dan ekspor batu bara nasional merosot, hilirisasi lewat gasifikasi muncul sebagai jawaban kreatif untuk menjaga ketahanan energi dan mengurangi impor bahan baku penting di tengah ketidakpastian pasar global.”

Baca juga:

Gala Poin:
1. Hilirisasi batu bara melalui teknologi gasifikasi sebagai solusi strategis memperkuat ketahanan energi dan substitusi impor di tengah penurunan produksi dan ekspor batu bara.
2. Batu bara masih menjadi pilar penting ketahanan energi nasional dan sumber penerimaan negara yang signifikan, meskipun menghadapi tantangan tambang ilegal dan biaya produksi yang meningkat.
3. Industri batu bara perlu adaptasi dan dukungan regulasi stabil untuk bertransformasi ke energi hijau sekaligus mengantisipasi tekanan pasar global.


“Jika kondisi global semakin sulit untuk batu bara, maka harus kreatif. Salah satunya lewat hilirisasi, misalnya gasifikasi batu bara untuk menghasilkan bahan baku industri dan substitusi impor,” ujar Aryo, dalam keterangan resmi, Rabu, 17 September 2025.

Data terbaru menunjukkan produksi batu bara nasional hingga Agustus 2025 baru mencapai 485,71 juta ton atau 65,72 persen dari target tahunan. Angka ini menurun 12,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan serupa juga dialami ekspor batu bara, yang tertekan oleh kelebihan pasokan di Tiongkok dan harga global yang terus merosot hingga 11 persen secara tahunan.

Di tengah tantangan ini, hilirisasi batu bara melalui teknologi coal gasification diyakini mampu menghasilkan produk bernilai tambah seperti dimethyl ether (DME) sebagai pengganti LPG impor, juga produk petrokimia dan pupuk yang sangat strategis bagi ketahanan pangan dan energi.

Baca juga:
Motif Rekening Dormant di Balik Pembunuhan Kacab BRI

Selain itu, kontribusi batu bara terhadap penerimaan negara tetap signifikan. Hingga semester I-2025, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari mineral dan batu bara mencapai Rp74,2 triliun atau 59,5 persen dari target tahunan, meningkat 1,1 persen dibanding tahun sebelumnya.

“Sektor ini juga membuka lapangan kerja dan mendukung pembangunan sosial di banyak daerah,” tambah Aryo.

Namun, industri batu bara menghadapi ancaman serius dari tambang ilegal yang merugikan pelaku usaha resmi dan menimbulkan ketidakseimbangan pasar. Aryo mengapresiasi pembentukan Satgas Anti Tambang Ilegal oleh pemerintah yang berada di bawah koordinasi Kementerian Pertahanan.

“Kalau yang legal tidak diberi ruang, justru tambang ilegal yang akan masuk. Ini yang harus diantisipasi,” tegasnya.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Aryo Djojohadikusumo

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI-ICMA), Priyadi, mengingatkan bahwa industri harus mampu beradaptasi menghadapi tekanan global.

“Cadangan batu bara Indonesia masih luar biasa, dengan potensi mencapai puluhan miliar ton. Kami siap mendukung pengembangan energi hijau, tapi itu butuh waktu, teknologi, dan regulasi yang stabil,” ujarnya.

Dengan demikian, hilirisasi batu bara bukan hanya menjadi alternatif ekonomi, tapi juga bagian dari strategi nasional untuk menjaga ketahanan energi dan mendorong keberlanjutan industri di tengah dinamika pasar global.

 

Baca juga:
DPR Soroti Peran Generasi Muda dalam Transformasi Koperasi Digital

“Hilirisasi batu bara melalui teknologi gasifikasi menjadi solusi strategis memperkuat ketahanan energi dan mengurangi ketergantungan impor Indonesia. Namun, tantangan besar seperti tambang ilegal dan tekanan pasar global masih membayangi industri batu bara nasional.”

#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #KetahananEnergi #HilirisasiBatuBara #SubstitusiImpor

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال