GalaPos ID, Aceh.
Dalam suasana religius dan penuh khidmat, ratusan santri dari seluruh penjuru Aceh berkumpul di Grand Aceh Hotel Syariah, Banda Aceh, Kamis, 21 Agustus 2025, untuk mengikuti Penutupan dan Pengumuman Juara Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Tingkat Provinsi.
“Saat mayoritas anak muda sibuk dengan dunia digital, seorang pemuda Aceh memilih jalan sunyi—menjadi Imam termuda dan inspirasi bagi santri se-Aceh.”
Baca juga:
- Kunci Ekonomi Rakyat, Sarifah: Pembiayaan UMKM dan Pertanian
- Suku Bunga Turun, Misbakhun Desak BI Fokus UMKM
- Festival Pacu Jalur: Dari Arus Sungai ke Arus Uang Rp75 Miliar
Gala Poin:
1. MQK Provinsi Aceh 2025 menjadi momentum silaturahmi dan penguatan tradisi keilmuan Islam melalui kajian kitab kuning.
2. Kehadiran Tgk. Muchtar Andhika, Imam termuda Aceh, menjadi inspirasi bagi ratusan santri dan peserta.
3. Pesan moral disampaikan Tgk. Muchtar agar santri tetap rendah hati, konsisten menuntut ilmu, dan menjadi penjaga ajaran Islam.
Acara yang bertujuan memperkuat tradisi intelektual Islam melalui kajian kitab kuning ini menjadi momen penting bagi perkembangan keilmuan santri dayah di Aceh.
Namun yang menarik perhatian bukan hanya deretan pemenang lomba, melainkan kehadiran sosok muda yang kini menjadi inspirasi di kalangan santri — Tgk. Muchtar Andhika, Imam termuda Aceh yang bertugas di Masjid Al-Falah, Gampong Ujong Kareung, Kota Sabang.
Didampingi oleh gurunya, Abi H. Nazaruddin, Pimpinan Dayah Sirajul Munir Al-Aziziyyah, Gampong Cot Abeuk, Kecamatan Sukajaya, Tgk. Muchtar hadir bukan hanya sebagai tamu, tetapi sebagai teladan hidup.
Baca juga:
Firnando: Himbara Harus Jadi Motor Ekonomi Rakyat
“Alhamdulillah, malam ini saya hadir ikut menyemarakkan acara. Semoga bagi yang mendapatkan prestasi tetap mempertahankan prestasi yang diraih, dan terus konsisten dalam mendalami ilmu, tidak boleh ada sifat sombong,” ujar Tgk. Muchtar, dalam keterangan yang diterima redaksi, Jumat, 22 Agustus 2025.
Dalam pernyataan lainnya, ia menekankan pentingnya peran santri sebagai benteng utama dalam menjaga nilai-nilai Islam di Tanah Rencong.
“Santri merupakan garda terdepan dalam menjaga ajaran Islam di Aceh. Melalui MQK, kita berharap lahir generasi ulama muda yang berilmu, berakhlak, dan siap mengabdi kepada masyarakat,” tambahnya.
Musabaqah Qiraatil Kutub sendiri bukan sekadar kompetisi, melainkan manifestasi dari tradisi keilmuan Islam yang mengakar kuat dalam sejarah peradaban Aceh.
Dalam konteks sosial, MQK juga menjadi sarana silaturahmi lintas dayah dan pesantren, mempererat ukhuwah di tengah derasnya arus modernitas.
Gelaran MQK 2025 ini menjadi cerminan bahwa pendidikan Islam berbasis kitab kuning masih hidup dan berkembang di Aceh.
Di tengah tantangan zaman, kehadiran figur muda seperti Tgk. Muchtar menjadi simbol harapan bahwa estafet ulama dan dakwah tidak akan terputus.
Baca juga:
emaja Eksekutor Pembunuhan Dibekuk, Tiga Buron
“Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat provinsi di Aceh tak hanya menjadi ajang kompetisi, tapi juga momentum kebangkitan tradisi keilmuan Islam. Hadirnya Imam termuda Aceh, Tgk. Muchtar Andhika, memperkuat pesan moral bagi generasi santri.”
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #SantriAcehBersatu #KitabKuning #UlamaMuda #TradisiIslamAceh #GemaMQK