Ahmad Labib: Golkar Harus Jadi Roh Rakyat, Bukan Alat Kekuasaan

GalaPos ID, Jatim.
Dalam atmosfer politik lokal yang sering kali dipenuhi jargon dan retorika kosong, Ahmad Labib — Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Golkar — menawarkan pendekatan berbeda.
Berbicara dalam Musyawarah Daerah Partai Golkar Gresik, Labib tak sekadar mengulang semboyan partai, tetapi menafsir ulang makna di balik slogan “Suara Rakyat, Suara Golkar” dengan kacamata filsafat hukum dan nilai kebangsaan.

Ahmad Labib: Golkar Harus Jadi Roh Rakyat, Bukan Alat Kekuasaan

“Ketika jargon politik tak lagi sekadar slogan, tetapi dibedah dalam bingkai filsafat hukum dan nilai-nilai kebangsaan, apakah partai benar-benar menjadi penyambung lidah rakyat?”

Baca juga:

Gala Poin:
1. Jargon “Suara Rakyat, Suara Golkar” Diangkat ke Level Filsafat: Ahmad Labib mengaitkan slogan partai dengan konsep volkgeist Carl Von Savigny untuk menggambarkan roh bangsa.
2. Golkar Harus Jadi Representasi Nyata Aspirasi Rakyat: Partai politik disebut harus melampaui fungsi elektoral, dan benar-benar menjadi alat perjuangan rakyat.
3. Nilai Islam Jadi Etika Politik: Labib menekankan prinsip-prinsip moral berbasis Al-Qur’an sebagai fondasi musyawarah dan perjuangan partai.


Mengutip pemikiran Carl Von Savigny, filsuf hukum abad ke-19, Labib menyebut bahwa setiap bangsa memiliki volkgeist atau roh bangsa yang mewujud dalam ideologi, adat istiadat, hingga cara bernegara.

“Jiwa bangsa itu aktual dalam kehidupan kolektif melalui konsensus atau kesepakatan bersama tentang perikehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya dalam keterangan yang diterima redaksi, Sabtu, 6 September 2025.

Dalam konteks inilah, menurutnya, jargon “Suara Rakyat Suara Golkar” menemukan bentuk aktualnya.

“Golkar menjadi wadah penyambung kehendak rakyat, sebagaimana dalam istilah Presiden Soekarno, penyambung lidah rakyat,” tegas Labib.

Baca juga:
17+8 Tuntutan Dijawab, Tapi Apakah DPR Benar Berubah?

Pernyataan tersebut mengandung pertanyaan kritis terselubung: sejauh mana partai politik hari ini sungguh-sungguh menyuarakan aspirasi rakyat — atau hanya mengejar kekuasaan semata?

Politik sebagai Cerminan Jiwa, Bukan Alat Kekuasaan
Labib, politisi dari daerah pemilihan Gresik - Lamongan, mengingatkan bahwa partai bukan hanya mesin elektoral.

Lebih dari itu, partai harus menjadi institusi ideologis yang mampu merepresentasikan kehendak rakyat secara kolektif.

“Dalam platform Partai Golkar, suara rakyat ini dimaknai sebagai ideologi dan dasar pembangunan kehidupan bangsa dan negara. Doktrin Golkar adalah Karya dan Kekaryaan. Maka, Golkar harus benar-benar memerankan diri sebagai wadah rakyat untuk berkarya membangun kemajuan bangsa, kesejahteraan seluruh rakyat, dan kedaulatan negara,” katanya.

Golkar dan Jiwa Bangsa: Kritik Ahmad Labib terhadap Politik Pragmatis


Alih-alih hanya membahas strategi pemenangan atau kekuasaan, Labib menyentuh akar filosofis yang lebih mendalam: bagaimana partai bisa menjelma menjadi roh dari rakyat itu sendiri — bukan sekadar representasi simbolik.

Nilai-Nilai Islam dan Etika Politik Kader Golkar
Tak hanya filsafat Eropa, Labib juga meminjam nilai-nilai Islam sebagai landasan moral kader Golkar. Ia menekankan pentingnya enam prinsip dasar: kebenaran, keadilan, kesopanan, kesantunan, ketertiban, dan kesamaan.

Ia mengutip Al-Qur’an Surat Al-‘Ashr sebagai pedoman perjuangan dan musyawarah.

“Dalam menyuarakan pendapat harus berlandaskan kebenaran, dan semua pihak harus memiliki kesabaran serta kebesaran hati agar tercapai mufakat yang murni,” tambahnya.

Baca juga:
UMKM Kuliner Palembang Kini Punya Katalog AR

Pesan ini sekaligus menjadi kritik tersirat pada praktik politik pragmatis yang mengabaikan nilai, konsensus, dan etika dalam proses pengambilan keputusan.

Menutup orasinya, Labib mengingatkan kader Golkar agar tidak mereduksi partai menjadi sekadar kendaraan politik yang hanya aktif lima tahun sekali saat Pemilu tiba.

Ia mengajak agar Golkar benar-benar menjadi “penyambung kehendak rakyat”.

“Makna esensial jargon Suara Rakyat Suara Golkar adalah menjadikan Golkar pewujud jiwa rakyat dan pembangun kehidupan bangsa. Mari kita wujudkan Partai Golkar sebagai penyambung kehendak rakyat, bukan sekadar mesin politik kekuasaan,” tegasnya.

 

Baca juga:
Petrokum Diujicoba: Tikus Mati, Panen Padi Selamat?

“Ahmad Labib, Anggota Komisi VI DPR RI, membedah makna filosofis jargon Partai Golkar dalam Musda Golkar Gresik. Ia mengaitkannya dengan filsafat hukum Jerman dan nilai-nilai Islam sebagai pijakan moral partai dalam menyerap suara rakyat.”

#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #SuaraRakyat #EtikaPolitik #Golkar #Politik

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال