Dewi Yustisiana: Pasar REC Kunci Transisi Energi Bersih

GalaPos ID, Jakarta.
Anggota Komisi XII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Dewi Yustisiana, menyatakan dukungannya terhadap pengembangan pasar Renewable Energy Certificate (REC) sebagai langkah strategis mempercepat pencapaian target bauran energi terbarukan (EBT) Indonesia, yakni 23 persen pada 2025 dan 61 persen pada 2034.

Pasar REC Dinilai Solutif Dorong Investasi Energi Terbarukan

“Pasar REC memberi fleksibilitas dan solusi nyata untuk akselerasi energi bersih kita. Dewi Yustisiana menyerukan percepatan transisi energi bersih melalui pasar REC—bukan sekadar wacana, tapi strategi konkret menghadapi tantangan global.”

Baca juga:

Gala Poin:
1. Dewi Yustisiana menyatakan dukungan terhadap pengembangan pasar Renewable Energy Certificate (REC) sebagai strategi percepatan pencapaian target bauran energi terbarukan.
2. Pasar REC dinilai memberikan fleksibilitas bagi industri dan membuka pendanaan untuk pembangunan energi bersih tanpa bergantung langsung pada pembangkit baru.
3. Komisi XII DPR RI akan mengawasi regulasi dan mendorong pemberian insentif agar pasar REC mampu menarik investasi dan memperkuat posisi Indonesia di kancah energi hijau global.

 

Hal tersebut disampaikan legislator dari Fraksi Partai Golkar dan mewakili daerah pemilihan Sumatera Selatan II.

“Pasar REC memberi kesempatan bagi sektor industri untuk membeli energi bersih tanpa harus mengandalkan pembangunan pembangkit energi terbarukan. Ini memberikan fleksibilitas yang sangat dibutuhkan dalam percepatan pencapaian target bauran EBT kita. Oleh karena itu, pengembangan pasar ini perlu didorong dengan regulasi yang jelas dan insentif fiskal yang menarik,” ujar Dewi di Jakarta, Rabu, 31 Juli 2025.

Dewi menjelaskan, Indonesia membutuhkan kontribusi aktif seluruh sektor, baik publik maupun swasta, dalam mencapai target ambisius tersebut.

Baca juga:
Wisata Purbalingga Meledak! Ini 7 Tempat Favorit 2025


Pasar REC dapat menjadi sumber pendanaan alternatif untuk proyek-proyek pembangkit energi bersih, sekaligus mendukung industri dalam memenuhi kewajiban lingkungan yang semakin diperketat, termasuk dalam skema carbon border adjustment mechanism (CBAM).

“Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara yang sudah memulai skema REC mereka. Indonesia tidak boleh tertinggal. Pasar REC adalah langkah yang tepat untuk mempercepat integrasi energi terbarukan dalam sistem ketenagalistrikan kita. Kami berharap, pasar ini akan mendorong lebih banyak pembangkit energi terbarukan, serta mendatangkan investasi yang dibutuhkan,” tegas Dewi.

DPR Dukung Pasar REC Sebagai Akselerator Energi Terbarukan Nasional
Foto: Kementerian ESDM

Dewi menekankan pentingnya peran pemerintah dalam memperkuat regulasi pasar REC agar mekanismenya berjalan efisien dan transparan.

Ia juga mengapresiasi langkah PLN dalam memperluas akses pasar REC melalui kerja sama lintas sektor dan pembangunan infrastruktur pendukung.

“Komisi XII DPR akan terus mengawasi perkembangan pasar REC ini, termasuk mendorong pemerintah agar memperkenalkan insentif yang lebih menarik untuk sektor swasta. Ini adalah langkah untuk memastikan bahwa Indonesia tidak hanya memenuhi target bauran EBT, tetapi juga memperkuat posisi negara kita dalam investasi hijau global,” tutupnya.

 

Baca juga:
Ekonom: Trade Deal RI-AS Disambut Positif Pasar

“Dewi Yustisiana, Anggota Komisi XII DPR RI, menyoroti pentingnya pengembangan pasar Renewable Energy Certificate (REC) sebagai solusi percepatan transisi energi bersih dan peningkatan investasi hijau di Indonesia. Ia mendorong pemerintah segera memperkuat regulasi dan insentif demi mencapai target energi terbarukan nasional.”

#EnergiTerbarukan #PasarREC #TransisiEnergiBersih #InvestasiHijau #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia