GalaPos ID, Probolinggo
Ratusan penari dari berbagai daerah di Pulau Jawa menari dalam balutan batik warna-warni di atas rumput Stadion Bayuangga, Minggu, 21 September 2025.
Perhelatan bertajuk Batik in Motion ini diselenggarakan oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Probolinggo sebagai bentuk promosi budaya, wisata, dan penguatan sektor UMKM.
"Apa jadinya jika batik tak hanya dipamerkan di lemari, tapi ditarikan dalam hentakan musik trendi di atas rumput stadion? Itulah yang terjadi di Kota Probolinggo, ketika ratusan penari menyulap batik menjadi medium promosi yang hidup dan berdetak."
Baca juga:
- PN Sangihe Beberkan Fakta Mengerikan Soal Kekerasan Seksual
- Periksa Payudaramu! SADARI dan SADANIS Kunci Deteksi Dini Kanker
- Geger Dini Hari di Kendal: Kapolsek, Janda, dan Penggerebekan Warga
Gala Poin:
1. Batik in Motion menjadi ajang inovatif yang memadukan tari, batik, dan promosi daerah.
2. Event ini mendukung UMKM batik agar tetap eksis di tengah arus modernisasi.
3. Tari line dance digunakan sebagai sarana promosi pariwisata dan ekonomi kreatif Kota Probolinggo.
Event ini memadukan tarian massal yang tergabung dalam The Universal Line Dance, diiringi musik modern yang mengiringi setiap gerakan anggun para penari.
Bukan sekadar atraksi seni, Batik in Motion menghadirkan batik sebagai bagian dari gerakan—dinamis, tidak beku dalam bingkai tradisi.
“Kegiatan ini sebagai bentuk kecintaan kita akan batik Indonesia yang beragam. Kita berharap Batik in Motion ini dapat terus dilaksanakan untuk memberikan apresiasi terhadap pelaku-pelaku UMKM agar mereka terus bergeliat di tengah arus modernisasi zaman,” kata Ketua Dekranasda Kota Probolinggo, dr. Evariani Aminuddin.
Baca juga:
Perjalanan Dramatis Timnas Futsal Indonesia di Four Nations 2025
Bagi peserta, pengalaman tampil di atas lapangan hijau memberikan sensasi berbeda.
“Luar biasa, ini pengalaman pertama kami tampil di atas rumput. Memang lebih menantang dibanding di lantai datar, tapi justru memberi sensasi berbeda. Semoga acara seperti ini bisa rutin digelar dan pesertanya makin banyak,” ujar Lia Sari, peserta dari Lumajang.
Di balik lenggak-lenggok tarian, tersimpan narasi ekonomi. The Universal Line Dance, organisasi di bawah Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI), menekankan fungsi line dance sebagai sarana promosi pariwisata, kriya, dan bahkan perhotelan lokal.
“Line dance ini bukan hanya olahraga dan seni, tetapi juga alat promosi wisata, kriya, batik, sanggar seni, hingga perhotelan. Kota Probolinggo punya potensi besar sebagai pintu masuk menuju Bromo, bukan hanya tempat transit,” ujarnya.
Dengan menjadikan batik sebagai bagian dari aktivitas fisik dan ekspresi seni, Batik in Motion membuka peluang baru untuk mengaitkan budaya dengan geliat ekonomi masyarakat, dan mengajak generasi muda merayakan warisan nenek moyangnya tanpa merasa terkungkung.
Baca juga:
Miris! Kasus Kekerasan Seksual Sahinge Tinggi
"Di balik kemeriahan tarian di atas rumput Stadion Bayuangga, tersimpan semangat pelestarian budaya dan strategi cerdas untuk mendongkrak ekonomi kreatif lokal. Batik tak sekadar dikenakan, tapi digerakkan, ditarikan, dan diperjuangkan agar tetap hidup di tengah modernisasi."
#BatikInMotion #Tari #UMKM #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia
.jpeg)
.jpeg)