GalaPos ID, NTT.
Sebanyak tiga warga ditemukan dalam kondisi tak bernyawa setelah banjir bandang menerjang Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, pada Senin, 8 September 2025.
Ketiganya diketahui masih satu keluarga yang terjebak di dalam pondok di tepi Sungai Malasawu. Hingga kini, empat warga lainnya masih dinyatakan hilang.
“Kami terus mencari sejak pagi hingga sore, tapi belum ditemukan,” ujar Lettu Inf. Abdurahman Akbar lirih, menggambarkan perjuangan tanpa akhir tim SAR yang bergulat dengan medan berat dan cuaca yang tak menentu.”
Baca juga:
- Menko Yusril ke Rutan, Lagu Indonesia Raya Bergema dari Balik Jeruji
- Ferry Juliantono Menteri Koperasi, Anggota DPR: Paket Lengkap
- Scammer Terungkap! Modus Baru Pengiriman dari Manado ke Kamboja
Gala Poin:
1. Banjir bandang di Mauponggo menewaskan tiga orang dalam satu keluarga, empat warga lainnya masih hilang.
2. Cuaca ekstrem memperlambat pencarian, sementara masyarakat tetap dihantui potensi bencana susulan.
3. Minimnya mitigasi bencana menjadi sorotan: sistem peringatan dini dan tata ruang belum maksimal.
Siaran Pers BNPB Nomor 581 yang diterima pada Selasa (9/9/2025), memperbarui jumlah korban serta kondisi terkini di lokasi bencana.
Dua warga juga mengalami luka-luka dan telah mendapatkan perawatan. Korban jiwa langsung dievakuasi ke puskesmas dan diserahkan kepada kerabat.
“Upaya pencarian korban yang hilang sudah dilakukan bersama warga dan unsur lainnya sejak pagi hingga sore, namun belum ditemukan,” ujar Danramil 1625-04/Mauponggo, Lettu Inf. Abdurahman Akbar, dalam keterangan yang diterima GalaPos ID, Selasa, 10 September 2025.
Baca juga:
Balita hingga Lansia, Nama-Nama di Balik Reruntuhan Asobiyah
Pencarian dilakukan oleh tim gabungan BPBD Nagekeo, Basarnas, TNI, Polri, relawan dan warga.
Namun, cuaca mendung hingga malam memperlambat proses SAR. Meskipun demikian, pihak TNI menyatakan pencarian akan terus dilakukan hingga waktu yang ditentukan.
“Kita akan terus mencari. Berbagai upaya pencarian akan dikerahkan di lokasi kejadian,” tegas Lettu Akbar.
Selain korban jiwa, kerusakan material juga tak sedikit. Sebuah rumah dilaporkan hanyut, dua kantor pemerintahan rusak, tiga ruas jalan tertutup longsor, dua jembatan terdampak, serta lahan pertanian dan ternak warga mengalami kerusakan signifikan.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah: Sejauh mana sistem peringatan dini dan mitigasi bencana telah diterapkan secara nyata di kawasan rawan seperti Mauponggo?
Baca juga:
Encuy dan Panggilan Mendesak Kesadaran Kesehatan Mental
“Tragedi banjir bandang di Nagekeo menguak wajah rapuh sistem mitigasi bencana di wilayah rawan. Di balik data dan angka, ada nyawa dan keluarga yang tak sempat diselamatkan.”
#DaruratBencana #BanjirBandangNTT #MauponggoBerduka #MitigasiKritis #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia